Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Hal-hal yang Tidak Digambarkan dalam Iklan Masak

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
1 Mei 2020
A A
Resep Boleh Sama, tapi Kalau Beda yang Memasak, Kok Rasanya Lain?
Share on FacebookShare on Twitter

Meski saya bukan penikmat tayangan televisi, tapi kalau sekadar iklan sih, saya paham. Sesekali nemenin anak nonton kartun Gumball soalnya. Beda kalau misalnya ditanya soal sinetron atau program reality show. Aduh, nyerah kalau ini.

Dari sekian banyak iklan di televisi, saya sebagai emak-emak menyatakan tergelitik dengan adanya iklan masak yang menampilkan adegan ibu dan anak masak bersama. Ingin rasanya berkata, “Aslinya nggak gituuu…”saya sebagai emak-emak menyatakan tergelitik dengan adanya iklan masak yang menampilkan adegan ibu dan anak masak bersama. Ingin rasanya berkata, “Aslinya nggak gituuu…” Tapi apalah daya. Iklan tetaplah iklan. Tentu harus menampilkan sisi baik dan manis yang membuat kita tertarik untuk mencoba. Iklan dengan visual ibu dan anak sedang masak, misalnya. Salah satu tujuannya pasti ingin menggambarkan pengalaman memasak bersama anak yang menyenangkan sehingga para emak tertarik untuk mencoba.

Dan setelah dicoba… ealah, kok tidak semudah dan seindah iklan di TV, ya? Eh ini berlaku juga untuk masak bersama pak suami, loh ya. Asli ribet kerena harus menjelaskan ini dan itu. Belum lagi kalau hasil pekerjaannya tidak sesuai harapan. Wortel diiris terlalu tebal atau kentang yang dikupas tidak bersih. Hmm… gemesnyaaa!

Saking gemasnya, sampai langsung mengambil alih pisau di tangan pak suami sambil berseru tertahan, “Udah sana, Ayah nonton TV aja!” Hahaha… yang begini tentu saja tidak dimunculkan di iklan TV.

Masak bareng anak memang tidak mudah, apalagi kalau anaknya dua. Siap-siap, deh. Okelah menit pertama sampai ketiga masih aman. Tapi menit berikutnya? Tepung bisa jadi bahan coret-coretan di tangan ataupun muka. Spatula yang dari tadi ayem nggak tahu apa-apa tiba-tiba setelah dipegang salah satu anak, jadi bahan rebutan. Satu sama lain saling mengklaim. Persis seperti kasus wayang kulit dan batik yang pernah diklaim negara tetangga. Padahal sebelum acara masak dimulai, sudah ada pembagian tugas: kakak bagian tuang, adik bagian aduk, tapi yaaa… gitu deh~

Belum soal adonan yang tercecer tumpah ke mana-mana atau baju yang jadi lap dadakan. Apakah digambarkan dalam iklan? Jelas tidak. Sosok yang digambarkan sebagai ibu tetap terlihat syantik tanpa keringat sedikit pun. Wajahnya masih mengumbar senyum dan tatanan rambut atau kerudungnya masih ter-setting rapi. Aduhai… sungguh pemandangan yang indah.

Mari bandingkan dengan kondisi sebenarnya setelah kegiatan masak bareng anak selesai: ketek basah gara-gara keringat, baju bau asap, kerudung kecipratan adonan, lantai dapur jadi lengket dan…senyum? Ah, ke mana, ya? Sepertinya ikut kemasak tadi.

Bagaimana dengan anak-anak? Sama saja. Cuma bedanya mereka masih bisa ketawa-ketiwi. Nggak kayak emaknya yang cuma bisa pasrah dan bertanya-tanya, ini kok perkakas dapur tiba-tiba keluar lebih banyak daripada saat masak sendiri, ya?

Baca Juga:

5 Privilese Ngekos Bareng Ibu Kos yang Banyak Orang Nggak Tahu

4 Hal Menyebalkan yang Membuat Ibu-ibu Kapok Pergi ke Posyandu

Tantangan jadi makin berat manakala yang mau dimasak adalah resep baru yang ditonton via YouTube. Fokus terbagi antara mengikuti langkah-langkah di YouTube sama menjawab pertanyaan atau komentar anak yang kadang bikin ngakak sekaligus kesel. Misalnya saja nih, saya pernah memutar-mutar wajan, ehhh sama anak-anak langsung ditepuk tangani sambil komentar, “Ayo Mbu… Terus, Mbu… Putar, Mbu….” Hadeh, dikira lagi akrobat apa, ya? Kzl.

Tapi, yang membuat saya heran adalah meski tahu masak bareng anak itu begitu menantang bin repot, kok mau-maunya gitu loh saya masak bareng anak-anak lagi di lain kesempatan. Apa nggak kapok? Mengingat prosesnya begitu menguras tenaga dan emosi? Sebenarnya bukan tidak kapok sih, tapi kapoknya saya ini rupanya ‘kapok Lombok’, alias hari ini bilang kapok tapi lain waktu malah mengulangi lagi. Ibarat orang taubat itu bukan taubat nasukha.

Jadi, ketika ada menu baru dan menu itu ‘anak-anak’ banget, saya sering tergoda untuk mempraktikkannya dengan anak-anak. Tapi memang tidak langsung eksekusi hari itu juga. Lihat suasana hati, fisik dan tentunya… kondisi dompet.

Kalau suasana hati sedang buruk, mending jangan praktik masak bareng anak-anak. Berat. Kamu nggak akan kuat. Begitu pun kalau fisik dirasa sudah lelah karena habis betulin genteng misalnya, ya jangan dipaksakan. Rentan perang. Bahaya. Nggak baik buat anak-anak. Kan nggak lucu juga kalau sepanjang acara masak-masak anak terus-terusan dimarahi. Itu lagi masak apa lagi ospek maba. Terpenting, jangan lupakan juga kondisi dompet. Ingat, beli bahan-bahan itu pakai uang bukan pakai daun suji apalagi pakai mantra, “Nanti saya bayar awal bulan ya, Bu.”

BACA JUGA Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu dan tulisan Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Mei 2020 oleh

Tags: AnakIbuIklan masak
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Memakaikan Perhiasan Emas pada Anak Tak Lebih dari Kebodohan Orang Tua terminal mojok

Memakaikan Perhiasan Emas pada Anak Tak Lebih dari Sekadar Kebodohan Orang Tua

7 Agustus 2022
anak bungsu

Nasib Menjadi Anak Bungsu: Dari Disayang Sampai Dengan Menjadi Pesuruh

26 Juni 2019
mamak

Surat Terbuka Untuk Para Mamak di Seluruh Dunia

23 Agustus 2019
Ilmu Parenting Hanya untuk Orang Kaya? Ngawur! anwar zahid

Parenting menurut K.H. Anwar Zahid: Menuntun, Bukan Menuntut

15 April 2023
Mengenal Fase Falik pada Anak dan Tips Menghadapinya Terminal Mojok

Apa Itu Fase Falik pada Anak dan Cara Menghadapinya

8 November 2022
Berbahayakah Kalau Anak PKI Bisa Jadi Tentara Terminal Mojok

Berbahayakah Kalau Anak PKI Bisa Jadi Tentara?

2 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.