Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Hal-hal yang Dirindukan dari Warung Makan Zaman Dulu

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
5 Juni 2021
A A
Hal-hal yang Dirindukan dari Warung Makan Zaman Dulu terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Tumbas adalah sebuah kata yang ampuh digunakan sebagai pembuka dalam transaksi di warung. Entah anak zaman sekarang masih menggunakan kata itu atau tidak. Di saat saya kecil, saat kata tumbas masih sering saya ucapkan, warung bermodel jadul masih banyak jumlahnya. Warung makan yang menjual makanan rumahan dan juga makanan tradisional masih belum tergeser oleh ruko. Selain makanan dan suasananya yang lebih asri, ada banyak hal lain yang saya rindukan.

Interaksi dengan pelanggan adalah salah satunya. Penjual dan pembeli terasa tak ada jarak, seperti sudah kenal lama, meski banyak yang baru bertemu. Jika dulu ada yang hendak memborong masakan di warung, si penjual pasti tak memperbolehkan. Sekarang warung-warung itu sudah dilanjutkan para ahli warisnya, dan mereka tutup secepat yang mereka bisa. Jika dulu satu orang hanya diperbolehkan membungkus dua atau tiga porsi, kini mau borong semua pun boleh. Jika dulu memikirkan langganan dan menjaga agar pengunjung lain tak kecele, kini yang penting cepat habis. Ya sah-sah saja, namun rasanya kurang mashok. Kurang romantis.

Dulu tak ada kasir, bayar kurang limaratus perak misalnya, biasanya diikhlaskan. Atau saat nggak punya kembalian, maka uang disuruh bawa dulu untuk kemudian dibayar di lain hari. Interaksi semacam itu kini sulit didapatkan. Sekarang tentu susah sekonyong-konyong mau percaya sama orang. Warung-warung legendaris itu sudah mulai berubah seperti minimarket atau waralaba ayam goreng. Tempat mereka makin bersih dan ada kipas anginnya, tapi yang jaga warung sudah tidak kenal dan hafal dengan para pelanggan.

Saat saya kecil, saya biasa pergi ke sebuah warung bersama kakek saya. Si penjual sangat hafal dengan kakek saya dan cucunya, beserta nama bapak dan pakde saya, tetangga, sampai ke adik kakek saya. Pokoknya dia kenal dengan setiap orang yang langganan ke warungnya. Mau bungkus banyak-banyak juga tidak boleh, kasihan pembeli lain. Tak perlu ngomong mau makan apa, si penjual sudah pasti hafal. Ada peristiwa magis yang hilang di warung itu.

Saat warung itu dirombak, interaksi seperti tadi juga ikut hilang. Tadinya rumah kayu, kini berubah jadi joglo beton. Yang tadinya ruko kecil, kini jadi restoran. Tiba-tiba sekarang ada tukang jaga kasir, ada stand jus buah, sampai pelayan berseragam yang berpenampilan menarik. Sebenarnya tak mengapa, rasa masakan mereka masih sama. Usaha mereka juga makin maju. Yang disayangkan adalah kedekatan dengan pelanggan yang makin pudar. Mereka memang rajin tersenyum, tapi rasanya tetap ada yang kurang.

Karena dahulu warung bukan hanya sekedar warung. Warung adalah tempat untuk ngobrol, diskusi, gibah, hingga sarana rekreasi yang dimanfaatkan oleh saya dan mbah saya. Seenak apa pun makanan di warung itu, suasana dan grapyak atau keakraban si pemilik juga penting. Komunikasi yang terjalin antara pembeli, obrolan ringan hingga berat, semua jadi satu di sebuah warung. Setiap warung punya makanan khas sendiri-sendiri, tapi suasana, interaksi yang khas dan nyaman yang juga dibutuhkan pelanggan.

Rasanya eman-eman sekali, keindahan interaksi yang alamiah itu harus tergeser alat elektronik. Dulu orang ngobrol, bahkan dengan orang dari meja lain. Kini ada TV yang menyala terus sepanjang hari, menutupi keriuhan suara smartphone. Semua memang bergerak makin cepat. Orang zaman dulu pergi ke warung untuk makan enak dan bersosialisasi. Sekarang makan, selesai, bayar, langsung pergi. Entah manusianya yang makin sibuk atau waktu hidup yang rasanya memang makin pendek.

Sumber Gambar: Remfm Unnes

Baca Juga:

10 Makanan yang Sering Bikin Salah Paham karena Namanya

5 Rekomendasi Warung Makan Tanpa Tukang Parkir Dekat Unsoed Purwokerto, Semoga Tukang Parkir Nggak Baca Ini!

BACA JUGA 5 Kelakuan Pembeli yang Bikin Kesal Pemilik Warung Makan atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: Kuliner TerminalMakanannostalgiawarung makan
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

5 Makanan Starbucks yang Rasanya Gagal Mojok.co

5 Makanan Starbucks yang Rasanya Gagal

29 November 2024
Sate Kere: Kuliner Khas Solo yang Dulu Dipandang Sebelah Mata, Sekarang Jadi Primadona

Sate Kere: Kuliner Khas Solo yang Dulu Dipandang Sebelah Mata, Sekarang Jadi Primadona

25 Oktober 2023
Sujebi, Sup Mi tapi Bukan Mi dari Korea terminal mojok

Sujebi, Sup Mi tapi Bukan Mi dari Korea

25 Juni 2021
Makanan Khas Pulau Lombok yang Lombok Abis terminal mojok

Mengenal Ragam Makanan Khas Pulau Lombok yang Lombok Abis

24 Juni 2021
3 Warung Makan Dekat UIN SAIZU Purwokerto, Pemadam Kelaparan Ramah Kantong Mahasiswa Terminal Mojok

3 Warung Makan Dekat UIN SAIZU Purwokerto, Pemadam Kelaparan Ramah Kantong Mahasiswa

27 November 2022
4 Ciri Rumah Makan yang Dijauhi Banyak Orang. Nggak Lagi-lagi deh Makan di Sana!

4 Ciri Rumah Makan yang Dijauhi Banyak Orang. Nggak Lagi-lagi deh Makan di Sini!

5 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Saya Bangga Setengah Mati Lahir dan Besar di Kebumen (Unsplash)

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

10 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi
  • UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan
  • Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.