Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Hai People Power, Sudahi Aksinya yo?

Soffya Ranti oleh Soffya Ranti
23 Mei 2019
A A
people power

people power

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang belum tahu berita hangat dan cukup menjengkelkan ini, aksi People Power di depan kantor Bawaslu sampai ricuh tak terkendali di Jakarta 21-22 Mei 2019. Hoalah lagi-lagi politik~

Bangun sahur pagi saya disambut saat iseng membuka Instagram. Linimasa dipenuhi berita tak terduga dari aksi di kantor Bawaslu. Aksi People Power ini dilatarbelakangi kecurigaan atas kecurangan Bawaslu mengenai rekapitulasi suara Pilpres 2019. Saat melihat beberapa video dan beritanya terlihat benar-benar tidak kondusif.

Negara +62 ini sudah seperti dipenuhi bar-bar yang tidak tahu batas soal etika berpendapat. Alih-alih ingin membela kepentingan rakyat kok malah lebih kelihatan membela kepentingan politik.

Sebenarnya aksi dibolehkan saja bahkan sudah diberi kesempatan tetapi yang jadi masalah saat itu ialah mereka yang sudah melewati batas waktu pelaksanaan aksi sehingga kemudian memicu ketegangan. Sudah toh, namanya kompetisi ya ada menang kalah—mau tidak mau kita harus iklas.

Ramadan yang harusnya dipenuhi berkat, keikhlasan dan legowo malah jadi aksi penuh emosi karena tak terima paslonnya kalah lalu membuat cerita kecurangan. Saya sendiri juga tidak menjamin benar-benar tidak ada kecurangan sama sekali juga. Lagipula yang saya tahu saat berita kecurangan muncul toh juga diulang kembali pemilunya.

Kalau jadinya seperti ini miris rasanya melihat kembali ke belakang beberapa para pahlawan kotak suara yang sakit sampai gugur karena diamanahi tugas negara, mereka yang menjaga mati-matian agar tetap steril tidak ada kecurangan sekecil apapun—wahai kalian yang gugur semoga mendapat tempat terbaik di sisiNya—miris banget kalau sekarang dibayar dengan aksi 22 Mei.

Perjuangan mereka itu mati-matian lo, hai People Power! Mereka belain sampai bolos bekerja dan nggak tidur demi menjaga surat suara—tanggung jawabnya dunia akhirat. Terus dibayar dengan kalian demo dan memberikan efek tidak tentram seluruh Indonesia ini dan apa sih mau kalian? Mau memecah belah NKRI? Katanya NKRI harga mati kok seperti ini—nelangsa aku tuh. Ricuh di mana-mana sampai dampaknya mengganggu hajat hidup orang banyak.

Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Jika saya salah mohon dikoreksi. Toh terjadi beneran kata-katanya bapak Proklamator. Kini aparat kepolisian seakan perang dengan warga sendiri karena aksi ini.

Aparat polisi sekarang sedang mati-matian mengamankan lingkungan sekitar dari aksi ricuh tak terkendali ini. Bagaimanapun mereka yang berusaha tetap bertugas dalam ibadah puasanya,berusaha situasi Indonesia kembali kondusif di bulan yang harusnya dipenuhi tadarusan dan berkah bukan bakar ban atau saling serang.

Tak hanya Jakarta yang dipenuhi drama aksi 22 Mei. Surabaya sore tadi—walaupun tak seheboh Ibukota—tepat di depan kantor KPU beberapa anggota memakai atribut demo dengan rata-rata berpakain putih tak lupa spanduk “Tolak Kecurangan Pemilu” diteriakkan oleh salah satu lelaki parubaya di atas mobil bak terbuka yang dibumbui dengan gema takbir.

Jadilah macet lumayan panjang akibat aksi ini. Merugikan banyak orang kan? Bagi saya tentu saja merugikan. Jadi makin sumpek di jalan, atau mungkin sebagian malah jadi mengganggu waktu ngabuburitnya? Entahlah, yang penting saya harus segera pulang untuk buka bersama keluarga.

Tahukah kamu, hai People Power? Dampak yang terjadi dua hari ini. Provokasi, hoax di sana-sini, kerusakan lingkungan, pekerja dan pelajar yang terpaksa diliburkan, korban salah tembak.Sampai trendingnya #Whatshappdown #Instagramdown #Facebookdown karena Pemerintah sengaja menonaktifkan media sosial guna menghindari bertambahnya berita hoax. Duh jadi merugikan semua orang bahkan yang tidak terlibat sekalipun. Walaupun jika kita pikir-pikir lagi “mungkin kalau yang menang si paslon 02 juga ga menjamin akan ga terjadi aksi seperti ini juga”. Ya memang tidak ada yang menjamin tidak akan terjadi dan berharap tak akan terjadi juga. Siapa sih yang mau NKRI ricuh seperti ini.

Sudahlah sejak awal saya mempunyai keyakinan, siapapun yang menang Paslon 01 atau 02 yah walaupun sudah diumumkan Paslon 01 yang menjadi pemimpin 5 tahun ke depan, tidak akan merubah sepenuhnya keadaan apapun kecuali kita sendiri. Yang bekerja itu diri kita sendiri, kalau sifatmu yang sama saja tak ada perubahan dalam kinerja apapun, hidup kita sama saja tak ada perubahan. Terus kalau tidak ada perubahan di hidup kita lalu nyalahin Presiden dan Pemerintah? Ya ndak ada hubungannya toh.

Memang tidak ada salahnya berpendapat dan ini dijamin pula dalam Undang-Undang, tetapi etika dan peraturan harus tetap ditaati. Ada persoalan Indonesia yang lebih penting seperti halnya pendidikan, kesehatan, kemiskinan dan lain sebagainya yang juga butuh untuk didiskusikan dan dipecahkan permasalahannya daripada harus menuntut kecurangan rekapitulasi suara. Negara kita adalah negara hukum dengan mekanisme peradilan yang mengatur kehidupan bernegara,  sehingga jika ada masalah tak perlu sampai dibesarkan sampai ricuh seperti ini dan merugikan berbagai macam pihak.

Yuklah bulan Ramadan janganlah capek-capek aksi sana sini yang mengganggu ibadahmu apalagi yang sampai merugikan umat yang lain. Hai People Power, sudahi aksinya yo?

Kita semua tetap bagian yang sama dari NKRI. Semoga damai dan tentram selalu Indonesiaku.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Aksi 22 MeiIndonesiaPeople PowerPilpres 2019
Soffya Ranti

Soffya Ranti

Yang sedang melawan penyakit malas dengan mencoba produktif dengan menulis.

ArtikelTerkait

pelet ilmu hitam indonesia santet mojok

Indonesia Bukannya Nggak Mau, Tapi Memang Nggak Bisa Pakai Santet untuk Melawan Belanda

29 Juli 2020
10 Perbedaan Kehidupan Anak SMA Korea dan Indonesia Terminal Mojok

10 Perbedaan Kehidupan Anak SMA Korea dan Indonesia

13 Maret 2022
6 Acara Televisi yang Sebaiknya Ditayangkan Kembali

6 Acara Televisi yang Sebaiknya Ditayangkan Kembali

26 Mei 2022
Perlu Ada Balance of Power di Laut Cina Selatan

Perlu Ada Balance of Power di Laut Cina Selatan

8 Januari 2020
7 Hal di Kampus China yang Tidak Ditemukan di Indonesia

7 Hal di Kampus China yang Tidak Ditemukan di Indonesia

16 Maret 2022
Menguak Rahasia Kepopuleran Milo Malaysia di Indonesia, yang Katanya Jauh Lebih Enak ketimbang Milo Indonesia (Akun Instagram Milo Malaysia)

Menguak Rahasia Kepopuleran Milo Malaysia di Indonesia, yang Katanya Jauh Lebih Enak ketimbang Milo Indonesia

13 Juli 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.