Kreativitas masyarakat Indonesia dalam mengelola makanan perlu diacungi jempol. Kita bisa lihat contohnya dari ragam olahan singkong. Singkong bisa diolah menjadi tepung tapioka, tape, tiwul, timus, combro, dan klepon. Selain itu, ada inovasi lain, yaitu getuk goreng.
Salah satu getuk goreng yang sudah melegenda adalah getuk goreng Sokaraja. Yaps, makanan satu ini merupakan salah satu makanan khas di Kabupaten Banyumas. Ketika kalian melintas di jalanan Sokaraja, pasti akan ada banyak sekali toko yang menjual getuk goreng. Namun, di antara semua toko yang ada, Toko Getuk Goreng Haji Tohirin yang paling menyita perhatian. Bagaimana tidak? Haji Tohirin sekarang sudah memiliki sekitar 10 cabang yang semuanya berada di jalan Jendral Soedirman, Sokaraja, Banyumas.
Getuk Goreng Haji Tohirin sudah berdiri sejak 1913. Usianya sekarang sudah mencapai satu abad lebih. Waktu yang tidak singkat. Kisah ini berawal dari seorang bernama Sanpirngad dan istrinya, Sayem. Mereka adalah seorang pedagang nasi dan jajan yang ada di Sokaraja, Banyumas. Dahulu, warungnya sangat sederhana, hanya terbuat dari anyaman bambu. Jenis makanan yang dijajakan pun sangat banyak. Salah satunya adalah getuk. Lantaran makanan olahan singkong satu ini cepat basi, Mereka pun memikirkan cara supaya makanan satu ini tidak mudah bau dan bisa bertahan lama.
Kemudian terbesit dalam benaknya agar menggoreng getuk tersebut agar lebih awet dan tidak mudah basi. Selain itu, getuk goreng ditambahi sedikit gula kelapa, jadilah getuk goreng. Dalam pembuatan getuk goreng juga ada beberapa resep rahasia yang membuat makanan olahan singkong satu ini semakin istimewa.
Pada 1967, Sanpirngad meninggal dunia dan mewariskan usaha getuk gorengnya kepada menantunya yang bernama Tohirin. Tangan dingin Tohirin lah yang membuat usaha getuk goreng mampu berkembang dengan pesat dan mencapai masa kejayaan. Yang awalnya hanya sekedar warung dari bambu menjadi gedungan besar. Yang mulanya hanya satu cabang menjadi tiga cabang. Haji Tohirin mengajak tiga orang anaknya untuk melanjutkan usahanya tersebut. Hingga pada 2010, Getuk Goreng Asli Haji Tohirin sudah buka 10 cabang di jalan Sokaraja, Banyumas.
Inilah alasan di sepanjang jalan Sokaraja ada papan nama bertuliskan “Getuk Goreng Asli Haji Tohirin”. Bahkan, ada toko-toko lain yang memakai embel-embel tersebut di papan nama tokonya. Ya mungkin ini yang di sebut sebagai The Power of Tohirin, Guys. Oh ya, getuk goreng juga sudah tersedia di berbagai daerah di Kabupaten Banyumas.
Proses pembuatan getuk goreng masih sangat sederhana. Untuk proses pengukusan pun masih menggunakan dandang berbahan kayu bakar. Sedangkan proses pembuatan adonannya masih dengan cara ditumbuk menggunakan lumpang. Hal ini dilakukan agar rasanya tetep terjaga.
Saat pertama kali, getuk goreng Haji Tohirin hanya memiliki satu varian rasa, yaitu rasa original. Saat ini, ada berbagai varian rasa yang tersedia. Di antaranya rasa durian, nangka, cokelat dan nanas. Jadi, kalo kalian mau beli getuk goreng nggak bakal bosen deh, Guys. Kalian bisa pesen rasa sesuka hati.
Getuk goreng biasanya disajikan dengan menggunakan bungkus yang alami. Getuk goreng dibungkus menggunakan besek yang dianyam dari bambu berbentuk segi empat. Terakhir saya beli, harga satu besek berisi setengah kilo getuk goreng seharga 22.000 rupiah. Waktu itu, Saya membeli dengan rasa campur. Lumayan murah loh, Guys! Bisa buat buah tangan bagi kalian yang hendak liburan ke daerah Purwokerto, Baturaden, Banyumas dan sekitarnya. Selamat berbelanja, Guys! Jangan lupa borong yang banyak buat yang di rumah, yak!
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Nopia, Makanan Khas Banyumas yang Selama Ini Dianaktirikan