Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Es Teh Adalah Menu Paling Laris dan Paling Cuan di Coffee Shop, Bukan Kopi. Kopi Cuma Jadi Beban!

Riyanto oleh Riyanto
4 November 2023
A A
Es Teh Adalah Menu Paling Laris dan Paling Cuan di Coffee Shop, Bukan Kopi. Kopi Cuma Jadi Beban!

Es Teh Adalah Menu Paling Laris dan Paling Cuan di Coffee Shop, Bukan Kopi. Kopi Cuma Jadi Beban! (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ke coffee shop cuma pesen es teh emang salahnya di mana? Apa karena harganya murah dan dianggap beban? Tunggu dulu, justru margin keuntungan es teh itu gede banget, lho!

Lagi pula ada alasan kenapa pelanggan memilih menu es teh. Meski udah lama pilih menu bolak-balik halaman, tanya-tanya ke barista sampai detail, kalau nggak nemu menu yang menurutnya oke, ya wajar dong pilih yang paling aman. Apa itu? Ya es teh. Di mana-mana rasanya gitu-gitu aja. Kebangetan kalau ada coffee shop yang jualan es teh nggak enak.

Es teh adalah menu best seller di coffee shop

Saat tren kopi susu gula aren melanda, banyak coffee shop yang punya menu itu. Lucunya, semuanya mengeklaim es kopi susu gula aren adalah signature drink. Aneh bener, signature kok sama semua cuma beda nama.

Apa hubungannya tren itu sama es teh? Ya soalnya pas ditanya kenapa es kopi susu gula aren dijadikan signature, alasannya karena menu itu yang laris. Lihat? Sudah sesat pikir sejak awal, kan? Sesat pikirnya double lagi.

Sesat pikir pertama, signature drink itu nggak harus best seller. Justru di signature drink, kita bisa menciptakan menu paling liar dan out of the box. Nggak harus best seller. Tujuannya bukan itu. Tujuannya sebagai identitas dan pembeda dari coffee shop lain. Nggak terlalu laku ya nggak apa-apa. Kalau laku tentu lebih hepi.

Akan tetapi harus dipahami kalau menu best seller dan signature menu itu nggak sama, ya. Ini juga masuk ke sesat pikir kedua. Kalau bilang signature drink itu minuman yang paling laku, woy, ada jajaran es teh yang ketawa.

Faktanya, menu yang paling laris di coffee shop adalah es teh. Cek aja data penjualan kalau ngeyel. Kalau nggak lychee tea ya es teh biasa!

Seumpama ada yang bilang, “Es teh biasa mana bisa dijadiin signature, Bang? Kan rasanya sama semua di mana-mana.” Jawabannya cuma ada dua.

Baca Juga:

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

Pertama, masa nggak bisa bikin kreasi teh yang beda dari tempat lain? Kedua, ya emang kenapa kalau rasanya sama? Ungkapan signature drink rasanya harus beda antar coffee shop sudah dipatahkan sejak munculnya es kopi susu gula aren!

Ke coffee shop nggak harus pesen kopi

Nggak harus ngopi di coffee shop, kan? Ada thai tea, ada es cokelat, bahkan air mineral juga ada. Kalau seandainya ke coffee shop wajib ngopi, ngapai juga mereka sediain menu non-coffee? Hapus aja varian non-coffee. Selama diberi pilihan, pelanggan ya bakal milih lah. Entah dia memilih yang nggak ada di coffee shop lain, milih yang paling murah, atau milih nyari ribut karena cuma nongkrong tapi nggak beli!

Karena ada pilihan es teh yang enak, seger, dan murah, yaudah auto jadi primadona. Lagian jangan salah, siapa bilang es teh itu jadi beban di coffee shop? Karena relatif murah, justru berpeluang beli dua kali kalau nongkrong lama, kan? Atau meski cuma beli sekali, sadarilah bahwa minuman satu ini margin keuntungannya sangat gede!

Jasa es teh yang kerap dilupakan

Meski es teh itu harganya relatif murah, tapi mengambil keuntungan dari menu satu ini banyak, lho. Bahan-bahan utama minuman ini apa, sih? Cuma es dan teh, kan? Es berapa, sih? Teh berapa, sih? Gula cair berapa, sih? Modalnya murah semua, dijual hampir 20 ribu. Gimana nggak cuan? Tapi kok sering dianggap beban?

Semahal-mahalnya teh Dilmah, per tea bag-nya harganya berapa, sih? Tiga ribuan, kan? Dijualnya belasan ribu. Udah cuan berkali lipat, dong! Habis gitu jadi menu paling laris! Lucu aja namanya coffee shop, tapi menu yang paling banyak cuannya dan jadi best seller malah es teh, terus kalau ada yang pesen minuman satu ini malah disepelekan.

Mungkin kalian bertanya-tanya, emangnya ada yang nyepelein? Siapa yang nyepelein? Yaelah, masa nggak pernah denger komentar negatif di sana sini soal ke coffee shop cuma pesen es teh tapi nongkrongnya delapan jam? Nah, ini juga. Harusnya bukan tehnya yang salah, tapi nongkrong delapan jamnya itu yang harus diperhatikan.

Nongkrong delapan jam, misal pesen menu yang paling mahal dan cuma sekali, harusnya tetep nggak oke, kan? Kok yang dipandang negatif cuma es teh?

Padahal minuman ini udah berjasa besar dengan margin keuntungannya yang gede, lho. Bandingkan dengan kopi susu rasa-rasa, yang sirupnya sendiri aja udah mahal. Belum modal kopinya, susunya, mesin espresonya, dll. Udah margin keuntungannya relatif kecil, jarang laku pula.

Menu kopi adalah yang paling beban di coffee shop

Kalau es teh adalah yang berjasa mendatangkan cuan dengan margin gede, justru menu kopi bisa dibilang sebaliknya. Jadi beban. Cuma eksklusif aja kelihatannya, aslinya mah nggak ada juga nggak apa-apa.

Meski sebenernya, kalau cuma dihitung dari HPP bahan-bahan, menu kopi sih masin aman. Tapi kan ada beban mesin espresso. Ini nih yang bikin menu kopi jadi beban. Ironis emang. Beli mesin espresso mahal-mahal, tapi malah jarang yang beli kopi. Mesinnya jarang kepake, cuma jadi pajangan biar kayak coffee shop. Mana watt-nya gede banget!

Mungkin karena alasan ini juga es teh disebelin. Margin untungnya emang gede, tapi tetep kurang gede karena harus menggendong beban menu-menu yang lain.

Ya ngeri aja, es teh yang bikinnya nggak pakai mesin mahal, malah harus ngejar balik modal satu coffee shop. Kalau saya yang jadi es tehnya sih ogah. Mending resign dari menu coffee shop, deh. Udah kerja paling keras, menghasilkan cuan banyak, tapi nggak pernah diapresiasi. Solo player menghidupkan coffee shop. Nggak sekalian aja diganti jadi tea shop? Biar nggak usah ada menu kopi yang beban-beban itu!

Menyingkirkan beban coffee shop bisa menyingkirkan pelanggan juga. Lho, kok bisa?

Sekarang kalau tau es teh itu cuannya gede, tapi nggak berasa sama sekali karena ada beban di menu lain, kenapa nggak dihilangkan aja tuh beban? Kan nggak perlu lagi pakai mesin espresso. Lebih hemat listrik pula.

Tapi celakanya, menyingkirkan mesin espresso juga bukan solusi tepat. Apalagi kalau tempat coffee shop-nya oke banget. Mana bisa disebut coffee shop kalau nggak ada mesin espresso? Pelanggan datang karena itu adalah coffee shop, kan?

Meski cuma beli es teh, yang penting harus coffee shop. Misalnya nggak ada mesin espresso atau varian kopi biar beban berkurang, sehingga jualan es teh bisa untung gede, ya pelanggan cabut. Bukan coffee shop! Kan yang penting harus coffee shop!

Penulis: Riyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Es Teh Jumbo, Bisnis yang Cuannya Manis, Semanis Rasanya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2023 oleh

Tags: best sellercoffe shopEs Teh
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

Derita Bisnis Es Teh Jumbo yang Terancam Gulung Tikar (Unsplash)

Derita Pedagang Es Teh Jumbo yang Jualannya Terancam, Sudah Pasang Harga Murah Masih Kedatangan Pesaing Berat

11 Juli 2025
4 Menu Red Flag dari Warmindo yang Perlu Diberi Perhatian Khusus, Hindari Boleh, Nggak Juga Nggak Apa-apa, asal Waspada! jogja

4 Menu Red Flag dari Warmindo yang Perlu Banget Diwaspadai, Hati-hati!

7 Januari 2024
3 Es Teh Paling Pahit dan Nggak Enak yang Cocok buat Miftah Maulana

3 Es Teh Paling Pahit dan Nggak Enak yang Cocok buat Miftah Maulana

5 Desember 2024
es teh

Tak Ada Es Teh di Batam?

6 September 2019
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Es Teh Desa: Es Teh Purwokerto yang Mampu Mengalahkan Mixue (Unsplash)

Es Teh Desa: Minuman Teh Asal Purwokerto yang Mampu Mengalahkan Mixue dan Menghijaukan Banyumas Hingga Jawa Timur

24 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.