Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Eiichiro Oda Bilang One Piece Selesai Lima Tahun Lagi: Omong Kosong!

Salman Al Faruq oleh Salman Al Faruq
3 September 2020
A A
eiichiro oda mengatakan one piece akan tamat 4-5 tahun lagi mojok.co

eiichiro oda mengatakan one piece akan tamat 4-5 tahun lagi mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam wawancara terbarunya, Eiichiro Oda sebagai komikus One Piece bilang kalau dia ingin menyelesaikan komik tersebut dalam rentang waktu 4-5 tahun. Hilih. Membaca hal tersebut ingin saya nyinyir ala meme Daenerys Targaryen: Eiichiri Idi ingin minyilisiykin Win Pis dilim impit simpiy limi tihin. Atau ngenye ala meme mocking SpongeBob: oDa iNgIn mEnyeLEsAIkan onE pIEce dAlaM emPAt sAmpAI liMa taHuN lAgi.

Saya cuma bosan aja dengar pernyataan beliau itu. Perasaan sejak bertahun-tahun lalu Oda sudah menyampaikan hal yang sama, tapi tiap ada wawancara baru pasti hal tersebut dia sampaikan lagi. Jika nanti di tahun 2025 ada yang menginterviu Eiichiro, suudzon saya sih dia bakal ngomong begitu lagi.

Saya ini ngikutin One Piece sudah lama sekali lho. Komik One Piece pertama saya dibeli pada awal 2000 ketika saya masih kelas 2 SD. Pada saat itu komik tersebut dibeli di minimarket Indomaret.

Nasib baik tidak berpihak pada One Piece volume pertama tersebut. Di kelas, ketika komiknya sedang dibaca, ada anak perempuan yang melihat cover komik yang menampakkan belahan dada Nami lalu berteriak mengadu ke Ibu Guru: “Bu Guruuu, Faruq bawa komik joroook.” Akhirnya saya harus merelakan komik tersebut disita dan tidak dikembalikan. Saya berharap kawan perempuan saya tersebut sekarang sudah memahami untuk tidak menilai sebuah buku dari cover-nya.

Beberapa tahun dilewati tanpa pernah menyentuh One Piece. Sampai akhirnya di kelas 5 SD saya mengenal rental komik. Tempat tersebut menjadi tujuan langganan yang biasa didatangi setelah pulang sekolah. Saya masih ingat harga sewa satu eksemplar komik adalah seribu rupiah untuk dibaca di tempat. Saya rela menyisihkan setengah dari uang jajan harian yang cuma berjumlah dua ribu hanya buat baca komik. Kebiasaan ini berlanjut sampai saya lulus SD.

Di jenjang sekolah menengah pertama saya masih berhubungan dengan One Piece. Walaupun masa SMP dihabiskan di sebuah pesantren, saya yang pada masa itu sudah mengenal situs baca komik ilegal, masih bisa mengakses komik tersebut lewat warnet yang saya kunjungi ketika ada kesempatan keluar. Risikonya besar lho, kalau ketahuan mengunjungi warnet minimal kepala saya bisa digundul.

Rutinitas membaca One Piece terus berlanjut sampai saya SMA. Malah di SMA yang merupakan sebuah pondok pesantren di kaki Gunung Ciremai, saya bisa mengakses internet dengan lebih mudah. Sebab, laboratorium komputer diubah menjadi warnet di waktu-waktu tertentu. Para santri biasanya mengakses media sosial Facebook, Omegle, atau seperti saya: mengakses situs baca komik.

Setelah kuliah dan bisa menabung sedikit-sedikit, akhirnya saya bisa membeli keseluruhan komik One Piece dari volume 1 sampai volume 70-an. Bayangkan, kalau harga satu komiknya 20.000, keseluruhan koleksi bisa bernilai 1,4 juta lebih. Untungnya semua komik itu didapatkan dengan cara membeli dari kawan yang sudah bosan, jadi uang yang saya keluarkan tidak sampai segitu.

Baca Juga:

Seandainya Masih Hidup, Mungkin Begini Tanggapan Gus Dur terhadap Pengibaran Bendera One Piece

Sejelek Apa pun Trailernya, One Piece Live Action Tetap Layak untuk Ditonton

Sayang seribu sayang, ketika saya sudah bisa mengoleksi komik yang saya cintai, Ibu Negara malah menganggap semua komik yang ada sebagai barang tak bermanfaat yang hanya menghabiskan tempat. Beliau mengancam kalau tidak saya sendiri yang singkirkan secepatnya, nanti ibu saya yang akan membuangnya diam-diam. Dengan berat hati semua koleksi komik One Piece saya jual. Kotak tempat saya menaruh komik dialihkan menjadi tempat untuk menaruh koleksi Tupperware. Memang sepertinya saya belum ditakdirkan untuk mengoleksi komik fisik.

Dengan segala materi dan waktu yang sudah saya korbankan untuk One Piece, kalau boleh sih saya mau egois dengan berharap supaya komik bajak laut itu buruan tamat. Bayangkan, sudah nyaris dua puluh tahun saya mengikuti karya Oda tersebut. Saya yakin di luar sana ada bapak-bapak umur 40-an yang juga masih ngikutin One Piece dan menunggu ia tamat.

Lagi pula saya heran, apa sih yang mau Oda kejar sih dengan memanjang-manjangkan ceritanya? Kayaknya nggak mungkin juga kalau dia masih nyari uang. Wong sudah pasti royalti dari penjualan komik, anime, game, dan pembuatan puluhan film One Piece bisa menafkahi Oda dan tujuh turunannya.

Bukan apa-apa ya. Sudah menjadi pengetahuan umum lah kalau komikus Jepang itu sering terkena masalah kesehatan. Sebutlah Yoshihiro Togashi sang kreator Hunter x Hunter. Komiknya sampai dijuluki Hiatus x Hiatus karena sang kreator sering cuti gara-gara masalah kesehatan. Oda pun begitu, sejak 2013 beliau sering libur karena menghadapi masalah yang sama.

Selain itu, kalau kita lihat animenya, banyak pengisi suara One Piece yang umurnya sudah tidak muda lagi. Mayumi Tanaka, pengisi suara Luffy, adalah wanita kelahiran tahun 1955 yang umurnya sudah 65 tahun. Akemi Okamura yang menjadi suara Nami, umurnya sudah 51 tahun. Kazuya Nakai, suara di balik Zoro, sudah berusia 52 tahun. Saya sih nggak rela kalau suara salah satu kru utama Bajak Laut Topi Jerami harus berubah di tengah jalan karena pengisi suara aslinya keburu meninggal.

Kita tidak mendoakan mereka agar sakit-sakitan atau cepat mangkat. Bukan seperti itu. Justru saya yang takut jika di lauhul mahfuz sana saya tercatat nggak ada rejeki untuk membaca akhir dari komik yang sudah saya nikmati selama dua dekade.

Lebih lanjut, saat ini dalam Majalah Mingguan Jump, petualangan para bajak laut kesukaan kita terbit dengan rumus 1 kali libur setelah 2 chapter. Kalau hal ini terus berjalan, saya sangsi One Piece bakal bisa kelar dalam 5 tahun ke depan. Jika komik lain dalam majalah mingguan itu bisa mengeluarkan 40-an chapter dalam setahun, dengan libur tiap 2 chapter One Piece cuma bisa mengeluarkan 30-an chapter. Itu berarti dalam 5 tahun kita cuma dapat 150-an chapter One Piece. Memangnya jumlah segitu cukup untuk melanjutkan cerita saat ini? Menurut asumsi saya sih kemungkinannya kecil kalau bukan mustahil.

Yo wis lah, toh kita juga nggak bisa melakukan apa-apa untuk mempercepat tamatnya One Piece. Setidaknya kita bisa mendukung Oda dengan cara beli komiknya jika sudah rilis di kota masing-masing. Kalau belum mampu, bisa download aplikasi resmi Manga Plus supaya nggak usah sering-sering baca di situs baca komik ilegal kayak saya dulu.

BACA JUGA Rasanya Punya Pasangan Penggemar One Piece dan tulisan Salman Al Faruq lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 September 2020 oleh

Tags: eiichiro odakomikmangaone piece
Salman Al Faruq

Salman Al Faruq

Pengangguran overweight yang hidup dari satu chapter One Piece ke chapter yang lain.

ArtikelTerkait

Ketika Pidi Baiq Beralih Profesi Jadi Mangaka

Ketika Pidi Baiq Beralih Profesi Jadi Mangaka

21 Maret 2020
detective conan ending tamat akhir chapter baru cerita monoton template mojok.co

Kok Bisa Detective Conan Tetap Ditunggu Penggemar? Ceritanya Monoton Gitu

12 September 2020
Wawancara dengan Eiichiro Oda, Perihal Perdebatan One Piece dan Naruto terminal mojok.co

Wawancara dengan Eiichiro Oda, Perihal Perdebatan One Piece dan Naruto

4 Mei 2020
Buggy Memang Pantas Jadi Yonko, dan Ini Alasannya dragon

Buggy Memang Pantas Jadi Yonko, dan Ini Alasannya

21 Juni 2022
scanlation one piece chapter 1011 attack On Titan Lebih Baik dari 'One Piece'? Mabuk, Bos?

Ngomongin Scanlation Nggak Hanya Sekadar Legal atau Tidak, Kenyataannya Jauh Lebih Rumit

26 April 2021
Seandainya Magellan Menjadi Kepala Penjara di Indonesia

Seandainya Magellan Menjadi Kepala Penjara di Indonesia

23 Desember 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.