Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Efek Negatif Penertiban Street Coffee Kotabaru Jogja yang Pemerintah Mungkin Tidak Sadari

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
20 Februari 2025
A A
Efek Negatif Penertiban Street Coffee Kotabaru Jogja yang Pemerintah Mungkin Tidak Sadari

Efek Negatif Penertiban Street Coffee Kotabaru Jogja yang Pemerintah Mungkin Tidak Sadari

Share on FacebookShare on Twitter

Kabar ditertibkannya street coffee berjualan di Kotabaru Jogja itu saya anggap menyedihkan, jujur saja.

Prabu Yudianto, penulis yang di kalendernya hanya ada hari Senin itu kerap berkata, tanpa kopi, orang di Jogja bisa pada gila semua. Saya tak bisa tak setuju pada fans West Ham satu itu. Kopi adalah pertahanan terakhir orang di Jogja dari kegilaan.

Kalau saya boleh sok romantis dikit, orang-orang yang hidup di Jogja tak bisa dipisahkan dari kopi. Sekalipun kau tak bisa minum kopi, pasti kamu akan mengunjungi atau nongkrong di kafe. Sudah paten itu. Orang yang benci kopi, begitu kuliah di Jogja, pasti akan langsung bikin sajak tentang kopi. Overused dan overrated, tapi wajar. Orang memang kopi dan Jogjakarta tidak bisa dipisahkan.

Street coffee Kotabaru Jogja, mau tidak mau, mencerminkan upaya orang-orang di Jogja untuk mempertahankan kewarasan. Meski yang kalian lihat adalah kumpulan anak skena, tapi mereka itu juga mewakili orang-orang yang berusaha tetap bahagia di Kota Istimewa.

Street coffee Kotabaru ini adalah ikon baru

Saya tidak pernah setuju atas penertiban ini. Meski penertiban street coffee Kotabaru ini adalah hasil dari aduan banyak pihak, tapi bukan berarti penertiban yang mungkin berlanjut jadi pembubaran adalah satu-satunya solusi. Membubarkan, bagi saya, langkah yang tidak elegan serta contoh kemalasan berpikir.

Coba pikir dengan serius. Bukankah street coffee Kotabaru Jogja ini harusnya bisa jadi daya tarik utama Jogja yang baru?

Kalau bisa berpikir sampai situ, harusnya dibuatlah regulasi agar yang tadinya semrawut, dibikin teratur. Misal, dibuatkan kantong parkir, atau ngobrol sama warga, mau nggak ngelola parkirnya atau gimanalah. Lalu, para penjual kopinya diberi arahan untuk merapikan lapak atau gimanalah caranya. Intinya, jangan sampai street coffee ini mengganggu kenyamanan.

Kalau sudah teratur, malah lebih enak. Orang jadi tahu harus bersikap gimana saat mengunjungi tempat itu. Selama ini kan yang absen dari hal-hal macam street coffee Kotabaru kan regulasi. Pemerintahnya jangan abai gitu lho, diatur. Sebisa mungkin banyak pihak puas. Penjual kopi nggak harus ngungsi, pelanggan tetap bisa nongkrong cantik, pemerintah seneng karena perputaran uang tetep jalan. Pengguna jalan juga bisa tetap nyaman karena tertata.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Ini kalau nggak malas berpikir. Kalau cuman bubarin, malah efeknya jauh lebih buruk.

Efeknya bagus, kenapa ditutup?

Street coffee Kotabaru ini udah jalan lumayan lama, dan jadi jujugan anak muda nongkrong. Duit yang terputar di situ jelas gede. Kalau tiba-tiba bubar, artinya, ada satu kantong perputaran uang yang hilang. Jelas ini nggak sepele.

Selain itu, kalau dibubarkan, bukan berarti penjual kopinya akan tutup selamanya. Tentu mereka akan mencari tempat lain. Nah, keruwetannya akhirnya tidak hilang, Cuma pindah aja. Sama saja masalahnya nggak selesai.

“Eh bang, dari tadi bilang dibubarkan terus, kan yang terjadi ditertibin doang.”

Ayolaaah, penertiban itu bahasa halus aja. Dari dulu yang ditertibin ujung-ujungnya bubar juga.

Lalu, ada satu hal lagi yang sebenarnya menurut saya efeknya ngeri: orang-orang bisa menganggap pemerintah tidak mendukung warganya mandiri. Oke, betul, memang pemerintah berhak melarang tempat ini dipakai jualan. Tapi gini lho, orang-orang jualan itu untuk menyambung hidup. Mereka tidak berbuat kriminal. Jangan apa-apa dilarang, justru yang terjadi malah ketidakpercayaan terhadap pemerintah.

Justru dengan berhasil meregulasi street coffee Kotabaru Jogja, pemerintah bisa menunjukkan kalau Jogja aman untuk siapa pun dan memberi peluang rakyatnya sejahtera. Ngene kok angel ya kayane.

Fenomena street coffee ini menurut saya bagus. Di beberapa tempat, sudah banyak gerobak kopi muncul, dan jadi tempat tongkrongan baru. Contoh di Maguwo Soccer Field. Menurut saya bagus itu, orang punya tempat healing sejenak, penjual bisa dapat lapak berjualan.

Artinya, efeknya bagus kan? Bahwa itu bikin ruwet mungkin di Kotabaru, saya nggak bisa mungkiri. Tapi kalau efeknya bagus, kenapa harus ditutup?

Ironi

Dilarangnya street coffee Kotabaru beroperasi ini menurut saya ironi. Kalau memang usahanya adalah menyediakan trotoar yang bebas dari jualan, lalu lintas lancar, serta parkir yang tertata, jelas itu semua bisa dibantah dengan mudah.

Banyak trotoar yang selama ini dipakai jualan dan tetap saja tidak ditindak. Lalu lintas lancar itu mitos jika transportasi umum tidak marak dan jalanan penuh dengan mobil. Parkir yang tertata lebih tidak masuk akal lagi. Di bagian mana di Jogja ini yang parkirnya tertata?

Tapi, yang disikat adalah orang-orang jualan kopi, serta orang-orang yang berbahagia. Saya tahu pemerintah berhak melakukan itu. Tapi, bisakah kita cari jalan tengah untuk semua?

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Street Bar Coffee, Konsep Jualan Kopi yang Susah Bangkrut, Nggak kayak Coffee Shop Fancy yang Pasti Bangkrut!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2025 oleh

Tags: Jogjakotabaru jogjastreet coffeestreet coffee jogjastreet coffee kotabaru
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

obituari pak panut mojok

Obituari Pak Panut dan Bagaimana Beliau Menyelamatkan Perut yang Lapar

20 Juli 2021
Beda Angkringan dan Hik Itu Apa, sih?

Beda Angkringan dan Hik Itu Apa, sih?

17 Februari 2020
Dosa Pedagang Bubur Ayam Khas Jakarta yang Berjualan di Jogja Mojok.co

Dosa Pedagang Bubur Ayam Khas Jakarta yang Berjualan di Jogja

26 Februari 2025
Penamaan Kampung di Jogja yang Terinspirasi dari Prajurit Keraton terminal mojok.co

Nggak Usahlah Ndakik-Ndakik Bicarain Romantisasi Jogja

30 November 2019
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR

10 April 2020
Membayangkan Betapa Repot Hidup Penglaju kalau KRL Jogja-Solo Tidak Ada Mojok.co

Membayangkan Betapa Repot Hidup Penglaju kalau KRL Jogja-Solo Tidak Ada

17 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.