“Nekat! Jerinx Nantang Disuntik Virus Corona”, judul berita yang masuk pemberitahuan saya. Kaget, itulah reaksi yang muncul saat saya tahu bahwa Bli Jerinx nekat menantang disuntikkan virus corona. Saya tahu orang ini nekat, tapi saya tetap terkejut ketika mengetahui dia bersedia sampai menyuntikkan virus berbahaya ke tubuhnya.
Kejadian itu bermula ketika Dokter Tirta menyentil postingan-postingan Bli Jerinx pada akun medsosnya. Dokter Tirta tampaknya agak kesal karena Bli Jerinx sama sekali tidak percaya bahwa corona berbahaya. Bli Jerinx ingin pariwisata kembali dibuka, ingin teman-temannya di Bali kembali punya penghasilan, dan tidak lagi kelaparan. Kalau Bli Jerinx sendiri sih kemampuan finansialnya cukup-cukup saja.
Bli Jerinx tidak percaya dengan corona dan menganggapnya hanya skema bisnis. Ia kerap menganggap corona hanya bohong belaka. Dokter Tirta dibuat kesal akan hal itu. Belum lama ini Dokter Tirta termasuk salah satu dari beberapa publik figur pro-lockdown. Ia punya pengalaman melihat teman-temannya, termasuk gurunya berguguran menjadi korban corona.
Keduanya sama-sama dihadapkan oleh realitas pengalaman yang berseberangan. Yang satu takut pembatasan sosial meyebabkan ekonomi terpuruk hingga membuat teman-temannya kelaparan, sedangkan yang satu lagi takut lebih banyak teman-temannya berguguran. Keduanya punya alasan yang kuat untuk pro maupun kontra terhadap lockdown. Sampai akhirnya Dokter Tirta yang meminta Bli Jerinx untuk tidak bicara di luar kapasitasnya.
Karena kesal, keluarlah marah-marah khas Bli Jerinx beserta segala konspirasi yang membawa-bawa nama Bill Gates dan WHO. Bill Gates dan WHO? Wow… yang ini saya bener-bener baru tahu itu. Padahal saya sudah cukup lama ngefans sama Bli Jerinx, tapi baru saja saya tahu dia penganut teori konspirasi yang sampai serius menuduh ini skema bisnis. Sekali lagi, wow!!!!
Sebagai seorang yang sama-sama percaya teori konspirasi saya tidak akan membantah teori Bli Jerinx. Mana berani saya membantah, orang saya terlalu penakut. Lagi pula Bli Jerinx terlalu galak. Namun, karena literasi konspirasi saya yang sangat terbatas jadi saya tidak tahu Bli menganut konspirasi mazhab apa. Apakah Bli penganut teori konspirasi mazhab Freemasoonry, Ilmuminati, atau Yahudi?
Mungkin juga karena literasi konspirasi saya masih intermediate sehingga saya tidak mengerti konspirasi yang ini. Konspirasi-konspirasi yang saya percayai masih seputar One Piece terinspirasi dari kisah-kisah di Indonesia, karakter Hokage pada Naruto diadaptasi dari presiden-presiden Indonesia, sampai One Piece dihentikan tayang karena ketakutan pemerintah akan ide-ide revolusioner yang terkandung di dalamnya. Masih jauhlah kalau dibanding literasi konspirasi Bli Jerix yang sampai ingin mempertaruhkan nyawanya untuk menguji kebenaran teori konspirasi yang ia yakini.
Meski sebelumnya saya tidak tahu Bli Jerinx percaya teori konspirasi, saya tahu Bli Jerinx adalah seorang yang melek literasi, seorang aktivis yang idealis, dan bukan kaleng-kaleng. Karena itu bisa jadi apa yang dia katakan benar.
Jika Bli Jerinx sampai senekat itu untuk memverifikasi teorinya dan rela memasukan virus berbahaya ke dalam tubuhnya. Dia tetap berani mempertarukan nyawanya, berarti memang ada keyakinan yang kuat bahwa dia benar.
Sepertinya literasi konspirasi Bli Jerinx memang jauh di atas saya. Mungkin saja teori konspirasi yang ia yakini memang benar adanya, saya berharap itu benar. Sudah lelah juga saya terkena imbas corona. Keyakinan saya bertambah karena juga karena belum lama Daniel Kaito juga mengatakan hal serupa. Daniel Kaito, masak tidak tahu? Itu lho pencipta formula 60:30:10 yang viral itu.
Daniel Kaito seorang pengusaha sukses yang mampu mempertahankan usahanya selama pandemi karena telah memprediksi bahwa tahun 2020 akan ada krisis global. Meski dia tidak mau memberitahu darimana dia mengetahuinya, tapi dia sudah lama mempersiapkan rencana keuangan dengan formula yang hanya dia yang bisa lakukan. Jika kedua alpha male sudah bertitah dan berada pada posisi yang sama, jangan-jangan semua ini benar adanya. Saya bahkan curiga bahwa keduanya terlibat dalam komunitas yang sama, yakni pegiat konspirasi.
(((pegiat konspirasi)))
Benar pegiat konspirasi. Masak cuma literasi yang ada komunitas dan kegiatannya. Pegiat konspirasi juga ada. Kegiatannya adalah mendiskusikan setiap teori konspirasi yang menggelisahkan mereka. Dengan adanya diskusi konspirasi maka mereka semakin melek konspirasi. Tidak dimungkiri dunia ini telah lama dikontrol oleh penguasa informasi. Segala jenis teori konspirasi termarjinalkan, diremehkan, dan tidak dianggap bahkan untuk diuji kebenarannya saja tidak bisa.
Memang dunia membutuhkan pegiat konspirasi untuk menjaga keseimbangan informasi, agar tidak hanya informasi arus utama yang dikontrol oleh penguasa yang beredar di publik. Untuk melawan dominasi informasi dari penguasa, dibutuhkan juga informasi yang bersifat konspirasi. Inilah saatnya mereka bangkit dengan Bli Jerinx sebagai porosnya untuk menguji kebenaran konspirasi corona dengan menyuntikkan virus corona sebagai metodenya.
Sebagai seorang yang kehilangan sumber penghasilan akibat pandemi ini saya mendukung Bli Jerinx untuk melakukan suntik corona guna membuktikan bahwa corona bukanlah apa-apa. Dengan begitu kita semua bisa beraktivitas dengan biasa dan saya bisa bekerja. Lagian cuma ini satu-satunya cara untuk memverifikasi suatu teori, benar tidak, Bli?
BACA JUGA Salut Buat Mahasiswa yang Nolak Pulkam Karena Corona dan tulisan Aliurridha lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.