Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Dosen Toxic Kebelet Jadi Guru Besar: Tugas Artikel Ilmiah Wajib Terbit dan Ancam Mahasiswa dengan Nilai

Abd. Muhaimin oleh Abd. Muhaimin
20 November 2025
A A
Dosen Toxic Kebelet Jadi Guru Besar: Tugas Artikel Ilmiah Wajib Terbit dan Ancam Mahasiswa dengan Nilai

Dosen Toxic Kebelet Jadi Guru Besar: Tugas Artikel Ilmiah Wajib Terbit dan Ancam Mahasiswa dengan Nilai (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Membaca tulisan Mas Mohammad Rafatta Umar yang tayang di Terminal Mojok beberapa hari lalu, membuat saya kepingin menambahkan keluhan yang sama tentang dosen toxic yang mungkin persebarannya cukup masif di kampus-kampus negeri tercinta kita ini. Saya berasumsi setiap kampus di Indonesia, pasti ada satu atau dua atau tiga dosen modelan seperti itu: mewajibkan mahasiswa menulis tugas artikel ilmiah lalu menerbitkannya sembari diancam dengan nilai.

Nah, jika kasus Mas Umar terjadi di tingkat S1 dan di kampus negeri/PTN, maka dalam kasus yang saya tuliskan ini terjadi di tingkat S2 dan di kampus negeri Islam/PTKIN. Saya ulangi: S2 dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.

Kondisi dunia akademik kita

Sebelum bicara soal dosen toxic, saya hanya ingin mengingatkan bahwa dunia akademik kita saat ini sungguh bikin miris. Tentu kita tidak lupa, beberapa bulan lalu, sebanyak 13 perguruan tinggi Indonesia tercatat masuk dalam zona risiko integritas penelitian berdasarkan laporan Research Integrity Index (RI2) yang dirilis oleh peneliti internasional Lokman Meho.

Beberapa kampus ternama masuk zona merah, oranye, dan kuning. Kampus-kampus yang bagi kebanyakan orang adalah kampus impian juga masuk di zona tersebut. Pertanyaannya, jika kampus seternama itu diragukan integritasnya, lalu gimana dengan ribuan kampus kecil yang tersebar di seluruh Indonesia?

Selain itu, beberapa hari lalu, saya juga menemukan status seorang profesor luar negeri yang mengeluhkan betapa sembarangnya jurnal-jurnal Indonesia mencatut namanya sebagai reviewer tanpa izin. Semua itu sugguh memalukan sekali. Itu tak termasuk masalah-masalah lain seperti perjokian, guru besar abal-abal, dan sekelumit kasus lainnya.

Ancaman dosen: terbit atau mengulang semester

Mirisnya kondisi akademik kita, seharusnya dibarengi dengan perbaikan total. Secara ideal, masyarakat akademik Indonesia harus mulai berubah imbas dari kasus-kasus yang terjadi. Tapi, ya, kadang idealitas tak sama dengan realitas. Salah satu contohnya adalah masih ada dosen yang mewajibkan penerbitan tugas artikel dengan ancaman nilai.

Tugas artikel adalah suatu keniscayaan. Mahasiswa memang harus dilatih menulis, menulis, dan menulis. Hanya saja beberapa dosen salah fokus. Alih-alih membimbing bagaimana mahasiswa menulis penelitian dengan benar, bagus, dan keren, malah mewajibkan mahasiswa menerbitkan artikel sebagai syarat lulus semester tanpa mengecek apakah artikel tersebut layak terbit atau tidak.

Saya menyebut hal itu dengan ancaman, karena mahasiswa hanya diberi dua pilihan: terbit atau ngulang. Kalau memilih menerbitkan artikel, mahasiswa otomatis akan mendapat nilai A dan tak mengulang semester, tapi harus keluar bujet untuk bayar jalur fast track. Sebaliknya, kalau memilih mengulang, malah menambah beban dan waktu. Dan sangat tidak mungkin opsi kedua ini dipilih.

Baca Juga:

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

Yang tambah bikin kesal adalah saat memilih terbit pun, penilaian tergantung pada masuk atau tidaknya nama dosen tersebut. Nilai akan turun menjadi A- kalau nama si dosen tidak diikutsertakan. Yang capek mahasiswa, yang bayar mahasiswa, tapi yang dapet untungnya si dosen.

Ngasih “makan” jurnal predator

Praktik-praktik kotor macam itu sudah sepatutnya dihapuskan dari muka bumi. Karena selain dosen yang untung, jurnal-jurnal predator pun ikut senang. Bayangkan jika dosen yang bersangkutan mengajar lima kelas dan setiap kelas ada 20 mahasiswa. Maka ada sekitar 100 artikel sampah yang terbit di jurnal predator pada semester itu.

Jurnal predator kegirangan karena banyak artikel yang diterbitkan. Reputasi mereka pun nanti akan meningkat dengan seperangkat polesan-polesan. Tinggal mewajibkan ada nama yang berafiliasi dengan kampus luar negeri atau dengan mencatut nama-nama profesor luar negeri tanpa izin, reputasi mereka akan terus melambung hingga mendapat predikat Scopus.

Jadilah guru besar dengan keren, Pak Dosen!

Jangan lupa juga, nama dosen yang nebeng di artikel-artikel mahasiswa akan menambah skor kredit si dosen. Dan bayangkan lagi, berapa banyak sudah namanya bercokol di artikel mahasiswa yang dia ajar itu. Mungkin sudah ratusan.

Saya hanya kasihan jika gelar guru besar yang dia kejar, didapat dengan riset-riset sampah. Mengapa saya bilang sampah? Ya karena saya tahu bahwa mahasiswa-mahasiswa yang diajarnya itu menulis artikelnya dengan bantuan chatGPT, tidak serius, dan asal jadi.

Desas-desus yang saya dengar dari teman-teman, dosen itu memang sedang kebelet jadi guru besar. Saya pun menyarankan salah satu dari mereka untuk memberi kritik bahwa praktik yang dilakukan oleh dosen itu kurang tepat. Tapi, teman saya takut dan mengatakan mending menurut daripada berakhir mengulang semester.

Terus saja begitu sampai kiamat!

Penulis: Abd. Muhaimin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ketahuilah Wahai Mahasiswa, Kelas yang Sunyi Bikin Kami para Dosen Sakit Hati.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 November 2025 oleh

Tags: artikel ilmiahDosendosen toxicguru besarjurnal ilmiahjurnal predatorMahasiswanilai mahasiswa
Abd. Muhaimin

Abd. Muhaimin

Penyuka ikan hias.

ArtikelTerkait

Mahasiswa Terjebak Judi Online, Bukti Orang yang Mengecap Pendidikan Tinggi Nggak Melulu Punya Nalar Mojok.co

Mahasiswa Terjebak Judi Online, Bukti Orang yang Mengecap Pendidikan Tinggi Nggak Melulu Punya Nalar

16 Juli 2024
Rindu Bus Kuning alias Bikun UI yang Sering Dianggap Bus Paling Nyaman

Rindu Bus Kuning alias Bikun UI yang Sering Dianggap Bus Paling Nyaman

1 September 2020
Jalan Pandega Marta Jogja Pembelah Labirin “Kasultanan Pogung”. Kawasan Mewah, Sayang Jalannya Memprihatinkan Mojok.co

Jalan Pandega Marta Jogja Pembelah Labirin “Kasultanan Pogung”. Kawasan Mewah, Sayang Jalannya Memprihatinkan

9 Mei 2024
Penyesalan Mereka yang Kuliah 7 Tahun: Kehilangan Teman Seperjuangan, Karier Terhambat, hingga Merepotkan Orang Tua Mojok.co

Penyesalan Mereka yang Kuliah 7 Tahun: Kehilangan Teman Seperjuangan, Karier Terhambat, hingga Merepotkan Orang Tua

3 Oktober 2025
Tanya Soal Ujian ke Kating di Jenjang S-2 Itu Percuma dan Nggak Bakal Mendongkrak IPK

Tanya Soal Ujian ke Kating di Jenjang S-2 Itu Percuma dan Nggak Bakal Mendongkrak IPK

16 Juni 2023
Membaca Salah Satu Buku yang Dibaca Suga BTS, 'Reinventing Your Life' terminal mojok.co

Mahasiswa saat Membeli Buku: Tipe Mereka Berdasarkan Jenjang Semester

28 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.