Usaha mahasiswa sekeras apapun akan jadi debu kalau dosen pembimbingnya tidak kooperatif. Akui saja, suka atau tidak, dosen pembimbing adalah faktor penting dalam mulusnya proses penyusunan skripsi. Oleh karena itu, memilih dosen pembimbing adalah keputusan yang penting.
Banyak mahasiswa yang tersendat skripsinya karena dosen yang ilang-ilangan. Bayangkan, bagaimana mau skripsi bisa selesai tepat waktu kalau dosen pembimbing sulit diajak bertemu. Ini sudah menjadi momok mahasiswa tingkat akhir yang paling dihindari.
Saya beruntung mendapat dosen pembimbing skripsi yang kooperatif. Hubungan kami cukup baik dan dekat malah. Mungkin ini terdengar kurang berempati, tapi saya sangat tidak relate dengan curhatan kesulitan menemui dosen. Setidaknya seminggu tiga kali saya bimbingan. Bahkan, bisa lebih.
Tugas dosen pembimbing adalah membimbing agar mahasiswa tidak terombang-ambing
Enaknya punya dosen pembimbing yang nggak suka ghosting adalah lebih intens saat bimbingan. Bahkan, terkadang dosen pembimbing lebih dahulu menghubungi saya ketiak mendekati atau sudah waktunya pembimbingnya. Pesannya pun jauh dari kesan intimidatif sehingga mahasiswa yang membacanya tetap merasa nyaman dan tenang.
Dosen pembimbing seperti inilah yang dibutuhkan mahasiswa. Dosen yang benar-benar membimbing, memberikan saran bahkan turut memberikan solusi kalau mahasiswa menemukan kesulitan. Bayangkan saja, berkat dosen pembimbing yang kooperatif. saya bisa menyusun proposal skripsi dengan baik dan cepat, dalam dua bulan saja. Itu sudah termasuk diskusi dan revisi, lho.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan teman saya yang punya dosen pembimbing ilang-ilangan. Jangankan bimbingan, chat bulan September saja masih belum dibaca. Punya dosen pembimbing seperti ini membuat skripsi dan nasib mahasiswa terombang-ambing.
Punya kesamaan fokus studi akan mempermudah diskusi
Selain benar-benar membimbing, saya bersyukur karena dosen pembimbing saya punya fokus studi yang sesuai dengan pembahasan skripsi saya. Setiap kali diskusi berjalan lancar. Bahkan, saya dikenalkan ke dosen-dosen lain yang memiliki fokus studi serupa. Baik dosen di dalam kampus maupun di luar kampus. Ilmu dan jaringan yang saya benar-benar berkembang.
Bagi saya, proses pengerjaan skripsi yang semacam ini menyenangkan. Mahasiswa bisa fokus menyelesaikan tugasnya tanpa kepikiran hal-hal lain yang menghabiskan energi. Stress memikirkan cara menghubungi dosen pembimbing, misal. Pada akhirnya, hubungan antara mahasiswa dan dosen pembimbing menciptakan dinamika yang sehat. Mahasiswa semangat mengerjakan skripsi, sementara dosen tidak perlu repot ngejar-ngejar mahasiswa. Hasil akhirnya pun jadi maksimal.
Saya sungguh bersyukur proses pengerjaan skripsi saya jauh dari momok tugas akhir yang selama ini beredar. Kalau ada banyak dosen yang mampu membimbing skripsi dengan baik, saya jamin akan semakin sedikit mahasiswa yang lulus terlambat. Tidak dipungkiri, dosen pembimbing adalah faktor penting dalam perjalanan akademik mahasiswa tingkat akhir.
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.