Tak hanya di Jabodetabek dan Jogja, kini Warteg Kharisma Bahari mulai melebarkan sayapnya ke Tegal, kota asal muasal warteg. Kehadiran warteg franchise ini mendapat sambutan positif dari warga Tegal. Kebersihannya dan layanan gratis es teh jika makan di tempat menjadi nilai lebih yang sulit dikejar warteg konvensional.
Selain itu, yang membedakan Warteg Kharisma Bahari dengan warteg konvensional adalah di sini kita bisa memesan makanan melalui aplikasi online. Untuk mempermudah pemesanan di aplikasi online, warteg ini membuat beberapa paket seperti nasi telur bulat balado+tumis+sambal, nasi ikan kembung+tumis+sambal, nasi ikan lele+tumis sambal, dll. Cocok para kaum warteg mania yang mager, bukan?
Namun di balik puja-puji terhadap Warteg Kharisma Bahari, ada tiga kekurangan warteg ini di Tegal. Berikut daftarnya.
Daftar Isi
#1 Menu tinggal sedikit kalau malam
Sudah bukan rahasia lagi kalau warteg menyediakan lauk pauk yang bervariasi. Warteg Kharisma Bahari juga punya pilihan menu yang tak kalah banyak.
Pengin makan telur? Di sini ada telur dadar, telur mata sapi, dan telur bulat balado. Pengin makan kentang? Di sini ada pilihan perkedel kentang, kentang balado, hingga kentang mustofa. Mau makan ayam? Nggak usah khawatir, di sini tersedia opor ayam, semur ayam, hingga ayam cabe ijo. Lengkap banget, kan?
Sayangnya beragam menu ini nggak bisa kalian temukan kalau datang ke warteg di malam hari. Memproklamirkan diri buka 24 jam non-stop layaknya McD dan KFC, beberapa kali saya justru dibuat kecewa saat ke Kharisma Bahari di Tegal selepas salat isya. Sebab, menu yang tersedia di malam hari nggak sebanyak di pagi atau siang hari. Menu makanan yang tersedia di malam hari biasanya bukan menu favorit seperti telur bulat.
Mungkin saking larisnya warteg satu ini ya sehingga meski katanya buka 24 jam menu makanannya nggak sebanyak di pagi atau siang hari.
Baca halaman selanjutnya
Porsi nasi lebih sedikit daripada porsi nasi di warteg konvensional…
#2 Porsi nasinya sedikit
Sudah bukan rahasia lagi apabila kita makan di warteg konvensional pasti akan diberi pertanyaan, “Nasinya full atau setengah, Mas?” Sayangnya, kita nggak akan mendapatkan pertanyaan ini apabila datang ke Warteg Kharisma Bahari. Sebab, porsi nasi di sana sudah ada standarnya sehingga mbak-mbak frontliner warteg nggak perlu menanyakan hal tersebut.
Akan tetapi, standar porsi nasi yang telah ditentukan ini nggak sebanyak porsi nasi di warteg konvensional. Perut saya yang sudah terbiasa melahap porsi nasi di warteg konvensional tentu merasa kurang apabila memakan satu porsi nasi di Kharisma Bahari. Coba porsi nasinya ditambah sedikiiit lagi dari porsi standar supaya pembeli nggak pindah ke lain hati.
#3 Harganya berbeda antara satu cabang dengan cabang lainnya
Percaya atau nggak, harga makanan di Kharisma Bahari antara satu cabang dengan cabang lainnya di Tegal bisa berbeda-beda. Saya tahu karena terbiasa tour de warteg dengan menu yang itu-itu aja. Dengan menu yang sama, saya pernah membayar harga makanan yang berbeda di Warteg Kharisma Bahari cabang Jalan Serayu Tegal dan cabang Jalan Sultan Agung Tegal.
Jangankan antarcabang, terkadang harga makanan di satu cabang berbeda apabila pelayan yang melayani juga berbeda. Saya baru menyadarinya akhir-akhir ini ketika membeli nasi, telur mata sapi, kering tempe, dan usus. Di Warteg Kharisma Bahari cabang Jalan Serayu Tegal, menu tersebut dijual seharga Rp13.000. Namun saat saya membeli di tempat yang sama dan dilayani pelayan yang berbeda, harganya jadi Rp12.000.
Konon, perbedaan harga ini tergantung pada bahan baku makanan. Misalnya telur ayam yang saat ini harganya sedang mahal, pihak warteg terpaksa menaikkan harga jual menu telur.
Itulah pengalaman saya makan di Warteg Kharisma Bahari Tegal dan kekurangan yang saya rasakan. Semoga hal-hal di atas bisa jadi masukan ya supaya warteg ini tetap menjadi warteg kesayangan warga Tegal yang higienis dan ramah di kantong.
Penulis: Arief Nur Hidayat
Editor: Intan Ekapratiwi
Artikel ini telah diperbarui pada hari Jumat, 7 Juli 2023 pukul 21.35.