Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Diskriminasi Satpam Kampus terhadap Pengendara Supra X Jadul

Muhlas Maulana Rusli oleh Muhlas Maulana Rusli
23 Juni 2020
A A
supra x jadul

Diskriminasi Satpam Kampus terhadap Pengendara Supra X Jadul

Share on FacebookShare on Twitter

First of all, Saya adalah mahasiswa tingkat akhir di suatu kampus negeri di Kota Pendidikan, Malang. Berasal dari sebuah desa yang terpencil di kabupaten Mojokerto tak menyurutkan niat saya untuk berangkat menuntut ilmu di kampus yang “katanya” kampusnya orang tajir. Nyatanya, hal itu nggak begitu berlaku di jurusan saya. Kebanyakan memang anak orang berduit, tapi banyak juga kok yang senasib.

Karena dari Mojokerto ke Malang jaraknya cukup dekat, kira-kira sekitar 2 jam perjalanan, saya diamanahi sebuah sepeda motor oleh orang tua saya untuk keperluan mobilisasi saat saya hendak pergi ke Malang, kuliah, atau pulang ke Mojokerto. Motor tersebut adalah Honda Supra X jadul yang dibeli ayah saya dari teman kerjanya. Alhamdulillah kondisinya masih bagus dan terlihat masih kokoh. Oke lah saya pikir buat mobilisasi kos-kampus, ini sudah lebih dari cukup.

Perkuliahan dimulai. Setiap hari saya pakai motor Supra X jadul pemberian orang tua saya tersebut. Tak ada yang aneh sebenarnya. Semua terjadi sangat normal. Sampai saya menyadari sesuatu. Ternyata satpam kampus tak pernah minta saya mengeluarkan STNK saat keluar kampus. Padahal semua kendaraan roda dua diminta untuk menunjukkan STNKnya saat hendak keluar kampus.

WOOYYYY…. Kok gitu sih. Dikira motor saya ini tak ada yang minat nyolong apa. Bukannya berburuk sangka pada satpam kampus. Tapi hal ini benar-benar terjadi. Di saat antrian panjang di pintu keluar, satu per satu pengendara motor menunjukkan STNK masing-masing. Supaya tidak menunggu lama, maka saya siapkan dulu STNK saya selagi menunggu antrean keluar.

Eh ndilalah saat tiba untuk giliran STNK saya diperiksa, hal yang super buat jengkel terjadi. Tanpa diminta, saya menyodorkan STNK saya dengan harapan dilihat dan kemudian dipersilahkan keluar, ya kan. Tapi, sang satpam buru-buru menunjukkan telapak tangannya dengan posisi layaknya orang yang menolak sesuatu ke saya seperti isyarat bahwa saya tak perlu menunjukkan STNK dan langsung disuruh pergi. Duh… saya serasa diusir dari antrean motor.

Oke lah mungkin akan sangat kecil kemungkinan pelaku curanmor memilih motor saya sebagai target. Tapi, hal yang seperti itu sungguh seperti diskriminasi bagi saya. Motor saya seperti tidak memiliki hak yang sama atas motor-motor generasi lebih muda. Saya merasa motor saya dianak-tirikan oleh pihak satpam kampus. Yang jelas, satpam tersebut telah menyalahi aturan dan lalai akan tugasnya untuk menjaga keamanan kampus termasuk memastikan pengendara yang keluar kampus membawa motor dan STNK yang sama.

Pernah sekali, saat saya kehilangan kunci motor, ternyata sudah ada yang menemukan dan menyerahkannya ke kantor satpam. Maka saya ambillah itu kunci. Dengan modal menunjukkan STNK, saya diperbolehkan ambil kunci tersebut. Kok gampang banget yaa pikir saya dalam hati. Tak ada yang aneh memang. Semua seperti berjalan dengan normal.

Sampai pada akhirnya ada teman saya yang kehilangan kunci motor dan ternyata kuncinya sudah ada di kantor satpam. Sebagai teman yang baik, saya temenin tuh temen saya untuk ambil kuncinya yang hilang. Kenyataan yang mengiris-iris hati mulai terungkap. Ternyata prosedurnya ribet banget COOOOYYYYY…. Harus isi form, kemudian fotokopi identitas, STNK, dan tanda tangan dengan materai.

Baca Juga:

Siapa Bilang Cuci Motor di Musim Hujan Itu Sia-sia?

Kalau Tidak Pernah Nyasar di Labirin Sawojajar Malang, Anda Mungkin Orang Sakti

Astaghfirullah, saya hanya bisa ngelus dada dan tabah saja. Lagi-lagi diskriminasi terhadap jenis motor jadul kembali terulang. Saya lihat sisi baiknya saja yaitu saya tak perlu ribet-ribet isi ini itu, fotokopi apalah itu, dan beli materai. Alhamdulillah segala hal yang berhubungan dengan motor saya dipermudah oleh pihak satpam.

Memang sakit rasanya diperlakukan berbeda oleh sebagian pihak. Untung saja motor Supra X jadul saya tabah dan kuat. Saya yang setiap hari menabahkan hatinya saat kejadian STNK ini terjadi berulang kali. Karena kuatnya hati yang dimilikinya  ini maka saya namai dia PEGASUS. Sang prajurit rendah hati nan perkasa. HAHAHAHA…

Namun, setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Saya dan motor saya menjadi mudah untuk keluar masuk kampus. Lupa bawa STNK? Tenang saja tak akan di cek. Ditinggal semalaman di kampus? Tenang saja tak ada alasan yang kuat bagi pelaku curanmor kampus untuk mengambil Pegasus. Karena itu, hidup saya jadi tenang dan nyaman tanpa ada rasa khawatir yang berlebihan ketika raga ini berjauhan dengan motor tercintah.

BACA JUGA 3 Keistimewaan Honda Supra Fit 100 cc yang Bikin Saya Betah Makenya dan tulisan Muhlas Maulana Rusli lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Juni 2020 oleh

Tags: diskiriminasiotomojoksupra x jadul
Muhlas Maulana Rusli

Muhlas Maulana Rusli

Penggemar pendidikan yang kadang susah belajar.

ArtikelTerkait

suzuki smash titan

Review Suzuki Smash Titan Setelah 7 Tahun Pemakaian

27 Juni 2020
suzuki smash

Kengenesan yang Dialami Pengendara Motor Smash

21 Mei 2020
Pengalaman Mengajarkan Saya untuk Tidak Berharap Banyak Pada Ban Tubeless mojok.co/terminal

Tidak Ada yang Salah dengan Tidak Punya Motor

29 Oktober 2020
Tips Penting untuk Pengendara Vespa Pemula terminal mojok.co

Tips Penting untuk Pengendara Vespa Pemula

27 Oktober 2020
Cuci Motor di Musim Hujan Sia-sia karena Bakal Kotor Lagi? Nggak Gitu Logikanya, Bos mojok.co/terminal

Siapa Bilang Cuci Motor di Musim Hujan Itu Sia-sia?

12 Maret 2021
Saya Berpengalaman soal Berkendara Saat Hujan dan Jas Hujan Kelelawar Paling Tidak Efektif terminal mojok.co

Pleidoi dari Orang yang Tetap Pakai Jas Hujan Motor walau Hujan Sudah Reda

8 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.