Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Dilema Self-Partnering: Apa Enaknya sih Berpacaran dengan Diri Sendiri?

Dicky C. Anggoro oleh Dicky C. Anggoro
7 November 2019
A A
Dilema Self-Partnering: Apa Enaknya sih Berpacaran dengan Diri Sendiri?
Share on FacebookShare on Twitter

Tampaknya, kawula jomblo tanah air patut bergembira. Pasalnya istilah jomblo ataupun jones yang selama ini banyak disematkan pada mereka yang lagi single atau tidak sedang pacaran, kini telah memiliki padanan kata yang lebih legit nan sophisticated, yaitu self-partnering. Atau secara literal memiliki makna berpasangan dengan diri sendiri.

Istilah ini mungkin sudah banyak dipakai para jomblo-jomblo elit di luar negeri, tapi baru masuk ke telinga netizen Indonesia sejak bertenggernya nama aktris Emma Watson di jajaran paling atas top-trend Twitter pada tanggal 7 November lalu. Aktris pemeran Hermione Granger di film Harry Potter ini mengakui dirinya masih single alias jomblo dengan gaya baru, yaitu berkencan dengan dirinya sendiri atau self-partnered saat diwawancarai oleh Britsh Vogue.

Ya, Emma Watson adalah cerminan kita semua (nggak semua sih. Yang jomblo-jomblo aja, btw). Menjadi self-partnered adalah berkomitmen untuk tidak memiliki ketergantungan dengan orang lain baik secara fisik maupun emosional. Layaknya berpacaran, praktik self-partnering menuntut diri sendiri untuk selalu bahagia dan merasa berkecukupan walaupun tanpa belaian seorang pacar.

Tapi yang menjadi keniscayaan adalah bahwa keterampilan self-partnering bukan hanya wajib dimiliki oleh jomblo saja. Mau tidak mau semua orang wajib mengembangkan keterampilan mencintai diri sendiri dengan ajeg. Sebab pada dasarnya, siapa lagi yang bisa menghargai diri sediri selain diri kita sendiri? Pengembangan self-partnering menuntut kita untuk senantiasa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Praktik ini yang paling mudah dilakukan adalah dengan menyisihkan waktu untuk me-time. Entah itu nonton Youtube 24 jam, rebahan, naik motor keliling kota sendiri, shopping ke mall sendirian, ataupun aktivitas lain yang dapat memanjakan keinginan kita untuk sendiri. Pada hakikatnya manusia memang dikatakan sebagai makhluk sosial, tapi tak dapat dimungkiri bahwa kita juga adalah makhluk individual yang perlu menyendiri untuk mengembangkan kemandirian.

Terus apa enaknya sih mengencani diri sendiri? Berkencan dengan diri sendiri membangun rasa percaya diri yang tinggi dan optimisme menuju kemandirian. Berhasil untuk tidak bergantung pada orang lain adalah prestasi yang patut dibanggakan. Sebab, setiap dari diri kita pasti suatu saat akan kehilangan kebersamaan dengan orang-orang yang telah kita percaya sepenuh jiwa. Maka, self-partnering adalah latihan untuk mempersiapkan kehilangan, karena mau tidak mau perpisahan itu pasti terjadi.

Lalu apa nggak berbahaya berlama-lama tenggelam dalam kesendirian? Nah, pertanyaan ini cukup dilematis untuk dijawab. Self-partnering kadang sering diasosiasikan dengan narsisisme atau konsep mencintai diri secara berlebihan dan cenderung egosentrik. Pada beberapa kasus yang cukup ekstrim, penganut self-partnering yang narsis berlebihan tak segan untuk menikahi dirinya sendiri (sologamy) dan kadang juga dirayakan dengan acara pernikahan mewah selayaknya acara kondangan normal.

Karena terbiasa mandiri, penganut self-partnering kadang lupa untuk kembali percaya pada orang lain. Apalagi bagi kaum yang baru putus akibat ditinggal mantan pas lagi sayang-sayangnya. Momen-momen menyakitkan seperti itu kadang dapat memicu seseorang untuk menutup pintu hatinya. Self-partnering menyediakan kenyamanan dan kepuasan melalui rasa sayang yang diciptakan untuk diri sendiri dan kadang dapat menutup celah masuknya rasa percaya dari orang lain.

Baca Juga:

5 Destinasi di Semarang yang Cocok untuk Jomblo buat Menangis

Stop Komersialisasi Perselingkuhan, Kasihan Para Jomblo!

Kembali lagi bahwa hal ini merupakan keterampilan dasar bagi semua orang. Menjadi self-partnered tidak serta merta memutus hubungan dengan orang-orang yang selama ini ada di sekitar kita dan banyak menaruh perhatian pada kita. Berkencan dengan diri sendiri adalah jalan paling ampuh untuk membahagiakan diri di kala partner kita sedang tidak dapat ada untuk kita.

Satu hal yang menjadi kenyataan adalah bahwa setiap orang memiliki dunianya sendiri. Sedekat apa pun kita dengan pacar atau partner kita, adalah kemustahilan bahwa dunia kita bisa benar-benar bersatu dengan dunianya. Manusia itu unik dengan pikiran dan idenya masing-masing. Terlibat dalam hubungan seperti pacaran tidak membuat dunia pacarmu menjadi duniamu juga. Kita tetap punya pikiran, keinginan, dan ide sendiri yang wajib dipenuhi diri sendiri.

Ketika kamu sedang sedih dan ingin diperhatikan tapi pacarmu sedang sibuk mengerjakan skripsinya adalah momen yang pas untuk mengembangkan keterampilan self-partnering. Tanpa harus menunggu skripsi pacar kelar, kamu bisa menyibukkan pikiranmu dengan hal-hal yang setidaknya dapat membahagiakan seperti jalan-jalan sendiri, cari makan sendiri, atau menggeluti hobimu dengan lebih tekun.

Lalu apakah kamu siap untuk menjadi self-partnered?

BACA JUGA Beruntunglah Kalian Para Jomblo atau tulisan Dicky C. Anggoro lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 November 2019 oleh

Tags: Jomblome timeself-partnering
Dicky C. Anggoro

Dicky C. Anggoro

Mahasiswa Apoteker yang gemar meracik kata-kata.

ArtikelTerkait

Quirkyalone

Quirkyalone, Alternatif Jawaban Bagi Para Jomblo Saat Lebaran

24 Mei 2019
Tolong Jangan Kasihani Saya. Meski Belum Menikah, Saya Baik-baik saja terminal mojok.co

Tolong Jangan Kasihani Saya. Meski Belum Menikah, Saya Baik-baik saja

2 Maret 2021
5 Objek Wisata di Jawa Timur yang Sebaiknya Dikunjungi Jomblo Mania terminal mojok.co

5 Objek Wisata di Jawa Timur yang Sebaiknya Dikunjungi Jomblo Mania

18 Januari 2022
Makanya Jadi Anak IPS, Biar Nggak Kaget Gaji Jomblo 5 Juta Kena Pajak (Unsplash)

Makanya Jadi Anak IPS, Biar Nggak Kaget Gaji Jomblo 5 Juta Kena Pajak

4 Januari 2023
cincin untuk menikah apalah menikah bikin lebih bahagia BPS

Apakah Menikah Bikin Lebih Bahagia? Mari Lihat Data BPS

6 Oktober 2020
Perselingkuhan Karyawan di Kantor Itu Terlalu Nekat dan Bikin Repot HRD Terminal Mojok.co

Stop Komersialisasi Perselingkuhan, Kasihan Para Jomblo!

10 Februari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

motor Honda Stylo 160: Motor Matik Baru dari Honda tapi Sudah Disinisin karena Pakai Rangka eSAF, Bagusan Honda Giorno ISS Honda motor honda spacy

Honda Stylo: Rangkanya Dibilang “Bom Waktu”, tapi kok Masih Laris?

9 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
5 Penderitaan Abadi yang Dirasakan Penghuni Rumah di Pinggir Jalan: Jadi Sasaran Kejahatan dan Kena Polusi Suara Tanpa Henti! rumah pinggir jalan raya

Suka Duka Tinggal di Rumah Pinggir Jalan Raya Utama: Buka Usaha Mudah, tapi Susah untuk Hidup Tenang

9 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.