ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Desa Kertawangi: Pesona Desa Wisata di Cisarua yang Belum Diketahui Orang Banyak

Moh. Jamalul Lail oleh Moh. Jamalul Lail
19 Agustus 2022
A A
Desa Kertawangi Pesona Desa Wisata di Cisarua yang Belum Diketahui Orang Banyak (Unsplash.com)

Desa Kertawangi Pesona Desa Wisata di Cisarua yang Belum Diketahui Orang Banyak (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang menganggap bahwa ide brilian banyak muncul dari masyarakat urban dengan background pendidikan setinggi langit. Namun, anggapan tersebut terpatahkan saat kami bertamu selama 45 hari sebagai mahasiswa KKN di sebuah desa wisata di kaki Gunung Burangrang. Namanya Desa Kertawangi di Kecamatan Cisarua. 

Permata di Kecamatan Cisarua, Bandung Barat

Secara administratif, Desa Kertawangi berada di bawah pemerintahan Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Konon, nama Desa Kertawangi adalah perpaduan dua kata dalam Bahasa Sanskerta, yaitu kerta yang berarti ‘kaya’ dan wangi yang bermakna ‘harum’.

Sebentar, ada satu hal yang ingin saya tegaskan supaya pembaca tidak tersesat. Jadi, nama “Cisarua” itu nggak cuma ada di Bogor. Ingat, ya, Bandung Barat, di mana Desa Desa Kertawangi berada, juga punya Cisarua.

Kalau kita memasukkan kata kunci “Cisarua” ke Google, hasil pencarian dominan merujuk ke sebuah wilayah di Bogor. Oleh sebab itu, mungkin, hal ini yang bikin Desa Kertawangi kurang terekspose media karena mayoritas merujuk ke Cisarua di Bogor.

Padahal, kalau ngomongin soal potensi wisata, Desa Kertawangi di Kecamatan Cisarua, Bandung Barat, tidak boleh dipandang sebelah mata. Agrowisata, greenhouse, curug, dan camping ground jadi beberapa andalan desa wisata ini.

Melirik Desa Kertawangi

Sesuai namanya, desa di Kecamatan Cisarua ini menyimpan segudang pesona sumber daya alam. Ketika masyarakat bisa mengolah sumber daya alam secara efektif, saya yakin perekonomian Desa Kertawangi akan semakin terangkat.

Namun, idealnya, kita harus bisa menyeimbangkan kekayaan sumber daya alam dengan kecakapan sumber daya manusia, terutama warga setempat. Tentu sangat ironis ketika bukan warga setempat yang malah menguasai, mampu mengelola, dan mendapatkan keuntungan.

Sebesar itu potensi Desa Kertawangi? Saya, sih, sangat meyakini anggapan itu. Bahkan, bagi saya, desa di Cisarua itu Wakanda-nya Jawa Barat. Selain kekayaan alamnya yang nyata, warga Desa Kertawangi sangat kreatif dan tak berhenti berinovasi. Mari saya ceritakan.

Desa wisata yang dikelola secara efektif

Desa wisata Kertawangi sendiri mengusung konsep Big Farmer sebagai grand design. Mereka ingin menjadikan para petani sebagai tuan rumah. Oleh sebab itu, orientasi desa di Kecamatan Cisarua adalah konsep petani yang sejahtera dan juga kuat di banyak bidang.

Sudah banyak desa wisata yang mengalami salah kelola, ketika dominasi kepentingan ekonomi terlalu kuat. Alhasil, kesejahteraan warga setempat jadi terpinggirkan. Lingkungan di sekitar desa wisata jadi tidak terawat dengan baik. Semuanya terlalu fokus ke objek-objek wisata, tapi manusia di dalamnya tidak sepenuhnya sejahtera.

Misalnya ketika sebuah desa mengalami ledakan sensasi atau viral. Wisatawan membludak dan tempat parkir kendaraan tidak dikelola dengan baik. Nah, biasanya, kejadian ini diiringi kegagapan pengelola objek wisata dalam hal pengelolaan sampah. Untungnya, Pemdes Kertawangi sadar betul akan hal ini.

Pemdes berhasil merangkul generasi muda desa untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Kelompok ini mendapat amanah mengelola potensi wisata alam tanpa mengesampingkan eksistensi warga setempat. 

Contoh konkretnya, para pemilik lahan akan ditawari menjadikan lahannya sebagai wisata kebun (petik buah, tanaman hias, dan sebagainya). Sedangkan yang tak punya lahan dapat berkontribusi menyediakan homestay bagi para wisatawan. 

Bersama Pokdarwis, semua potensi ekonomi warga dapat tereksplore dan dikelola secara terintegrasi. Hal inilah yang membuat kami jatuh cinta pada pandangan pertama saat bertamu dengan Kang Anggi dan Kang Made sebagai anggota Pokdarwis yang ngantor di Tourism Information Center (TIC) Kertawangi.

Jago mengelola sampah

Soal pengelolaan sampah, Desa Kertawangi ini memang jago. Saya sendiri jarang menjumpai tempat sampah di sini. Namun, faktanya, pemandangan sampah yang dibuang sembarangan itu hampir tidak saya temukan. Ke mana larinya larinya sampah-sampah limbah konsumsi rumah tangga? Dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)? Nggak juga. 

Eloknya, warga desa di Kecamatan Cisarua ini berprinsip bahwa membuang sampah di TPA yang umumnya berada di luar desa adalah sebuah tindakan zalim. Lho, kok bisa? 

Ternyata, warga desa menilai bahwa membuang sampah ke TPA sama artinya dengan memindahkan sampah kita ke daerah lain. Risikonya, warga di sekitar TPA pasti terganggu dengan keberadaan sampah warga Desa Kertawangi. 

Singkatnya, warga desa wisata ini berkomitmen tidak mau mengotori daerah lain dengan sampah yang mereka produksi sendiri. Pengelolaan sampah harus selesai di “rumah mereka” tanpa melemparnya ke desa lain. Ini sikap yang luar biasa. Wajib ditiru desa-desa wisata lainnya.

Oleh karena itu, Pemdes di bawah komando Yanto bin Surya (nama populernya adalah Steve Ewon) mencanangkan program “Kampung Kurang Sampah”. 

“Hah, berarti harus ditambahi sampah?” 

Nggak begitu juga konsepnya, dong! Bagian “kurang sampah” di sini berarti “guna mengurangi sampah”. Jadi, sampah dari berbagai RW dipungut dengan motor Tossa oleh petugas untuk kemudian dibakar di lokasi pembakaran yang tak jauh dari Curug Cimahi (Curug Pelangi). 

Sebagian sampah plastik disortir dan diolah menjadi kerajinan, misalnya menjadi bata plastik. Begitulah kurang lebih hasil ngobrol kami dengan salah seorang pengelola Kampung Kurang Sampah yang kebetulan sedang piket jaga di titik pembakaran.

Bagaimana dengan polusi udara dari hasil pembakaran sampah?

Pembakaran memang dipilih sebagai alternatif utama daripada harus ekspor sampah ke desa lain. Langkah ini diambil guna mengurangi risiko menumpuknya sampah di Desa Kertawangi. 

Pembakaran sampah juga diterapkan secara individu di tingkat rumah tangga. Dengan demikian, problem manajemen sampah selesai sejak dini di ranah rumahan. Lalu, kualitas udara apa kabar? 

Masih banyaknya daerah hijau ( pohon dan tumbuhan yang lebat) membuat warga desa optimis bahwa emisi karbon hasil pembakaran sampah masih cukup bermanfaat bagi tumbuhan untuk “dimasak” (baca: fotosintesis) dan menghasilkan gas buangan berupa oksigen kembali. Yah, meski ide ini sempat kami anggap tak cukup solutif, tapi setelah sharing dengan salah seorang pegawai di lokasi pembakaran sampah, kami mulai tercerahkan dan manggut-manggut kagum. Kok bisa, hal sekecil itu pun tetap dikaji oleh mereka. Untuk keberlangsungan kelestarian lingkungan jangka panjang tentunya.

Limbah jadi rezeki

Satu lagi, di Desa Kertawangi, banyak limbah yang nyaris tak terbuang. Limbah kotoran sapi, bisa jadi pupuk kompos dan biogas mandiri (rumahan), limbah baglog (media) jamur jadi media ternak cacing penyubur tanah, dan sebagainya. 

Desa wisata di Kecamatan Cisarua ini punya SDM yang mampu mengendalikan perputaran siklus limbah jadi olahan berharga dan kembali dimanfaatkan untuk olahan lainnya. Hal ini dilakukan dengan peralatan seadanya tanpa teknologi mesin impor atau sejenisnya. Canggih bukan? 

Yah, namanya juga ide out of the box. Desa Kertawangi selalu berhasil mengejutkan kami dengan hal-hal kece yang tak pernah terduga dan terlintas pada isi kepala kami. Respect.

Penulis: Moh. Jamalul Lail

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Desa Cinunuk, Wisata Religi di Garut yang Sarat Sejarah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Agustus 2022 oleh

Tags: bandung baratbogorcisaruaDesa Kertawangidesa wisataJawa Barat
Moh. Jamalul Lail

Moh. Jamalul Lail

Hamba idaman yang gampang kepo.

ArtikelTerkait

Pasar Ciputat, Pasar Paling Ruwet se-Tangerang Selatan (Unsplash)

Pasar Ciputat, Pasar Paling Ruwet se-Tangerang Selatan

8 September 2024
Bogor Tanpa Angkot bagai Sejoli yang Dipaksa Berpisah. Tapi, Tak Selamanya Perpisahan Itu Buruk, Bukan?

Bogor Tanpa Angkot bagai Sejoli yang Dipaksa Berpisah. Tapi, Tak Selamanya Perpisahan Itu Buruk, Bukan?

20 Desember 2023
Padalarang Kecamatan Paling Mewah di Bandung Barat, Bikin Iri Kecamatan Lain Mojok.co

Padalarang Kecamatan Paling Mewah di Bandung Barat, Bikin Iri Kecamatan Lain

9 Juli 2024
Alun-Alun Bogor Perlu Perhatian agar Nggak Kumuh

Alun-Alun Bogor Perlu Perhatian Lebih agar Nggak Kumuh

22 Agustus 2024
Karawang Kalahkan UMK dan Pendidikan Kabupaten Bekasi (Unsplash)

Berkembang Pesat Seperti Jabodetabek, Karawang Kalahkan UMK dan Gengsi Pendidikan Kabupaten Bekasi

4 Februari 2024
Sejarah Gunung Manglayang yang Konon Disebut Pusaka Dewa terminal mojok

Sejarah Gunung Manglayang yang Konon Disebut Pusaka Dewa

1 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Menebak Alasan Nicholas Saputra Jadi Pemeran Utama Sayap-Sayap Patah Terminal Mojok

Menebak Alasan Nicholas Saputra Jadi Pemeran Utama Sayap-Sayap Patah

Mi Goreng Keju Richeese, Sensasi Makan Mi Goreng yang Berbeda Terminal Mojok

Mi Goreng Keju Richeese, Sensasi Makan Mi Goreng yang Berbeda

5 Lagu Dangdut yang Wajib Dinyanyikan Saat Pergi Karaokean Bersama Teman Terminal Mojok

5 Lagu Dangdut yang Wajib Dinyanyikan Saat Pergi Karaokean Bersama Teman

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan secara Menyeluruh Mojok.co

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan

13 Juni 2025
Kopi Keliling Salatiga: Semua Jualan Kopi, tapi Nggak Ada yang Sepi

Kopi Keliling Salatiga: Semua Jualan Kopi, tapi Nggak Ada yang Sepi

16 Juni 2025
Banyudono, Kecamatan “Mewah” di Pinggiran Boyolali yang Jarang Dilirik Orang Mojok.co

Banyudono, Kecamatan “Mewah” di Pinggiran Boyolali yang Jarang Dilirik Orang

14 Juni 2025
5 Kasta Toga Wisuda dengan Desain Paling Unik hingga Biasa Aja Mojok.co

5 Kasta Toga Wisuda dengan Desain Paling Unik hingga Biasa Aja

13 Juni 2025
Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

16 Juni 2025
Ironi Kalimantan Timur: Berdiri di Atas Minyak, tapi Masak Pakai Kayu

Ironi Kalimantan Timur: Berdiri di Atas Minyak, tapi Masak Pakai Kayu

16 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Rasanya Jadi Perantau Mengurus KTP Hilang di Dukcapil Sleman: “Sat-Set”, Lima Menit Selesai, Tidak Ribet Seperti di Tangerang
  • Pertama Kali Punya Mobil Pribadi buat Pamer ke Tetangga, Malah Berujung Repot Sendiri hingga Dijual Lagi
  • 8 Tahun Mengendarai Yamaha Mio Bekas Motor Kakak, Sudah Nggak Cocok buat Pergi Wisata dan Sering Bawa Sial tapi Tetap Berharga
  • Naik Bus Mira karena Pengin Nikmati Perjalanan dengan Harga Murah, Malah Menderita karena “Keanehan” Penumpangnya
  • Pengalaman Pertama Naik Pesawat: Sok Berani padahal Takut Ketinggian, Berujung Malu dan Jadi Aib Tongkrongan
  • Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.