Beberapa pekan lalu, saya membaca tulisan Wulan Maulina perihal keuntungan KKN di kota. Tulisan tersebut memanggil saya untuk berbagi pengalaman KKN di desa yang jauh lebih seronok alias menyenangkan sangat. Namanya Desa Bumiayu, Magelang. Duh, warganya benar-benar membumi, saking nyamannya sampai nggak rela pulang!
Nah, berikut ini hal-hal menyenangkan yang saya temukan selama KKN di sana.
Daftar Isi
Warga Desa Bumiayu Magelang sangat hangat kepada pendatang
Kesan menyenangkan pertama ketika KKN di Desa Bumiayu Magelang adalah sambutan warga yang begitu hangat. Semua warganya sangat rendah hati dan terbuka kepada mahasiswa yang notabene pendatang.
Saya dan tim merasa diterima sepenuh hati. Sikap hangat ini kami rasakan sejak hari pertama sampai KKN rampung.
Karakter menyenangkan ini misalnya saja, tidak pernah luput bertegur sapa ketika bertemu. Kalau sekadar lewat dan ngobrol sebentar, pasti langsung keluar teh atau kopi.
Kami banyak belajar dari cara warga Bumiayu Magelang “bermasyarakat”
Menjalankan tugas KKN tidak sekadar berkutat pada program kerja atau proker. Ada hal lain yang jauh lebih bermanfaat untuk masa depan, yakni bermasyarakat.
Banyaknya kegiatan rutin warga Desa Bumiayu Magelang mengajarkan kami cara berbaur dengan karakter dan budaya yang berbeda. Keberagaman di sana tentu saja mengajarkan banyak hal agar lebih bisa menghargai berbagai perbedaan.
Oh iya, kegiatan rutin masyarakat desa biasa melibatkan satu dua orang dengan keterampilan public speaking yang amat santun. Selalu ada “unggah-ungguh” dalam tutur kata. Lewat hal tersebut, saya bisa belajar bermasyarakat meski secara tidak langsung.
Kudapan yang mengisi jiwa dan perut
Semua kegiatan keagamaan yang mahasiswa KKN ikuti selalu ditutup dengan kudapan yang khas. Misalnya, kami sempat ikut kegiatan membaca Selawat Al Barzanji, lalu ada ziarah kubur, darwis, mujahadah, dan lain sebagainya.
Selesai kegiatan, kami bisa menikmati banyak makanan khas yang sebelumnya belum pernah kami cicipi. Nggak melulu soal makanan, sih, sebetulnya. Namun, rasa berbagi yang tinggi warga desa yang bikin kagum.
Watak solidaritas demikian membuat kami belajar tentang budaya srawung. Berinteraksi dengan lingkungan sekitar ternyata membawa berkah hidup tersendiri.
Tradisi tahlilan Desa Bumiayu Magelang, bikin posko kebanjiran sembako
Tradisi tahlilan terasa kuat di Desa Bumiayu Magelang. Setiap acara “menjanjikan” bingkisan sembako. Lantaran cukup sering ikut, tim KKN saya jadi “kebanjiran” sembako seperti seperti mie instan, gula, teh, juga beras.
Mungkin sebenarnya kurang pantas membicarakan perihal bingkisan. Namun, acara tahlilan ini menarik dibahas. Selain bisa ikut melestarikan tradisi, kebutuhan logistik pangan jadi melimpah tanpa mengeluarkan uang. Bahkan selama satu bulan menghadiri kurang lebih lima undangan, yang tentu saja membuat posko banjir sembako.
KKN di Desa Bumiayu Magelang bonus seduluran
Bonus paling seronok ialah persaudaraan yang terjalin antara tim KKN dengan warga Desa Bumiayu Magelang. Meskipun KKN sudah usai, warga dengan sangat terbuka dan senang untuk disambangi kembali.
Ada satu cerita mengharukan, dan menurut saya istimewa. Itu adalah kenang-kenangan. Yang sibuk menyiapkan barang kenang-kenangan tidak hanya tim KKN, warga di sana pun ternyata menyiapkannya untuk kami. Jadi, masing-masing dari kami dibelikan selimut sebagai barang kenangan.
Nah, begitulah macam-macam sikap seronok warga desa yang jarang sekali ditemukan ketika KKN di kota. Terlebih warga Desa Bumiayu Magelang yang cara sedulurannya belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Penulis: Anita Sari
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Pengalaman Saya Menjalani KKN Gaib, Sendirian Ngerjain Proker, Tau-tau Selesai
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.