Kota Depok makin hari makin unik, bahkan ada yang bilang malah makin ajaib. Di Terminal Mojok juga sudah banyak yang membahas tentang Kota Belimbing ini. Entah kenapa, salah satu kota penyangga Jakarta ini memang agak lain dari kota lainnya.
Ketika mendengar nama Depok, kalian harus kesampingkan dulu perihal kasus Covid-19 yang pertama kali muncul, kasus babi ngepet, dll. Semua itu sudah tersemat di nama Depok. Padahal Kota Belimbing masih punya hal lainnya yang membuat warga mengelus dada.
Sebenarnya ada banyak masalah perkotaan yang terjadi di Depok. Sayangnya, masalah-masalah yang terjadi itu sudah dibiarkan menahun dan nggak kelar-kelar.
Daftar Isi
Urusan TPA Cipayung nggak kelar-kelar
Bukan hanya sekali atau dua kali TPA Cipayung mengalami laongsor, sudah sering. Padahal, TPA Cipayung sudah dikatakan overload dari tahun 2019. Tapi ya gitu, masalahnya bak angin lalu.
TPA Cipayung itu minim lahan. Sampah yang datang ke sana kemudian hanya ditumpuk sampai menjadi gunung sampah. Kebayang nggak sih betapa ngerinya gunung sampah di sana kalau longsor? Tinggal tunggu waktu saja, kan.
Nah, beberapa hari belakangan ini, TPA Cipayung sempat ditutup kembali. Kabarnya, longsor kembali terjadi sehingga mengakibatkan jalur loading tertutup. Bahkan kabarnya akibat penutupan TPA Cipayung ada beberapa orang yang buang sampah di depan kantor Wali Kota Depok sebagai bentuk protes.
Masih ada ruang kelas sekolah yang nggak beratap di Depok
Hari gini masih ada ruang kelas sekolah yang nggak beratap. Kalau hal itu terjadi di daerah pelosok sih mungkin saja ya mengingat kurangnya pemerataan pembangunan di negeri ini. Lha, ini kejadiannya di Kota Depok yang jaraknya sekitar 26 kilometer dari Jakarta.
Kondisi tersebut dialami oleh SDN Kedaung, Sawangan, Depok. Kabar yang saya dengar, dua ruang kelas di sekolah tersebut ambruk sekitar bulan Maret 2024. Ruang kelas yang ambruk itu memang sudah dikosongkan sejak pertengahan semester tahun 2023 karena langit-langitnya sudah rusak dan ditakutkan ambruk sewaktu-waktu. Dan benar saja ambruk.
Kejadian tersebut tentu sangat disayangkan. Kabarnya, sekolah akan direnovasi pihak Pemkot Depok tahun 2025 mendatang. Tapi yang jadi pertanyaan, kok tahun depan sih, Pak/Bu? Bukankah pendidikan itu penting? Lantas, murid-murid harus digabung terus dengan kelas lain selama proses belajar mengajar? Duh, terlalu unik sih kalau begini!
Bikin taman saja anggarannya miliaran padahal ya nggak mirip taman
Pada tulisan sebelumnya, saya pernah membahas soal taman yang anggarannya super mahal. Kok mahal? Ya soalnya anggarannya sampai Rp13 miliar. Taman yang saya maksud adalah Taman Secawan. Uniknya, taman yang nggak ada bentukan taman ini dibangun dengan anggaran semahal itu.
Kalau dibangun dengan anggaran super banyak dan punya tampilan estetis sih agak bisa diterima. Pasalnya, di Taman Secawan juga nggak ditemukan fasilitas mewah. Di sana hanya ada fasilitas dasar ruang terbuka pada umumnya. Nggak lebih.
Apakah warga Depok harus sering-sering mengelus dada kalau begini keadaannya? Sebenarnya selain hal-hal di atas, masih banyak “keunikan” Kota Depok. Beberapa waktu lalu juga santer kabar masalah yang terjadi dalam internal Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok. Belum lagi masalah tindak kekeraan yang dilakukan pemilik daycare di sini yang ramai beberapa hari lalu.
Begitulah Depok dengan segala problematikanya. Jangan sampai daerah lain ikut-ikutan Kota Belimbing, ya. Belum tentu warga kota lain sanggup menerima “keunikan” ini seperti kami warga Depok.
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jangan Hidup di Depok Jawa Barat kalau Nggak Siap Bergelut dengan Transportasi Umum yang Bobrok.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.