Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Dear Toko Buku Gramedia, Ayo dong Buka Outlet di Kota Pekalongan

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
5 Oktober 2023
A A
Dear Toko Buku Gramedia, Ayo dong Buka Outlet di Kota Pekalongan

Dear Toko Buku Gramedia, Ayo dong Buka Outlet di Kota Pekalongan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Toko Buku Gramedia harusnya buka outlet di Pekalongan, tidak usah takut buku yang dijual tidak laku.

Sudah lama saya menantikan pameran buku digelar lagi di Kota Pekalongan. Dan puji Tuhan, akhir September kemarin Kota Pekalongan mengadakan festival literasi yang tentu saja ada pameran buku di dalamnya. Saya tidak berekspektasi tinggi terhadap event itu. Ada pameran buku saja cukup.

Saya pun menyempatkan diri untuk datang ke sana. Sekadar melihat-lihat buku dan kalau ada yang menurut saya menarik, saya akan membelinya. Jika kelak bukunya tidak saya baca, paling tidak saya ikutan melarisi dagangan. Saya akui, ketika berkunjung ke sana, antusiasme warga Pekalongan lumayan tinggi.

Saya pun berkesimpulan bahwa boleh jadi memang angka literasi di Kota Pekalongan benar-benar tinggi. Dalam momen itu pula saya menemukan sebuah informasi yang menyebut bahwa Wali Kota Pekalongan berharap dengan adanya festival literasi bisa menarik brand-brand buku ternama untuk buka outlet di Pekalongan.

Saya mengerti, brand ternama yang dimaksud tidak salah lagi adalah Gramedia. Lama sekali Kota Pekalongan tak punya toko buku besar seperti Gramedia. Saya rasa apa yang dikatakan Wali Kota itu benar belaka. Mbok ya Gramedia buka outlet di Pekalongan!

Kota Pekalongan tidak punya Toko Buku Gramedia

Kota Pekalongan itu tidak punya Toko Buku Gramedia, lho, Mas, Mbak. Gini, di Kota Pekalongan toko buku bisa dihitung jari. Namun, satu yang cukup terkenal hanya Salemba. Sisanya entah apakah masih eksis atau sudah gulung tikar. Ada sih toko buku Karuhun yang letaknya dekat alun-alun, itu masih bertahan.

Lagi pula Karuhun kebanyakan hanya menjual buku-buku bekas seperti novel-novel stensilan, selain itu paling hanya ASCO. Itu pun sebetulnya tidak bisa disebut “toko buku”. Nah, soal Gramedia, saya tidak tahu persis apakah pernah membuka outlet di Kota Pekalongan.

Denger-denger sih, pernah. Namun, mereka gulung tikar karena minimnya pembeli. Sampai sekarang Gramedia tidak buka lagi di Kota Pekalongan. Sungguh tertinggal sekali, bukan?

Baca Juga:

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

Padahal di Tegal saja ada Toko Buku Gramedia, lho. Tegal itu kan eks Karesidenan Pekalongan. Masa di bagian eks-karesidenannya ada, tapi di pusatnya nggak ada toko buku sekelas Gramedia?

Ironis

Ketiadaan toko buku besar seperti Gramedia dan menyusutnya jumlah toko buku di Kota Pekalongan menjadi semacam ironis. Hal itu seolah menutupi bahwa Kota Pekalongan pernah menghasilkan para pendekar literasi. Ada yang pernah dengar kelompok 4E?

Jadi, 4E itu semacam kelompok seniman yang meniti karier berkeseniannya di Malioboro, Yogyakarta. Salah satu anggota 4E adalah orang Pekalongan. Beliau adalah EH Kartanegara atau yang akrab dipanggil Ehaka. Selain almarhum Ehaka, anggota lainnya ada Emha Ainun Nadjib, Ebiet G. Ade, dan Eko Tunas.

Kebetulan Ehaka adalah salah satu pendekar literasi di Pekalongan. Beliau banyak menulis dan sejauh yang saya tahu intens bergerak di dunia literasi juga.

Saya pernah membaca sebuah artikel yang menyebut bahwa EH Kartanegara, kalau tidak salah ingat, pernah mengatakan, maju mundurnya sebuah kota bergantung pada ada tidaknya toko buku. Belakangan saya merasa itu sebuah ironi mengingat di kota kelahiran almarhum EH Kartanegara saja tidak menjamur toko buku.

Toko Buku Gramedia tidak usah takut sepi pembeli

Saya pernah menulis di Terminal Mojok, bahwa minimnya bazar buku karena sepinya pembeli. Namun, lewat tulisan ini saya ingin berbesar hati mengakui bahwa sebenarnya kalau ada bazar atau pameran buku di Kota Pekalongan itu tidak sepi-sepi amat.

Yah, meskipun memang tidak bisa 100 persen pameran buku karena harus ada pameran inovasi dan kulinernya. Bagaimanapun, berkaca dari pameran buku kemarin, ternyata masyarakat Kota Pekalongan juga terdorong untuk paling tidak datang ke pameran buku.

Waktu itu segala jenis manusia berduyun-duyun ke pameran buku, lho. Sejauh pengamatan saya ada siswa, mahasiswa, dosen, guru, bahkan seorang teman datang ke pameran buku. Coba bayangkan jika seandainya Toko Buku Gramedia buka di Pekalongan.

Seandainya beneran buka outlet di Pekalongan, wah, sudah pasti akan banyak orang berbondong-bondong ke sana, terutama para kaum cendekiawan dan intelektual. Toko Buku Gramedia tidak perlu takut bukunya tidak ada yang beli. Yang penting kan orang-orang datang dulu dan tahu, “Oh, ternyata ini toko buku besar.”

Lama-lama saya yakin pasti ada satu atau dua orang yang beli buku. Saran saya sih kalau baru buka outlet di Pekalongan, beri diskon besar-besaran. Big sale bisa menjadi daya tarik warga Pekalongan. Dengan begitu warga yang tidak tertarik pada buku mungkin akan tergiur membeli buku kalau harganya promo. Atau jika itu dirasa kurang jitu, pihak Gramedia bisa juga membuka tenant kuliner saat Grand Opening.

Ingat, masyarakat Kota Pekalongan itu konsumtif. McDonald’s yang baru buka saja laris manis, masa toko buku sebesar Gramedia ketika buka nggak ada yang datang?

Gramedia bisa ngajarin Pemkot Pekalongan bikin acara literasi yang benar

Satu lagi yang bikin Toko Buku Gramedia harus buka di Kota Pekalongan, ya supaya bisa mengajari Pemkot bikin acara literasi yang benar. Jujur aja, acara festival literasi yang kemarin itu sebetulnya tidak literasi-literasi amat.

Stand bukunya sedikit, Bro, bahkan lebih sedikit daripada stand kulinernya. Eh, malah sepertinya lebih sedikit dari stand UMKM, dinas, sampai stand inovasi anak sekolahan. Selain itu, acara yang terkait literasi sangat minim. Sejauh yang saya ingat, acaranya paling membaca buku bersama.

Kalau begitu sih ya baca buku bareng aja, tidak usah bikin festival literasi segala. Di sekolah-sekolah kan para siswa juga sudah sering membaca buku bareng. Dan satu hal lagi yang bikin nggapleki, alih-alih lomba atau pelatihan menulis, di festival literasi justru yang ada lomba fashion show, pelatihan meracik minuman kekinian, sampai lomba karaoke dangdut.

Nah, siapa tahu kalau Toko Buku Gramedia hadir di Kota Pekalongan, pihak toko buku bisa ngajarin gimana bikin acara literasi yang bener. Misalnya, tidak hanya menggelar pameran buku tapi juga bedah buku sampai pelatihan menulis opini. Lho, kok menulis opini? Ha supaya warga Pekalongan terlatih untuk mengkritisi Pemkot lewat tulisan!

Penulis: Muhammad Arsyad
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Mending Beli Buku di Togamas atau Gramedia, ya?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2023 oleh

Tags: gramediajawa tengahpekalongantoko buku
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

Purwokerto, Kota Pensiunan yang Kehilangan Sisi Eksotisnya (Unsplash) jalan satu arah

Purwokerto, Kota Pensiunan yang Makin Kehilangan Identitasnya sebagai Kota Tua yang Eksotis

10 Oktober 2023
Jalan Gatot Subroto Penghasil Pembalap Tangguh di Kabupaten Blora

Jalan Gatot Subroto Penghasil Pembalap Tangguh di Kabupaten Blora

15 Maret 2024
Taman Hutan Klorofil Kendal: Dibangun dengan Anggaran 4 Miliaran, Berakhir Jadi Tempat Orang Pacaran dan Buang Sampah Sembarangan

Taman Hutan Klorofil Kendal: Dibangun dengan Anggaran 4 Miliaran, Berakhir Jadi Tempat Orang Pacaran dan Buang Sampah Sembarangan

17 Februari 2024
Indomaret Kota Lama Semarang Cantik, Nggak Kalah Estetis dari Indomaret Yudonegaran Jogja

Indomaret Kota Lama Semarang Cantik, Nggak Kalah Estetis dari Indomaret Yudonegaran Jogja

13 Mei 2024
Masalah Purwokerto Terminal Bulupitu Menyusahkan Warga (Unsplash)

Masalah Purwokerto: Terminal Bulupitu yang Berpotensi Menyusahkan Mahasiswa dan Warga

8 Juli 2023
Pergi ke Dieng Saat Weekend Adalah Ide yang Buruk, Niat Healing Berakhir Sinting wonosobo

Pergi ke Dieng Saat Weekend Adalah Ide yang Buruk, Niat Healing Berakhir Sinting

10 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.