Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Game

Dark Souls III, Game Paling Nggatheli Sepanjang Masa

Nurfathi Robi oleh Nurfathi Robi
15 September 2020
A A
blokir gim voucher game online mending rakit pc steam dark souls III genre game menebak kepribadian dota 2 steam esports fall guys mojok

steam dark souls III genre game menebak kepribadian dota 2 steam esports fall guys mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Barangkali, bermain video gim tidak selalu soal kesenangan yang haha-hehe. Wujud kesenangan bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah mempertemukan controller Xbox360 (ori) secara paksa dengan tembok. Saya pernah melakukan hal itu dua kali. Dan, itu semua terjadi hanya dalam kurun lima minggu, gara-gara Dark Souls III.

Waktu itu, saya sedang melawan salah satu boss yang bernama Pontiff Sulyvahn. Si jahanam itu punya serangan yang nggak masuk akal. Gerakannya cepat dan serangan yang dilancarkan bertubi-tubi seolah tidak memiliki cooldown. Satu serangan darinya akan memberi status stagger (mini-stun). Dua-tiga kali kena gasak boss sudah cukup untuk mengirim karakter kita kembali ke bonfire (checkpoint).

Masih ingat bermain klasik Contra dan game-game mesin arcade di berbagai pusat perbelanjaan? Di mana pencapaian Anda, sejauh apapun, sirna begitu saja ketika mati dan game over? Kurang lebih, pengalaman seperti itu yang didapatkan ketika bermain Dark Souls III, mahakarya dari developer favorit saya, FromSoftware.

Inti dari seri ini sebenarnya sederhana saja: kita diminta untuk pergi dari titik A ke titik B sambil menghabisi semua musuh. Mudah to? Iya, kalau ngomong atau nonton  video gameplay dari YouTube doang sih kelihatannya gampang.

Jujur, saya tidak akan menertawakan siapapun yang mati konyol di game ini. Monster remeh seperti seekor slime dan skeleton bisa dengan mudah mencincang darah kita sampai habis. Itu baru satu cara. Selain itu, Anda bisa dibanting naga, terbakar, dikeroyok, jatuh ke dalam lava, jatuh ke jurang, digiling perangkap, ditelan monster berbentuk peti harta karun, dan sebagainya, dan sebagainya.

Kalau Anda mati, berarti musuh yang sudah Anda bersihkan kembali hidup. Belum lagi Anda akan menjatuhkan semua Souls–untuk menaikkan level karakter—yang telah dikumpulkan dengan susah payah. Oleh karena itu, Anda tidak boleh meleng dari layar. Anda tidak boleh lengah barang sedikit pun ketika menghadapi ancaman paling sepele yang ada di wajah Anda.

Itu baru satu perkara saja. Bagaimana dengan final boss? Sulyvahn, sumber frustrasi saya, hanyalah salah satu dari 25 boss yang bakal kita hadapi sampai menamatkan Dark Souls III. Dan, hampir semuanya nggatheli. Sebut saja, Aldrich, Devourer of Gods, punya skill panah insta-kill; Nameless King, dan Midir memiliki bar darah supertebal yang menuntut konsentrasi selama satu jam penuh. Ingat, Dark Souls III mengenal istilah git gud: orang yang mainnya cupu nggak akan kemana-mana, Bosque.

Berarti game ini broken dong? Tidak, justru banyak reviewer game menyebut kalau game ini punya tingkat kesulitan yang adil. Setiap boss, misalnya, punya jeda animasi yang bisa dimanfaatkan untuk melancarkan serangan balik. Setiap monster punya gerakan khas dan bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan strategis. Setiap kematian akan membuat Anda bergumam, “Ah, berarti nanti saya bakal begini. Tidak begitu.” Kalah di Dark Souls III berarti belajar. Masalah sampai sejauh mana, semua tergantung pada mental Anda sendiri.

Baca Juga:

Whiteout Survival, Game Iklan yang Bikin Muak, tapi Begitu Dicoba Ternyata Oke Juga

Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024: Terwujudnya Mimpi Masa Kecil, dan Bukti Pembinaan dari Grassroot Itu Penting

Buat saya pribadi, hal ini sangat memengaruhi mentalitas saya ketika bermain game online. Contohnya, saya berhenti menyalahkan orang lain ketika kekalahan menimpa saya di CS:GO dan Valorant. Sebab, ketika sedang berjuang menamatkan Dark Souls III, saya sadar bahwa satu-satunya yang bisa disalahkan atas nasib buruk adalah diri saya sendiri.

Cerita implisit dan multitafsir

Berbicara tentang game aksi modern seperti Dark Souls III tentu tidak lengkap apabila tidak membahas sisi cerita.

Anda akan berperan sebagai Ashen One. Misi Anda adalah menyalakan ulang fondasi peradaban para dewa, yang disebut dengan First Flame. Caranya dengan mengumpulkan Souls para Lord of Cinder—mereka yang pernah menyalakan ulang First Flame di masa lampau. Entitas super ini terdiri atas: Ludleth, Aldrich, Abyss Watchers, Yhorm, dan Twin Princess. Dengan mengalahkan mereka, Ashen One diharapkan untuk menjadi Lord of Cinder berikutnya.

Pelan tapi pasti, usaha Ashen One akan dihadapkan pada kenyataan pahit mengenai “The First Sin”. Usaha untuk menyalakan kembali First Flame hanyalah dalih para dewa untuk mempersekusi umat manusia. Mereka takut, Age of Fire, zaman keemasan para dewa, akan digantikan oleh zaman baru yang digawangi oleh manusia. Apakah Ashen One akan menjadi Lord of Cinder berikutnya atau akan membantu umat manusia melawan penindasan para dewa? Keputusannya ada di tangan Anda.

Akan tetapi, jangan harap game akan memberi cerita ini secara gamblang. Cerita akan menyebar dalam berbagai bentuk, mulai dari deskripsi item dan patung dan relief yang tersebar di tembok-tembok kastil Lothric. Untuk mencerna apa yang terjadi di dunia Dark Souls, Anda mesti menyatukan berbagai petunjuk, menjadikannya satu kesatuan puzzle yang lengkap.

Rene Hasse, melalui artikelnya yang berjudul “Romanticism and the art of Dark Souls III” menuliskan, “Hidetaka Miyazaki (kepala FromSoftware) sukses menorehkan reputasi di antara kritikus karena alur dibawa secara minimalis, bukan lewat teks maupun dialog, tapi melalui lingkungan dan desain dari gamenya itu sendiri.”

Vaatividya, YouTuber yang mendedikasikan dirinya untuk membedah cerita seri Souls, pernah mengatakan, “Buktinya tidak pernah valid. Dark Souls hanya memberi pilihan tentang apa yang ingin Anda percayai dan apa yang tidak.”

Dark Souls III adalah game yang menurut saya komplet. Cerita yang bagus, gameplay yang menantang, dan tidak bikin bosan. Tapi saran saya, kalau memang Anda adalah orang yang nggak punya kesabaran, jangan sekali-kali kepikiran main game ini.

Serius, jangan.

BACA JUGA Mitos dalam Game Mobile Legends yang Pernah Saya Percaya dan tulisan Nurfathi Robi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: dark souls IIIgameXbox
Nurfathi Robi

Nurfathi Robi

Bergabung dengan DNA E-Sports sejak 2019. Berperan sebagai analis dan samsak tinju. Bergulat di lane atas Land of Dawn.

ArtikelTerkait

call of duty mobile perempuan jago seksis bias gender kekurangan jago mojok.co

Curhatan Istri Saya yang Jago Main Call of Duty Mobile: Dikira Ngecheat dan Akun Hode

27 Mei 2020
game dinosaurus google chrome poin tertinggi cheat trik mojok.co

Saya Memainkan Game Dinosaurus Google Chrome selama Dua Jam, Inilah yang Terjadi

26 Mei 2020
PS1 Stop Romantisasi PS, Konsol Super Nintendo Adalah Puncak Kenangan Terbaik terminal mojok.co

Stop Romantisasi PS, Konsol Super Nintendo Adalah Puncak Kenangan Terbaik

21 November 2020
story of seasons friend of mineral town review game harvest moon mojok.co

Story of Seasons: Friends of Mineral Town, Menyenangkan walau Tanpa Nama Besar Harvest Moon

4 Agustus 2020
pekalongan cheater mojok

Pekalongan (Kota) Cheater: Awalnya Bangga, Lama-lama Kesel Juga

28 Agustus 2021
Mengenal Realita Kehidupan Bareng Harvest Moon: Back To Nature

Mengenal Realita Kehidupan Bareng Harvest Moon: Back To Nature

31 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.