• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Daripada Bikin Janji Indonesia Lepas Pandemi, Mending Pemerintah Instropeksi Dulu

Alifya Ikhsanty Heryana oleh Alifya Ikhsanty Heryana
19 Februari 2021
A A
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

vaksin corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Untuk ke sekian kalinya publik berhasil dibuat riuh dengan pernyataan pemerintah beberapa hari yang lalu, dan lagi-lagi ya masih dengan perkataan manisnya. Sudah seperti percakapan dua sejoli kalau lagi PDKT-an, penuh janji-janji indah dan manis. Pemerintah dengan optimisnya menyatakan kalau Indonesia bisa lepas pandemi virus corona saat hari kemerdekaan.

Kita aminkan saja dulu, nggak tahu praktik pelaksanaannya gimana nanti. Tentunya, dengan target baru dan optimisme seperti ini selayaknya pemerintah perlu sedikit diapresiasi. Bentuk apresiasi atas keberhasilannya menjadi sosok yang penuh optimisme di tengah ketidakpastian dan semua kemalangan yang terjadi di negara kita ini.

Janji Indonesia lepas pandemi ini hanya mengulang pola lama: pasang target baru saat target-target yang sebelumnya nggak berhasil dicapai, lalu melihat sisi positif dengan beroptimis. Itu gambaran besar bagaimana pemerintah kita bekerja di tengah situasi pandemi yang mencekik masyarakat di berbagai sudut celahnya. Dan memang, begitu apa adanya. Pemerintah dituntut untuk melakukan pelaksanaan yang baik dan harus bisa mengelola setiap inti permasalahan hingga isu-isu yang beredar di tengah masyarakat.

Tapi, kalau boleh saya bertanya, sebelum mengeluarkan prediksi lepas pandemi, apakah pemerintah lupa dengan banyaknya janji dan target mereka dalam penanganan pandemi ini yang bisa dibilang gagal? Kita bisa melihat reaksi publik yang rasa-rasanya sudah semakin lelah dengan banyaknya ujaran optimis oleh pemerintah dalam penanganan pandemi di negara kita. Pudarnya rasa semangat menghadapi pandemi diikuti hilangnya rasa percaya publik terhadap pemerintah, sudah seharusnya menjadi bagian dari kunci fokus utama mereka jika mau pelaksanaannya dilakukan dengan tepat dan cepat.

Pemerintah seakan melupakan fakta bahwa masyarakat kita sudah semakin kritis saat mengeluarkan janji lepas pandemi. Masyarakat yang kritis di tengah situasi krisis adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi pemerintah kalau mau targetnya bisa tercapai. Menurut saya, untuk dapat terbebas dari belenggu pandemi ini ya tiada bukan adalah kerjasama yang dilakukan oleh seluruh pihak, salah satunya antara masyarakat dan pemerintah. Kembali lagi dengan pernyataan sebelumnya, seperti yang sudah saya duga. Publik banyak memberikan respon yang bisa dibilang banyak mengkritisi, mereka sudah hampir kehilangan rasa kepercayaannya lagi dengan setiap kebijakan yang diterapkan.

Padahal, kepercayaan publik terhadap pemerintah salah satu kunci utama untuk penyelesaian permasalahan pandemi ini. Dan dengan datangnya permasalahan baru ini, pemerintah sudah sepatutnya datang dengan solusi-solusi yang dirasa dapat memupuk kembali rasa percaya publik kepada mereka. Kalau boleh saya kasih saran, pemerintah agaknya harus bisa memberikan perhatian lebih kepada beberapa hal ini.

Daftar Isi

  • Partisipasi masyarakat yang terancam
  • Transparansi terhadap publik harus digalakkan
  • Pelayanan publik dioptimalkan
      • Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
      • Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Partisipasi masyarakat yang terancam

Pudarnya rasa percaya publik terhadap pemerintah juga diiringi pupusnya partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah. Jika hal ini benar-benar terjadi, mau tidak mau pemerintah harus memutar otak untuk mengajak masyarakat berkontribusi dalam tata pelaksanaannya. Jika kontribusi masyarakat tidak ada, strategi kebijakan penanganan pandemi pun tak dapat dilakukan secara efektif.

Transparansi terhadap publik harus digalakkan

Penurunan rasa percaya publik terhadap pemerintah disebabkan salah satunya oleh transparansi yang hanya menjadi wacana negara demokratis saja. Masyarakat menganggap bahwa pemerintah yang tidak transparan mengenai situasi yang sebenarnya terjadi membuat mereka tidak lagi memiliki rasa percaya yang tinggi. Dengan ini, maka pemerintah harus bisa membuka mata mereka bahwa transparansi agaknya memang menjadi faktor penting yang bukan sekadar sebuah dusta berkedok visi yang terkesan optimis.

Pelayanan publik dioptimalkan

Untuk dapat mengumpulkan kembali keyakinan masyarakat terhadap pemerintah, salah satu hal penting yang harus segera dan wajib dilaksanakan adalah pelayanan publik. Di tengah situasi yang serba sulit ini, pemerintah harus menjadi sosok penting untuk dapat membantu masyarakat terutama dalam hal pelayanan publik. Karena sejatinya, pemerintah seharusnya menjadi pelayan publik yang handal bukan diktator publik yang handal. 

Jadi, mau sampai kapan harus pura-pura optimis di tengah situasi krisis?

BACA JUGA Dipecat Saat Pandemi Bener-bener Nggak Enak dan Nyusahin dan tulisan Alifya Ikhsanty Heryana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2021 oleh

Tags: pandemipemerintah

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Alifya Ikhsanty Heryana

Alifya Ikhsanty Heryana

Menulis untuk menuangkan isi kepala.

ArtikelTerkait

Kuli Jawa: Rapi Hasilnya Rapi, walau Kerap Berisik Ketika Bekerja

Kuli Bangunan: Kerjanya Susah, Gajinya Bercanda

4 November 2022
Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi? (Pixabay.com)

Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi?

1 November 2022
Lomba Desa: Kegiatan Nggak Penting yang Bikin Repot Warga

Lomba Desa: Kegiatan Nggak Penting yang Bikin Repot Warga

18 Oktober 2022
Festival Tawuran Jaksel: Kenapa sih Pemerintah Berlomba Bikin Ide Konyol?

Festival Tawuran Jaksel: Kenapa sih Pemerintah Berlomba Bikin Ide Konyol?

13 Oktober 2022
Baca Ini Sebelum Anda Memuja Bjorka

Baca Ini Sebelum Anda Memuja Bjorka

12 September 2022
pancasilais pdi p pancasila PDIP mojok

Meramalkan Nasib PDIP setelah Kenaikan Harga BBM

7 September 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Bakar Sampah Pagi-pagi Adalah Dosa Besar Terminal mojok

Bakar Sampah Pagi-pagi Adalah Kerjaan Manusia Jahat di Muka Bumi

max havelaar multatuli eduard douwes dekker mojok

'Max Havelaar', Novel yang Harus Masuk dalam Kurikulum Diklat PNS

Dilematis Tisu Basah di Pendakian Gunung dan Solusi untuk Menggantikannya

Dilema Tisu Basah di Pendakian Gunung dan Solusi untuk Menggantikannya



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Pertashop Lebih Nyaman, SPBU Pertamina Malah Bikin Resah (Unsplash)

Pertashop Lebih Nyaman karena Mengisi Bensin di SPBU Bikin Resah

28 Januari 2023
Pariwisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Wisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja

27 Januari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .