• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dilema Tisu Basah di Pendakian Gunung dan Solusi untuk Menggantikannya

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
19 Februari 2021
A A
Dilematis Tisu Basah di Pendakian Gunung dan Solusi untuk Menggantikannya
Share on FacebookShare on Twitter

Mendaki gunung akan selalu menjadi kegiatan menyenangkan bagi saya sejak pertama kali melakukannya. Kalau nggak percaya, coba saja. Ini bukan bualan. Pokoknya, nggak butuh alasan ndakik-ndakik (khas para snob itu) untuk nyobain. Cukup satu: menyenangkan.

Meski menyenangkan, tetap saja ada hal yang malesin. Salah satunya adalah menyiapkan logistik dan peralatannya. Ya, karena serba ribet. Apalagi kalau kita kere, apa-apa nggak punya, jadi harus pinjam atau sewa. Wqwqwq. Selain itu, saya sering juga mengalami dilema untuk memutuskan membawa atau tidaknya suatu barang. Seperti perkara barang satu ini yang sebenarnya sangat sepele: tisu basah.

Loh, kalau sepele, kenapa ada semacam perasaan dilema untuk membawanya saat mendaki gunung?

Begini, jamaah Mojokiyah yang dilimpahi kecerdasan. Di gunung, tisu basah itu alat yang multifungsi sekaligus praktis. Darinya, kita bisa menghemat banyak air di saat kita memang harus demikian. Ia bisa digunakan untuk membasuh muka, membersihkan luka, mencuci alat masak dan makan, serta yang terpenting, cebok saat BAK maupun BAB. Bayangkan saja, berapa liter air yang bisa dihemat jika perkara itu digantikan tisu basah. Kita nggak perlu bawa terlalu banyak botol air saat berangkat biar nggak berat di perjalanan. Ya kan memang pada malas gitu bawa yang berat-berat.

Ditambah lagi, ia memenuhi kriteria perlengkapan pendakian: nggak memakan ruang di tas carier karena kecil, ringan, dan tentunya murah. Singkatnya, tisu basah memang sangat menguntungkan dalam pendakian. Saya pun dahulu sering membawanya. Sebelum saya tahu bahwa ia merupakan salah satu benda yang dilarang untuk dibawa pendaki.

Di beberapa gunung, pengurus pos pendakiannya bahkan membuat aturan tertulis untuk melarangnya. Tanda betapa haramnya benda tersebut. Maka, hal inilah yang membuat dilema. Ia sungguh bermanfaat, tapi di sisi lain juga dilarang.

Tapi, saya juga setuju, sih, dengan hal tersebut. Sebab, pelestarian lingkungan sebagai alasannya, sangat logis dan memang harus diutamakan. Gunung kan bukan cuma untuk didaki, ada kehidupan lain yang harus terjaga. Lalu, tahu sendiri bagaimana gunung kerap dipenuhi sampah manusia. Lah kalau sampahnya organik mending, nah ini tisu basah yang bahannya sulit terurai oleh alam. Ya bubar.

Maka, saya ingin menawarkan solusi pengganti tisu basah dan terbukti ampuh untuk dicoba.

Pertama, kanebo. Beneran, ini bukan sedang bercanda. Meski tak sehemat tisu basah, sih. Tapi, cukup efektif untuk menghemat air di pendakian. Bukan untuk cuci muka, ya. Melainkan untuk umbah-umbah piring dan nesting.

Tentu kalau menggunakan kanebo akan lebih menghemat air dibandingkan nggak pakai apa-apa. Kanebo cukup dibasahi beberapa tetes lalu gunakan untuk mengusap alat-alat itu dan tinggal dibilas, deh. Ya kayak kita mencuci pakai tisu basah, bedanya ini butuh sedikit lebih banyak air dan pasti nggak wangi.

Kelebihannya, kanebo bisa dipakai berulang kali. Tinggal dicuci dengan sedikit air saja sudah bersih. Jadi ngggak nyampah lagi, deh.

Kedua, kapas kecantikan. Kalau yang ini mah baru bisa digunakan untuk membersihkan muka, luka, atau buat cebok. Tapi, pastikan bahannya 100% organik atau dari katun, ya.

Kapas ini konsepnya sama dengan kanebo yang buat nyuci. Tetesi sedikit air sebelum digunakan. Tapi, sekali lagi, kapas pun nggak wangi layaknya tisu basah.

Meski demikian, paling nggak kalau terpaksa mau membuangnya karena digunakan untuk cebok atau membersihkan luka, ya dikubur lah biar nggak mengundang hewan lapar karena aromanya, toh kapas mudah terurai.

Walaupun ini nggak disarankan juga. Kalau sekadar membersihkan luka, tetap dibawa ya, nggak masalah wong ringan ini. Ingat, jangan tinggalkan apa pun kecuali jejak. Bawa sampahmu atau telan sekalian!

Ketiga, batu. Nah, ini khusus buat cebok. Ya masa batu mau buat cuci muka apa nyuci. Batu bisa menjadi pilihan karena hemat, terus selalu ada kayak mbaknya. Toh dalam Islam perihal membersihkan hadats dan najis, sudah mengajarkan demikian, bisa pakai batu. (Subhanallah, mendadak religius.)

Keempat, daun. Ya, kalau daun memang sih hampir kayak batu kegunaannya, cuma buat cebok. Tapi, kalau daun yang basah oleh embun pagi, tentu bisa lebih berguna. Bisa buat apa? Ya tentu bisa dijadikan objek nulis puisi. Lebih berfungsi kan daripada tisu basah? Lah, masa pulang dari gunung nggak menghasilkan puisi sama sekali, sih? Katanya dekat dengan semesta. Wqwqwq~

Nah, solusi yang kelima dan terakhir untuk mengatasi tisu basah adalah dengan membuang sifat malas dan bergantung sama yang praktis-praktis. Ya, tisu basah jadi barang favorit untuk dibawa karena kita punya sifat itu.

Kalau ke gunung ya harus menerima risikonya, seperti bawa barang yang berat atau harus serba ribet. Kalau nggak mau, rebahan saja di kamar, kayak saya setelah menyadari kalau nggak sanggup membuang sifat dan menanggung tanggung jawab tersebut. Tapi, baik juga sih, daripada ke sana tapi nyampah, sekalipun di gunung memang semenyenangkan itu.

BACA JUGA Gantungan Kunci dan Stiker Adalah Oleh-oleh Paling Mbois dari Pendakian Gunung pada Masanya atau tulisan Fadlir Nyarmi Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Februari 2021 oleh

Tags: pendakiantisu basah

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

ArtikelTerkait

gunung di bandung mojok.co

Rekomendasi 3 Gunung di Bandung yang Bisa Didaki Pemula

23 Maret 2022
4 Gunung di Kabupaten Magelang yang Bisa Didaki terminal mojok.co

4 Gunung di Kabupaten Magelang yang Bisa Didaki

19 Januari 2022
Pendakian Gunung Slamet dan Pengalaman Horor di Pos Samarantu terminal mojok.co

Pendakian Gunung Slamet dan Pengalaman Horor di Pos Samarantu

21 Desember 2021
puncak gunung mendaki omong kosong mojok

Dalam Mendaki, Semboyan ‘Puncak Bukan Tujuan Utama’ Adalah Omong Kosong!

6 Oktober 2020
mitos mendaki gunung pendakian mojok

Membaca Watak Buruk Seseorang dan Diri Sendiri dari Tingkahnya di Jalur Pendakian

22 Agustus 2020
mitos gunung

Setan di Gunung: Fakta Atau Mitos

2 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
tutorial balikan dengan mantan pacar pasangan ngambek marah konflik pacaran pacar janji mojok

Tutorial Balikan dengan Mantan buat Kalian yang Gagal Move On

jalauddin rakhmat terminal mojok

Selamat Jalan Jalaluddin Rakhmat, Pahlawan Ilmu Komunikasi Indonesia

Wawancara dengan Cheetos Jagung Bakar, Sumber Micin yang Sebentar Lagi Punah terminal mojok.co

Wawancara dengan Cheetos Jagung Bakar, Sumber Micin yang Sebentar Lagi Punah



Terpopuler Sepekan

4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock
Gadget

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

oleh Muhammad Arif Prayoga
4 Februari 2023

Kok bisa harga-harganya beda?

Baca selengkapnya
5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Februari 2023
Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

3 Februari 2023
Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang Terminal Mojok

Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang

5 Februari 2023
4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

5 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!