Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dari Dulu Saya Ingin Sekali Bisa Kesurupan dan Itu Belum Tercapai Sampai Sekarang

Iqbal AR oleh Iqbal AR
14 Maret 2021
A A
Dari Dulu Saya Ingin Sekali Bisa Kesurupan dan Itu Belum Tercapai Sampai Sekarang terminal mojok.co

Dari Dulu Saya Ingin Sekali Bisa Kesurupan dan Itu Belum Tercapai Sampai Sekarang terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ingin bisa kesurupan adalah salah satu keinginan yang paling aneh yang pernah ada. Ketika anak lain ingin menjadi pilot, tentara, ingin kaya raya, ingin punya motor, punya mobil, saya malah ingin kesurupan. Entah apa yang menyebabkan saya ingin sekali bisa kesurupan. Saya juga tidak tahu pasti. Namun yang jelas, ada hal yang keren, sangar, yang saya lihat ketika orang lain kesurupan. Ya meskipun sebenarnya kasihan melihat orang lain seperti itu. Sudah mah tidak sadar, guling-guling ke sana-sini, teriak-teriak tidak jelas, eh pas sadar badan sakit-sakit semua. Itu kata orang yang pernah mengalami.

Sebenarnya, kesurupan yang saya maksud itu bukan yang tiba-tiba, tetapi yang disengaja. Ya mirip seperti mediator acara hantu, lah, tapi ini buat senang-senang saja. Ceritanya begini, di lingkungan tempat saya tinggal, ada tren yang cukup digemari anak-anak seusia saya. Ya kira-kira anak usia 12-15 tahun, lah. Tren itu adalah tren kesurupan. Maklum, saat itu kesenian “Bantengan” juga sedang naik daun dan banyak dari kami yang ikut. Nah, berhubung kesenian “Bantengan” ada beberapa adegan kesurupan, maka ikut lah hal ini menjadi tren di lingkungan saya.

Awalnya, saya merasa takut melihat teman-teman saya yang kesurupan. Ada yang kemasukan “Banteng Tanduk Kerbau”, ada yang kemasukan “Macan Putih”, pokoknya mulai dari yang wajar sampai yang aneh lah. Mereka benar-benar kesurupan seperti biasanya, ya badannya kaku, tatapannya tidak jelas, bahkan sampai makan bunga kenanga dan makan dupa. Hebatnya lagi, proses memasukkan setan ke dalam tubuh itu dilakukan sendiri, tanpa bantuan orang lain. Mereka tinggal duduk bersila, memejamkan mata, dan this is it, setan sudah masuk. Beberapa dari mereka juga mengeluarkan setannya sendiri. Santai saja, seperti bukan sesuatu yang serius gitu.

Saya yang awalnya takut melihat orang kesurupan di depan mata, tiba-tiba menganggap hal itu keren. Ya keren saja gitu, kita dimasuki oleh banteng, macan, atau hewan-hewan lain yang kerap bersinggungan dengan setan. Bahkan, saat itu standar keren anak usia 12-15 tahun di lingkungan saya adalah mereka yang bisa dan mampu kesurupan seperti itu. Apalagi yang sudah ikut kesenian “bantengan”, itu sudah paling keren pokoknya. Kebetulan saya dilarang keras ikut kesenian “Bantengan”. Musyrik, kalau kata ibu saya. Maklum, ibu orangnya syariah banget dan kebetulan kurang percaya takhayul seperti itu.

Semula memang saya anggap keren, hingga suatu saat ada keinginan dalam diri saya untuk bisa kesurupan. Saya tanya saja sama teman saya, bagaimana caranya biar bisa kesurupan. Kata teman saya, kalau mau seperti itu salatnya (ibadahnya) harus rajin setidaknya selama 40 hari. Saya agak heran waktu itu, dua hal ini kan kontradiktif. Namun, berhubung saya waktu itu masih polos, saya nurut saja untuk melakukannya. Orang tua saya bahkan sampai agak kaget melihat saya yang biasanya malas-malasan disuruh salat, tiba-tiba rajin sekali. “Tumben belum disuruh sudah mau salat?!” kata orang tua saya setengah bercanda.

Hari yang saya tunggu akhirnya tiba. Setelah 40 hari melakukan syarat rajin salat, siang itu saya menemui teman saya di kebun apel yang ada di belakang rumahnya. Di gubuk tempat para petani biasanya beristirahat, beberapa teman saya sudah berkumpul. Saya datang dan langsung bilang bahwa saya sudah melakukan syarat dari mereka dan saya siap untuk kesurupan. Teman saya langsung menyuruh saya untuk duduk bersila di depan gubuk dan mengosongkan pikiran. “Aku saja yang memasukkan setannya,” kata teman saya. Saya nurut saja dan tetap duduk bersila, mata terpejam, dan pikiran kosong, sementara teman saya membantu dari belakang.

Lima menit berlalu, tidak terjadi apa-apa. Sepuluh menit, saya sudah mulai risau, kok saya belum kesurupan juga. Lima belas menit lebih, saya sudah capek dan bertanya pada teman saya: mengapa saya belum juga kesurupan? Alasan teman saya waktu itu badan saya susah, sehingga setannya tidak mau masuk. Saya mau tidak mau menerimanya, dan sedikit menyesal tidak bisa kesurupan seperti teman-teman lainnya.

Sekarang, kalau dipikir-pikir lagi tentang apa yang pernah saya lakukan, pasti akan terdengar aneh. Jangan-jangan teman saya waktu itu bohong ketika kesurupan. Atau jangan-jangan teman saya tidak benar-benar membantu saya ketika saya ingin sekali kesurupan. Ah, sudahlah, toh saya juga sudah dewasa dan tidak polos lagi. Percuma juga masih ingin kesurupan. Lha wong kondisi sadar saja kelakuan saya sudah kayak setan.

Baca Juga:

Begini Jadinya Kalau Upin Ipin Dewasa Berubah Pikiran Tak Ingin Jadi Astronaut

Kesurupan Itu Menyiksa, dan Saya Kapok Pernah Berprofesi sebagai Mediator Makhluk Gaib

BACA JUGA Di Mata Sains, Kesurupan Bukan Perkara Menyeramkan dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Maret 2021 oleh

Tags: cita-citakesurupan
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

cita-cita

Terlambat Punya Cita-cita : Nggak Masalah

24 Juni 2019
Cita-cita Jadi Ketua RT Lebih Keren ketimbang Jadi Presiden terminal mojok

Cita-cita Jadi Ketua RT Lebih Keren ketimbang Jadi Presiden

29 Agustus 2021
Berkat Pagebluk, Jaranan Turonggo Yakso Lahir dan Berkembang di Trenggalek jathilan dongko trenggalek terminal mojok.co

3 Tipe Penonton Jathilan di Kampung Halaman Selain Pura-pura Kesurupan

3 Juli 2021
Kesurupan Itu Menyiksa, dan Saya Kapok Pernah Berprofesi sebagai Mediator Makhluk Gaib

Kesurupan Itu Menyiksa, dan Saya Kapok Pernah Berprofesi sebagai Mediator Makhluk Gaib

20 Desember 2023
kesurupan

Paranormal Experience: Situ Kesurupan Atau Cari Perhatian?

29 Juni 2019
Pengalaman Saya Menjadi Pemain Jatilan Paling Top Sekampung terminal mojok.co

Pengalaman Saya Menjadi Pemain Jatilan Paling Top Sekampung

19 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.