Seperti yang kita ketahui selama beberapa hari belakangan ini, maskapai nomor satu kebanggaan bangsa Indonesia, Garuda Indonesia membuat serangkaian kisah klasik untuk masa depan yang mengundang perhatian dan sekaligus rasa prihatin kita.
Jagat sosial media diramaikan setelah postingan Instagram story seorang YouTuber Rius Vernandes, dalam penerbangan kelas bisnis rute Denpasar – Sydney menerima buku menu bertuliskan tangan di atas secarik kertas binder.
Garuda, yang sikapnya belakangan ini agak baperan seperti cewek PMS, bukannya menanggapi keluhan Rius, dengan menyampaikan maaf, atau memperbaiki pelayanan. Hanya beberapa hari berselang, malah menerbitkan surat edaran yang intinya berisi larangan bagi penumpang untuk mendokumentasikan segala kegiatannya di kabin pesawat. Terakhir surat berisi “larangan” itu direvisi menjadi “imbauan” pada hari yang sama.
Masih belum berhenti di sana, Rius Vernandes diberikan undangan untuk menghadiri pemeriksaan di Kepolisian. Apakah sudah cukup berhenti disana? Heuheuheu~
Mari kita simak blunder selanjutnya yang mungkin terjadi setelah hari ini.
Blunder-blunder nan nyeleneh ini rupanya dengan jeli dimanfaatkan oleh public figure, seperti putra bungsu presiden kita, Kaesang Pangarep, lewat cuitannya. Kaesang yang juga pelaku usaha, dengan salah satu usahanya pisang nugget Sang Pisang, sangat cerdas memanfaatkan ini sebagai materi pemasaran super efektif berbiaya minim. Coba tengok Grab, Gramedia, JNE, juga brand lain yang ikut memanfaatkannya, seperti dirangkum oleh cuitan akun Twitter @Tatam_Fadholi. Dengan materi pemasaran berbahan dasar imbauan Garuda yang dibuat plesetannya, terbukti, engagement antara brand dengan customer-nya bisa terbangun lebih baik. Selain merek-merek di darat, merek di udara sekaligus kompetitor bisnis Garuda asal negara tetangga Malaysia, AirAsia juga tak mau kalah jeli memanfaatkan momentum ini.
Bukannya ikut latah mengatur penumpang agar tidak foto-foto di kabin pesawat seperti yang diikuti Lion Group, atau sekedar memberi diskon tarif. AirAsia berpikir out of the box, untuk mengadakan kompetisi foto di Instagram, membuktikan kalau AirAsia tidak takut kalau menu makanannya difoto dan diupload sama influencer.
Apakah hadiahnya cukup menarik? Bukan kaleng-kaleng! Ganjaran buat dua pemenang yang beruntung, bebas pilih tiket penerbangan gratis dari Jakarta ke Bali, Lombok, atau Labuan Bajo. Waaahhhh….tapi kok saya seketika malah jadi semangat kepengen foto-foto sama pramugarinya aja yak.
Bagi pembaca Terminal Mojok yang budiman, untuk saya sarankan kepada anda, silahkan cek sendiri Instagramnya AirAsia kalau memang minat ikutan. Demi Tuhan, artikel ini sama sekali bukan rilisan PR dari AirAsia, juga sama sekali tidak diniatkan untuk jadi artikel advertorial atau infomercial.
Cara AirAsia menunggangi isu ini, untuk mempromosikan rute-rute domestik baru mereka, ditengah lesunya usaha penerbangan karena harga tiket yang tak kunjung terjangkau, sungguh layak diapresiasi. Sebuah bentuk strategi pemasaran instan tingkat tinggi, inilah bedanya lulusan S3 Marketing Harvard University dengan D3 STIKOM.
Promosi memanfaatkan people power dan mouth to mouth, adalah salah satu metode pemasaran terbaik saat ini. Untuk maskapai penerbangan, foto-foto penumpang dalam kabin juga termasuk bagian dari promosi jenis tersebut.
Saat perusahaan sebelah berusaha melarang-larang penumpangnya foto rontgen di dalam kabin pesawat. Eh, dia malah ngundang penumpangnya buat foto-foto selfie, diiming-imingi hadiah tiket gratis pula! Atau bisa jadi ini adalah bentuk satire nan mutakhir yang berusaha dilancarkan AirAsia.
Selain AirAsia yang bisa panen, dengan nebengin blunder-nya Garuda. Sebagian aktivis kemanusiaan ikut panen juga, niatnya mengingatkan kita agar tidak lupa sama kasus wafatnya Munir yang gak terang-terang selama hampir 15 tahun. Katanya “Yang dilarang sama Garuda itu harusnya mengambil nyawa orang dalam pesawat.”
Masyarakat biasa seperti kita juga ikut panen memanfaatkan momentum ini. Bukan netijen Indonesia kalau tidak cerdas dan nakal menangkap isu apapun untuk diolah jadi meme. Seabrek meme tentang blunder Garuda yang bertebaran di Twitter, bisa segera kita panen setelah kemunculannya.
Termasuk saya sendiri, yang bisa ikut-ikutan panen. Panen referensi sumber bacaan untuk bahan tulisan, terus lanjut diolah jadi artikel renyah, untuk dikirim ke Terminal Mojok dan sekarang ikut dibaca anda juga. heuheu