Kalian yang penat dengan kehidupan perkotaan dan sedang mencari kedamaian dengan berwisata ke alam, Curug Cipendok Banyumas adalah tempat yang cocok. Selain bisa bermain air, curug ini menawarkan pemandangan dan lingkungan yang asri. Dijamin main ke sana akan menyegarkan paru-paru dan mata kalian.
Tempat wisata ini sudah menjadi primadona sejak 1980-an. Hampir setiap warga Banyumas mengetahui Curug Cipendok yang masih masuk dalam gugusan perbukitan Gunung Slamet. Jangan khawatir kalau mau berkunjung ke Curug Cipendok, akses menuju tempat ini begitu mudah kok, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Buat yang nggak punya kendaraan pribadi tenang saja, curug setinggi 92 meter itu juga bisa dijangkau menggunakan kendaraan umum.
Perjalanan dengan pemandangan yang meneduhkan
Selama perjalanan menuju Curug Cipendok, mata kalian akan dimanjakan dengan pemandangan yang menawan. Hanya saja pada waktu itu saya kurang beruntung. Saya tidak berkesempatan melihat sapi-sapi sedang merumput di ladang luas Farm Manggala. Itu lho, pemandangan yang viral di medsos dengan sebutan New Zealand-nya Jawa.
Nah, setelah melewati landscape ala luar negeri itu, saya melewati jalan yang saking indahnya kayak di negeri dongeng. Biasanya banyak yang berhenti di pinggir jalan sekadar untuk foto-foto. Namun, kali ini sepi karena waktu sudah cukup sore. Lain kali kalau kalian berkunjung, jangan lupa untuk berhenti sekadar menikmati atau foto di jalan yang magis itu.
Saat sampai di pintu masuk, petugas akan memberikan tiket yang cukup dibayar Rp10.000 saja. Nanti di parkiran kalian akan diminta lagi retribusi kendaraan. Untuk motor Rp3.000 dan mobil Rp5.000 pas di kantong bukan? Setelah membayar retribusi itu, kalian tak akan dikenai pungutan lainnya.
Suasana alam Curug Cipendok yang menenangkan
Untuk bisa sampai ke Curug Cipendok, saya harus jalan sekitar 15 menit dengan naik dan turun tangga batu. Biasanya akan terdengar suara kera selama perjalanan. Di kawasan tersebut memang ada banyak Kera Jawa alias lutung yang merupakan endemik asli penghuni wilayah hutan sekitaran gunung Slamet. Jangan khawatir jika bertemu dengan mereka. Pengalaman saya, mereka hanya hinggap di pohon-pohon tinggi dan malu untuk turun.
Sesampainya di lokasi, saya begitu terpesona dengan keelokannya. Airnya turun seolah dari akar-akar pohon. Jernih dan sejuk ketika tangan saya mencoba untuk menyentuhnya. Sayangnya, di bawah air terjun itu tidak diperbolehkan untuk renang. Yah, saya cukup kecewa, tapi tak apalah demi keselamatan dan keamanan bersama. Toh, saya cukup puas dengan berfoto dan bersuka-ria bermain air di pinggiran air terjun.
Selepas menikmati keriuhan air terjun yang menenangkan pikiran. Saya lantas turun ke sungai menapaki satu persatu batu yang saling tumpang tindih. Benar-benar pemandangan yang langka untuk seseorang yang biasa dengan kebisingan kota.
Kalau kelaparan setelah bermain air, kalian tidak perlu khawatir. Sebab, di antara parkiran dan Curug Cipendok ada warung yang menjajakan beraneka ragam makanan. Mampir dulu dan memesan makanan sembari menikmati pemandangan kebun sekaligus kota di bawah sana adalah pilihan yang bijak.
Pengalaman saya ke Curug Cipendok begitu mengasyikkan. Saya benar-benar merekomendasikan tempat wisata ini kepada siapa saya yang mampir ke Banyumas. Nggak perlu bingung mencari tempat wisata. Kalian bisa langsung menuju lokasi
Penulis: Syahrul Faizin
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Air Terjun Singokromo, Wisata Air Kebanggan Warga Nganjuk Selatan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.