Sebelumnya saya perlu menegaskan bahwa Gemini yang ada di dalam tulisan ini adalah saya sendiri. Iya, izinkan saya merenungi nasib ini lewat sebuah tulisan yang jauh dari sempurna ini. Nasib sering patah hati, di mana ketika saya renungkan, ternyata karena ulah saya sendiri. Nasib.
Iya, nasib menjadi Gemini itu duka. Ya tetap punya momen suka, tapi kok sedikit banget. Saking bencinya orang-orang sama pemilik zodiak berlogo saudara kembar, beberapa waktu yang lalu sempat muncul tagar #IndonesiaTanpaGemini dan trending lagi di Twitter. Sedih banget.
Sebenarnya, menjadi Gemini itu seru. Kami mudah beradaptasi dengan pertemanan dan lingkungan baru. Kami juga pintar menyimpan emosi, sehingga terkadang, jadi terlalu nggak enakan sama orang lain. Cowok Gemini itu juga pandai pegang duit, tapi suka menyenangkan banyak orang, terutama cewek. Iya, memang, beberapa kelebihan yang bisa menjadi bumerang.
Iya, kelebihan di atas malah menjadi bumerang. Kondisi ini saya alami sendiri, terutama dalam kehidupan asmara. Berikut beberapa alasannya.
#1 Mudah akrab, tapi sering kebablasan
Cowok Gemini itu nggak tahu kenapa bisa dengan mudah membuka obrolan. Kami jadi bisa akrab dengan cepat, bahkan dengan orang yang baru ketemu selama 30 menit. Sifat santai ini justru menjadi bumerang ketika berpadu dengan kekurangan, yaitu kami memang bukan pendengar yang baik. Ini saya akui sendiri.
Terkadang, saya lebih antusias ketika harus pasang telinga tatkala teman pengin curhat. Namun, saya akan tidak terlalu peduli dengan keluhan pacar. Ketika putus dan pacar mengeluh dirinya tak diperhatikan, saya baru sadar. Iya, yang namanya komunikasi itu memang 2 arah.
#2 Humor tanpa batas
Selain mudah akrab dengan siapa saja, beberapa cowok Gemini juga punya selera humor yang bagus. Namun sayang, sebagiannya lagi justru seperti tak punya batas. Iya, saya sering dianggap lucu di tongkrongan, tapi kadang kebablasan dan saya nggak sadar.
Kadang saya nggak lihat tempat ketika bercanda. Jadi, batasan antara humor atau meledek itu nggak ada. Pas udah putus baru sadar kalau saya sudah menyinggung perasaan orang lain. Sudah begitu, saya nggak kunjung belajar. Mungkin karena ego cowok Gemini itu terlalu tinggi? Kayaknya sih iya. Sad.
#3 Mood swing dan cepat bosan
Cowok Gemini itu suka hal-hal baru. Namun, yang sering terjadi, kami terlalu mencintai perubahan dan sesuatu yang dinamis. Akhirnya, kami jadi cepat bosan dan harus memburu hal baru lagi. Kalau sudah begitu, mood bisa berubah dengan cepat.
Kadang, kami (maksudnya saya) jadi terlalu nggak adil sama pacar. Padahal pacar nggak berbuat salah, tapi saya putusin begitu saja. Semua hanya karena saya butuh suasana baru. Tolol sekali bukan, kadang saya nggak memikirkan perasaan pacar.
Satu hal yang saya sesali adalah sifat suka membandingkan orang lain. Untuk yang satu ini, percayalah, saya sedang berusaha sekuat tenaga untuk memperbaikinya.
#4 Cowok Gemini sulit berkomitmen
Saya pernah dalam hubungan yang sudah sangat cocok dan nyaman. Hubungan itu juga bertahan dalam waktu yang cukup lama… tentu untuk ukuran cowok Gemini, ya. Intinya, saya sudah merasa nyaman. Namun, sifat buruk itu muncul dengan mudah.
Saya yang terlalu “terbuka” dengan siapa saja, termasuk kawan cewek, kerap disalahartikan. Yah, saya juga sih yang kadang nggak membuat batasan yang tegas. Saya sayang sama pacar saya, tapi ketika harus putus, rasanya ya nggak ada beban. Komitmen, bagi saya, mungkin kepada ego dan diri sendiri. Hiks.
#5 Individualis
Kayaknya kelemahan dari cowok Gemini yang ini masih berkaitan dengan nomor 4. Ego cowok Gemini yang kadang terlalu besar membuat semuanya selalu soal diri sendiri. Kami jadi nggak peka bahwa dunia yang berputar mengitari kami. Sudah individualis, kami juga terlalu mencintai spontanitas.
Kami agak susah dibatasi dan sangat mungkin terjadi orang lain nggak bisa keep up. Kalau orang lain memberi nasihat, ketika semua kekurangan itu kumat, telinga kami sudah seperti jalan buntu. Saya sendiri kecewa sama diri sendiri, apalagi orang lain.
Begitulah cowok Gemini. Patah hati berulang kali, tapi memang semua salah kami sendiri.
Penulis: Bagas Tri Sasongko
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Alasan Masih Pentingnya Membaca Ramalan Zodiak