Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Cita-cita Jadi Ketua RT Lebih Keren ketimbang Jadi Presiden

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
29 Agustus 2021
A A
Cita-cita Jadi Ketua RT Lebih Keren ketimbang Jadi Presiden terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Jadi ketua RT bukan cita-cita yang buruk-buruk amat, kok.

Cita-cita saya sampai sekarang itu hanya ada dua, jadi astronot dan jadi presiden. Seiring berjalannya usia, cita-cita jadi astronot karam karena saya pekok banget matematika. Saya sering ndomblong di depan kasir mini market ketika dikasih kembalian, melihat uang, lantas berpikir ini jumlahnya sesuai apa nggak. Sampai pada satu titik saya merasa, wah, kayaknya saya nggak bakat jadi astronot yang kudu pinter segala hal.

Kecuali berperan sebagai kelinci percobaan. Dikirim ke antariksa atau ke eksoplanet, sebagai uji coba bahwa di sana ada alien atau nggak. Tapi, ya bukan astronot macam itu yang saya pengin.

Lantas cita-cita presiden paling awet, setidaknya sampai saya kuliah di jurusan Filsafat. Sebuah kampus yang isinya orang-orang wangun, apalagi almamater saya sama dengan presiden yang sedang menjabat. Tapi, cita-cita itu perlahan luntur karena kayaknya nggak enak, deh, jadi presiden kalau sampai kurus karena mikirin negara. Soalnya saya nggak mau bikin Bu Mega sedih mikirin saya.

Selain itu, saya orangnya nyah-nyoh dan nggak enakan. Mau orang bikin mural gambar wajah saya isinya “Website Maintenance” atau “404 Error” juga saya nggak masalah. Saya pikir, saya nggak bakat jadi presiden karena nggak tegas kepada rakyat yang sedang menyuarakan pendapat. Saya nggak jago membungkam.

Manuver politik saya juga payah banget. Saya nggak bisa diatur-atur sama orang lain semisal kelak jadi presiden. Misalnya dulu saya jadi ketua kelas, ketika ada siswa lain—yang kebetulan ketua geng dan suaranya amat berpengaruh—ngatur saya, saya emoh. Rasanya, jadi presiden lebih berat. Suara yang masuk bukan hanya sekelas anak geng bau bawang, melainkan orang-orang itu tuh.

Alhasil, jadi presiden kayaknya nggak asyik-asyik amat.

Lantas saya bersua dengan salah satu ketua RT di daerah lembah Imogiri nun dekat di sana. Sebagai pemimpin desa yang jabatannya nggak terhitung administratif negara, kok ya rasanya blio ini menjalankan mandat dan jabat dengan cara yang amat akurat. Blio layaknya manusia biasa yang lincah, atraktif, dan berdaya tahan tinggi dalam menghadapi masalah-masalah desa.

Baca Juga:

4 Jenis Manusia yang Bikin Hidup di Desa Serasa Neraka

Privilese Jadi Anak Ketua RT yang Tidak Dirasakan Warga Biasa

Malahan, jika boleh jujur, kinerja sang ketua RT lebih terasa dahsyat ketimbang negara dalam menangani pandemi. Ketua RT, dalam mata dan pikiran saya, ngosak-ngasiknya dalam sebuah menjalankan role pemimpin, adalah kiblat kami para muda-mudi desa yang butuh figur dan contoh pemimpin paling mandraguna.

Bahasa Yunaninya, ra kakehan was wes wos. Ada yang meninggal, langsung ditangani dengan cara sesuai dianjurkan oleh dinas kesehatan setempat. Warga ada yang maksa untuk rewang, blio ajak rembugan dengan cara ngopi bareng secara tatap muka. Ada yang maksa mau mengadakan pernikahan besar-besaran, blio membuat alur drive-thru yang tentu saja konsep itu baru.

Retorikanya amat alus. Nggak perlu sok-sokan merakyat karena sifat itu harusnya tumbuh dalam hati. Tiap ikut main judi, minum, dan gaple, nggak pernah membawa media agar meliput dan esoknya muncul di mading desa, “Pak RT adalah Pemimpin yang Merakyat!” Ketua RT nggak perlu itu.

Jabatan adalah mandat dari rakyat, bukan hanya jabatan jadi presiden, tetapi juga jabatan jadi ketua RT sekalipun. Suara warga desa, adalah mutlak yang harus ketua RT dengar. Nggak percaya? Kemarin salah satu warga marah karena sapi milik Mbah Mul makan suket di pekarangan Pak Wid, esoknya masalah selesai karena mereka bertiga melakukan mediasi.

Kata blio, tipsnya adalah rembugan dan sedikit kacang. Jadi presiden nggak bakal bisa, lha wong Indonesia luas. Presiden meminta bantuan bawahannya, ya itu pun kalau bawahannya amanah menjalankan tugas dari blio. Lha, wong yang disuruh nganterin bansos saja sekarang nangis-nangis di bui.

Ribet juga jadi presiden. Yang diurus bukan hanya rakyat, melainkan jatah potongan kue partai-partai yang mengusungnya jadi nomor satu di republik ini. Siapa jadi apa dari partai apa. Gitu saja seterusnya. Nggak asyik, membosankan, penuh dengan risiko.

Mengubah cita-cita yang awalnya ingin jadi presiden sekarang ingin jadi ketua RT, menurut saya nggak buruk-buruk amat. Memang, kuasa dan uang di zaman pagebluk seperti ini adalah komoditas yang nggak bisa memilih jalan pintas. Tapi, ada satu hal yang acap kali luput dari ingar bingar kuasa dan uang ketika kita sudah duduk nyaman di istana, yakni jadi manusia.

BACA JUGA Tugas Ketua RT Bikin Ayah Saya Pernah Ketipu Sales Perusahaan dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: cita-citafeaturedketua RTpresiden
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Indonesia Targetkan Punya 9 Juta Talenta Digital, Halu atau Harus Didukung_ mojok.co

Indonesia Targetkan Punya 9 Juta Talenta Digital, Halu atau Harus Didukung? 

26 Agustus 2021
Ketua RT dan Janda Cantik (Unsplash.com)

Ketua RT dan Janda Cantik: Sebuah Pengalaman Menyandang Status Pak RT

7 Juni 2022
Sini Tak Bisikin Enaknya Jadi Buruh Pabrik yang Harusnya Dicita-citakan Banyak Orang terminal mojok.co

Sini Tak Bisikin Enaknya Jadi Buruh Pabrik yang Harusnya Dicita-citakan Banyak Orang

28 Desember 2020
Hidup di Desa Terkadang Tak Lebih Baik ketimbang Hidup di Kota, Bahkan Bisa Jadi Lebih Buruk

4 Jenis Manusia yang Bikin Hidup di Desa Serasa Neraka

25 Januari 2025
Simpang Lima Gumul Kediri Rawan Kecelakaan, Begini Kiat Melewatinya biar Nggak Asal Jalan presiden

Di Kediri, Anak Kecil Nggak Bisa Bercita-cita Jadi Presiden, Bakal Lengser kalau Mudik

22 Januari 2024
Apakah Harus kayak Jerinx Dulu biar Cepat dan Mudah Dapat Vaksin? terminal mojok.co

Apakah Harus kayak Jerinx Dulu biar Cepat dan Mudah Dapat Vaksin?

23 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.