Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Cieee yang Pengin Buka Sawah Padahal Dulu Sukanya Gusur Sawah

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
5 Mei 2020
A A
Menelusuri 5 Jenis Kaos yang Sering Dipakai Pakdhe-pakdhe ke Sawah terminal mojok.co

Menelusuri 5 Jenis Kaos yang Sering Dipakai Pakdhe-pakdhe ke Sawah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sore-sore jelang berbuka puasa, karena nggak ada kerjaan—lebih pas disebut males ngapa-ngapain—saya berselancar ke portal berita online. Saya langsung maktratap membaca salah satu informasi di sana, bahwa pemerintah kita meminta agar ratusan ribu lahan gambut diubah jadi sawah. Kata Pak Airlangga Hartarto, lahan gambut di Kalimantan Tengah yang luasnya 900 ribu hektare itu akan disulap menjadi sawah.

Kira-kira kenapa kok sampai pemerintah punya rencana itu ya? Dapat wangsit dari mana? Jelas bukan wangsit hasil bertapa ke Gunung Lawu atau dari siapa-siapa. Bukan juga program dan janji sejak masa kampanye dulu. Toh, yang dijadikan iming-iming waktu kampanye saja entah ke mana rimbanya.

Penyebabnya apalagi kalau bukan ketakutan yang membuncah akan krisis pangan selama masa pandemi. Iya, memang masih nggak jauh dari ontran-ontran pandemi. Sebelumnya muncul wacana untuk memakai sagu jadi kebutuhan pokok. Kini, barangkali karena nggak yakin sagu bisa diterima masyarakat Jawa Indonesia, pemerintah pikir lebih baik menambah lumbung padi.

Apakah kamu-kamu mencium aroma-aroma aneh? Tidak… tidak… belum ada bau anyir korupsi dari kebijakan ini, kok. Lha wong masih wacana je! Sudah nemu letak keanehannya?

Nggak ketemu? Nih saya jelasin. Kebijakan ini seolah anomali dari kebijakan dan kelakuan pemerintah sebelum-sebelumnya. Dulu pemerintah getol banget gusur sini, gusur sana. Pokoknya semua yang menghalangi proyek infrastruktur harus digusur, termasuk lahan.

Masih ingat konflik agraria di Kulonprogo? Bagaimana warga Temon dan sekitarnya menolak penggusuran lahan yang hendak dibangun bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA). Aih, sungguh menyesakkan hati apabila mengingat kejadian itu. Kebetulan waktu ramai-ramainya demo besar-besaran itu saya lagi singgah sejenak di Jogja.

Miris mendengar kabar warga dan pemilik lahan dipukuli, serta jurnalis, aktivis, dan kawan-kawan pers mahasiswa juga ikut diintimidasi. Siapa lagi pelakunya kalau bukan aparat gabungan. TNI, Polri, dan Satpol PP bersinergi memukul mundur warga yang tak sudi menjual tanahnya. Sementara eskavator memaksanya supaya rata dengan tanah.

Begitu juga proyek tol yang memakan ratusan lahan padi. Apa pemerintah melupakan itu semua? Barangkali masih ingat, tapi mungkin pikir mereka, buat apa juga hal itu diulik kembali. Toh buahnya sudah dipetik bersama. Perjalanan mudik dan pulang kampung selama lebaran kemarin lancar jaya.

Baca Juga:

Curahan Hati Mantri Tani, Dicari Saat Bantuan Tiba, Dicaci Tatkala Gagal Panen Melanda

Buruh Tani Situbondo: Pekerjaan yang Sering Disepelekan, tapi Upahnya Bisa Bikin Iri Pegawai Kantoran

Apabila pemerintah melupakannya, ya saya maklum sebab tugas mereka segambreng sampai bingung mau nyelesain yang mana dulu. Makanya saya berbaik hati mengingatkan. Walaupun saya sadar, niat baik saya ini hanya dibaca kamu-kamu yang kurang kerjaan. Alih-alih sampai ke kuping Pak Jokowi.

Tapi ini serius loh. Dulu sawah itu seperti lahan surga yang siap digusur untuk dibangun real estate atau pabrik. Ketika eskavator mengeruk lahan, polisi mengeluarkan gas air mata, dan Satpol PP memakai pentungan buat mukulin warga, saat itu juga tak sadar kalau yang mereka gusur lumbung pangan.

Lalai terhadap orang-orang yang mereka tendang dan pukul. Padahal orang-orang itulah yang menyediakan padi. Tanpa petani, aparat tak bisa makan nasi saban hari, tak dapat menyediakan menu resepsi pernikahan, dan ujung-ujungnya kelaparan.

Aparat tak tahu berterima kasih itu melebihi anak durhaka yang dikutuk jadi batu. Oke… oke… itu cuma ditugasi dari pemerintah. Nah, sekarang giliran pemerintahnya nih. Bicara pemerintah berarti tanggung jawab presiden dan para kabinetnya.

Saya kok yakin, Pak Jokowi, presiden kita yang luar biasa cerdas saat menjawab pertanyaan wartawan itu orang baik. Buktinya, tiga jabatan struktural telah ia peroleh. Karir Pak Jokowi ibarat naik tangga. Jadi Walikota Surakarta, kemudian naik jabatan di atasnya, Gubernur DKI Jakarta, naik lagi jadi Presiden Republik Indonesia. Tingkat elektabilitasnya jangkap.

Dua pendahulunya pun tak sementereng Pak Jokowi yang menjabat di tiga otoritas wilayah kepemimpinan yang berbeda-beda. Saya percaya—meski nggak seratus persen seperti survei-survei badan litbang—ketika melihat lahan rakyat digusur, dalam hati, Pak Jokowi pasti terenyuh.

Namun mau gimana lagi, penggusuran tetap harus dilakukan, sebab telah menjadi program pesanan kerja. Waktu ditanya, paling-paling beliau akan menjawab, “semua sudah sesuai prosedur”. Ironisnya, justru Pak Jokowi akhir-akhir ini giat mendorong agar mencetak sawah. Gimana perasaan beliau ya setelah tahu pandemi ini mengancam pangan?

Menyesal? Bisa jadi. Saya ngebayangin Pak Jokowi nepuk jidatnya dan bilang, “Aduh! Tahu begitu dulu nggak usah nurutin buat gusur-gusur lahan sana-sini ya?” Eh, gimana-gimana, nurutin? Tenang Pak Jokowi dan para pendukungnya, ini sekadar contoh, ilustrasi, reka adegan, atau penggambaran sederhana. Jangan naik pitam, yhaaa… damai-damai.

Tapi yaudah lah ya, yang lalu biarlah berlalu. Anggap aksi menggusur kemarin-kemarin itu khilaf gitu aja. Khilaf yang nggak menyebabkan warga kehilangan lahan, tempat tinggal, bahkan merenggut nyawa.

Bapak fokus ke rencana pengalihan lahan gambut jadi sawah sahaja. Saya dukung supaya bapak serius dengan kebijakan itu. Saya doakan juga semoga sukses dan berhasil.

Mudah-mudahan program ini nggak kandas dengan sendirinya. Karena jika kandas, maka bukan tidak mungkin program ini tak memberikan manfaat yang signifikan. Lucu semisal membuka sawah baru justru menjelma jadi ajang perusakan lahan gambut semata. Ramashok!

BACA JUGA Bagi Rakyat Miskin, Pemerintah Memang Tak Pernah Lebih Baik Ketimbang Acara Bedah Rumah dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: konflik agrariapemerintahpenggusuran lahanPetani
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

luhut

Menyerahkan Semua Urusan Pada Luhut Binsar Panjaitan

23 April 2020
Rekomendasi Tujuan Pindah Kewarganegaraan Jika Level Muakmu Sudah Berlebihan terminal mojok.co

Rekomendasi Tujuan Pindah Kewarganegaraan Jika Level Muakmu Sudah Berlebihan

6 Oktober 2020
Ketika Bulik Saya yang Seorang Petani Main Gim Harvest Moon terminal mojok.co

Ketika Bulik Saya yang Seorang Petani Main Gim Harvest Moon

21 Desember 2020
jawaban pertanyaan yang sering ditujukan untuk mahasiswa pertanian mojok

Teruntuk Mahasiswa Pertanian, Berikut Jawaban yang Ampuh Jika Jurusanmu Diremehkan

1 Agustus 2021
Pemilihan Nama Nyeleneh Aplikasi SiPEPEK sampai Sisemok Adalah Bukti Pemerintah Merendahkan dan Mengkhianati Etika Rakyat

Pemilihan Nama Nyeleneh Aplikasi SiPEPEK sampai Sisemok Adalah Bukti Pemerintah Merendahkan dan Mengkhianati Etika Rakyat!

10 Juli 2024
5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan Mojok.co

5 Cara Legal Boikot Pemerintah yang Ugal-ugalan

21 November 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.