Seminggu yang lalu, saya telah resmi menjadi seorang sarjana setelah menelan hiruk pikuk skripsian. Perjalanan saya dengan skripsi ini bisa dibilang menyiksa, tapi juga menyenangkan. Menyiksa, karena saya sempat tumbang sehabis sidang skripsi. Menyenangkan, karena saya ternyata bisa menyelesaikan skripsi dalam 2 minggu. Iya, 2 minggu.
Kalian boleh percaya, boleh juga tidak. Tapi yang jelas, dari pengerjaan proposal hingga daftar sidang skripsi (tidak termasuk menunggu jadwal seminar proposal dan sidang), saya memang hanya memerlukan 14 hari. Revisi pasca sempro dan sidang juga sedikit. Itu pun cuma revisi minor, yang bisa saya perbaiki hanya dalam 1 hari.
Ini bukannya sombong. Saya pribadi juga nggak merasa pintar-pintar amat, terutama soal dunia penelitian. Hanya saja, dalam menyelesaikan skripsi, saya sebelumnya memang sudah menyusun beberapa strategi. Kalau kalian sekarang kebetulan mau skripsian, barangkali strategi saya ini bisa banget kalian terapkan.
Tapi harap diingat, ini hanya bisa berlaku jika dosen pembimbing kalian tidak sulit dihubungi alias ora ruwet!
Daftar Isi
#1 Membaca literatur ilmiah sebelum mengajukan judul skripsi
Kunci pertama adalah membaca literatur ilmiah sebelum mengajukan judul skripsi. Minimal, literatur ilmiah yang wajib banget kalian baca ada dua: artikel jurnal dan skripsi. Kedua jenis literatur tersebut usahakan bersinggungan dengan rencana topik skripsi kalian. Kenapa begitu?
Ada setidaknya 2 manfaat dari membaca artikel jurnal dan skripsi. Pertama, sudah barang tentu memungkinkan kalian mendapat inspirasi masalah penelitian. Ingat, judul skripsi itu ada, karena ada sebuah masalah, bukan sebaliknya. Kalian bisa mencari celah penelitian yang belum dibahas atau biasa disebut gap penelitian; bisa berupa kasus, fokus, teori, atau metodenya.
Manfaat kedua, yaitu melatih pikiran kalian agar terbiasa dengan penulisan karya ilmiah. Harap tahu, menulis skripsi itu sangatlah berbeda dengan menulis caption Instagram atau artikel populer. Karenanya, saat membaca artikel jurnal dan skripsi, juga cermati setiap kosa kata dan cara penyusunan kalimatnya. Percayalah, ini sangat membantu ketika kalian sudah mulai menulis skripsi.
#2 Harus tahu diri saat menentukan judul skripsi
Ketika sudah membaca artikel jurnal dan skripsi, lalu menemukan gap penelitian di dalamnya, usahakan kalian jangan gegabah menentukan judul skripsi. Sabar aja dulu. Kalian harus berkontemplasi, mengetahui kira-kira mampukah kalian mengerjakan skripsi dengan kasus, fokus, teori, dan metode yang didapat.
Saya bisa mengatakan begini, karena kawan-kawan saya banyak yang skripsinya tersendat karena sebelumnya nggak tahu diri. Mereka seolah-olah mampu mengerjakan skripsinya hanya karena sudah mendapat inspirasi judul. Bahkan ada juga yang mengaku kalau judul skripsi yang dibuat atas dasar pengin kelihatan keren. Ini jelas kacau, dan haram kalau beneran punya keinginan menyelesaikan skripsi dalam waktu singkat.
Dan percaya sama saya, sebagus-bagusnya judul skripsi menurut kalian, itu juga belum tentu bagus menurut dosen pembimbing. Ingat, mereka itu sudah dosen, dan pengalamannya dalam dunia penelitian jelas lebih luas daripada mahasiswa S1. Oleh karena itu, tentukan saja judul skripsi berdasar kapasitas diri, termasuk memperkirakan waktu pengerjaan jika ingin cepat selesai.
#3 Stalking dosen pembimbing
Jika sudah tahu siapa dosen pembimbingnya, strategi yang perlu kalian lakukan adalah stalking dosen pembimbing (dosbing). Maksudnya, kalian perlu stalking terkait wataknya selama menjadi dosbing. Ini penting supaya kalian bisa membangun hubungan baik dengan dosbing, termasuk mengantisipasi hal-hal eksternal yang bisa menghambat pengerjaan skripsi kalian.
Untuk melakukan strategi ini, syaratnya cuma satu: kalian harus kenal dengan kakak tingkat (kating) yang pernah menjadi mahasiswa bimbingannya. Lewat kating, kalian bisa tanya-tanya, misalnya, soal bagaimana cara mengetik pesan saat bimbingan, atau hal-hal yang tidak disukai dosbing ketika melaksanakan bimbingan. Percayalah, cepat tidaknya skripsi itu juga dipengaruhi oleh hubungan kalian dengan dosbing.
Baca halaman selanjutnya
Belajar dari kesalahan orang lain