Cara Menjadi Mahasiswa S2 yang Baik dan Benar

Cara Menjadi Mahasiswa S2 yang Baik dan Benar

Jadi research student dulu sebelum lanjut S2 (Shutterstock.com)

Sebagai seorang abdi negara yang ditugaskan untuk melanjutkan pendidikan S2, saya merasa tertekan lahir dan batin. Saya baru nyadar, ternyata aktivitas di dunia akademisi itu beda banget dengan aktivitas di dunia birokrat. Saya yang biasanya riweuh dengan kerjaan kantor macam liputan, pendampingan pimpinan, atau supervisi ke lapangan, sekarang malah riweuh dengan tugas-tugas kuliah yang menguras otak. Hadeh.

Bukan cuma itu, saya baru tahu kalau pola belajar di S2 itu ternyata nggak sama dengan waktu kuliah S1 dulu. Ada banyak hal baru yang harus saya lakukan ketika mulai kuliah S2 ini. Nah, daripada pengalaman ini mubazir, mending saya share saja di sini. Siapa tahu kamu berniat ambil kuliah S2, artikel ini bisa jadi panduan supaya kamu jadi mahasiswa S2 yang baik dan benar. Yuk, kita gaskeun.

Pertama, harus bisa nulis. Ini adalah skill wajib buat mahasiswa S2. Kebanyakan tugas kuliah di S2 itu yaaa bikin resume, laporan, makalah, dan artikel di jurnal ilmiah. Nggak ada tuh tugas kuliah mengerjakan soal halaman sekian dari nomor sekian sampai nomor sekian macam anak SD. Malah, tugas akhirnya juga kan menyusun tesis yang notabene isinya tulisan seabrek-abrek.

Makanya kalau kamu niat kuliah S2, mending dilatih dari sekarang deh skill menulisnya. Kamu bisa mulai menulis diary, menulis konten di media sosial, menulis cerita di blog pribadi, atau menulis artikel buat dikirim ke Terminal Mojok. Apa saja deh, sing penting nulis.

Kedua, harus banyak baca. Supaya bisa menulis dengan lancar jaya, kamu harus banyak baca. Dengan membaca, kamu bisa mendapatkan ide tulisan, menambah perbendaharaan kata, dan bahkan inspirasi teknik dan gaya menulis. Apa saja yang bisa dibaca? Ya kalau kamu mahasiswa S2, biasanya sih yang dibaca itu buku-buku materi perkuliahan atau artikel di jurnal-jurnal ilmiah. Ini semua bisa mempermudah kamu ketika mengerjakan tugas kuliah dan menyusun tesis, lho.

Ketiga, harus banyak mengamati fenomena. Ini yang unik, sih. Karena kuliah S2 itu waktunya cuma sebentar dan diarahkan untuk melakukan penelitian mendalam, makanya sedari awal harus banyak mengamati fenomena yang terjadi di masyarakat. Jadi, dari pengamatan fenomena ini bakal lahir pertanyaan-pertanyaan yang bisa jadi topik penelitian. Misalnya, “Kenapa kinerja PNS selalu dianggap buruk?”, “Kenapa bantuan sosial dari pemerintah sering nggak tepat sasaran?”, atau “Kenapa banyak remaja yang doyan banget sama Tiktok?”, dan sebagainya.

Usahakan pertanyaannya itu tentang fenomena yang bisa kamu teliti dengan mudah, ya. Jangan pertanyaan yang rumit macam “Kenapa nggak ada pejabat yang mundur meski kinerja mereka jelas-jelas buruk?”. Ini susah jawabnya, Bro.

Keempat, harus mau belajar mandiri. Inilah yang membedakan antara pola perkuliahan di S2 dengan di S1 atau bahkan dengan pembelajaran di sekolah dulu. Karena mahasiswa S2 itu dianggap sudah mandiri dan mampu berpikir secara mendalam, maka pola belajarnya pun tidak melulu “disuapi” dengan materi-materi dari dosen. Dosen hanya memberikan pengantar dan materi kuliah secara umum di awal-awal, sisanya ya mahasiswanya harus cari sendiri referensi tentang materi perkuliahannya.

Kelima, harus jago presentasi. Ini juga jadi salah satu skill yang wajib dimiliki oleh mahasiswa S2, sih. Ya kali hampir setiap tugasnya itu kan bikin resume, laporan, atau makalah yang harus dipresentasikan di depan kelas. Mau nggak mau kamu kudu bisa mempresentasikan tugas kamu itu dengan baik. Makanya nggak salah juga kalau kamu belajar teknik public speaking plus cara bikin slide powerpoint yang menarik. Ingat lho, tugas akhir tesis kamu itu kan nantinya bakal dipresentasikan di depan dosen pembimbing, dosen penguji, plus teman-teman kuliah kamu semua, makanya kamu harus jago presentasi.

Nah, itulah cara-cara menjadi mahasiswa S2 yang baik dan benar. Mau diikuti, monggo. Nggak diikuti juga rapopo. Semuanya kan tergantung ke pribadi masing-masing. Yang penting jangan terus-terusan sampai ditanya “kapan lulus?” oleh orang tua, tetangga, atau calon mertua. Hehehe.

Penulis: Andri Saleh
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Betapa Naifnya Orang yang Maksa Kuliah S-2 Cuma Buat Jadi Pelarian

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version