Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Bulan Hantu dalam Kepercayaan Tionghoa: Mulai dari Teror Hantu Kelaparan hingga Bakar Uang

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
12 Agustus 2022
A A
Bulan Hantu dalam Kepercayaan Tionghoa Mulai dari Teror Hantu Kelaparan hingga Bakar Uang Terminal Mojok

Bulan Hantu dalam Kepercayaan Tionghoa Mulai dari Teror Hantu Kelaparan hingga Bakar Uang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Masih ingat dengan salah satu episode Upin Ipin tentang Opera Cina? Nah, di sana ada adegan Upin Ipin membantu Meimei membawakan jeruk dan mengantarnya hingga ke rumah Meimei. Di depan rumah Meimei ternyata ada beberapa sesajen. Upin Ipin yang tergiur dengan jeruk-jeruk sesajen itu tiba-tiba ditegur Meimei karena mau mengambil sesajen sembarangan.

Kata Meimei, sesajen itu untuk makanan hantu. Ya, ternyata saat itu sedang memasuki Bulan Hantu. Makanya Meimei berjalan cepat dengan resah saat bepergian seorang diri. Menurut Meimei, bulan itu sangat mistis dan banyak sekali pantangan. Upin Ipin pun ngeri dan segera ngacir pulang.

Bulan Hantu merupakan salah satu bulan yang penting dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa. Bulan ini jatuh pada bulan ke-7 penanggalan Cina. Puncak perayaannya disebut dengan Festival Hantu yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 kalender Cina. Tahun ini, Bulan Hantu bertepatan dengan tanggal 12 Agustus 2022.

Selama Bulan Hantu masyarakat Tionghoa percaya bahwa gerbang alam baka sedang dibuka lebar, sehingga arwah leluhur dan arwah dari neraka bisa berkeliaran dengan bebas di alam manusia. Selama Bulan Hantu, kabarnya para hantu kelaparan ini akan lebih sering menampakkan diri dan mengganggu manusia. Oleh sebab itu masyarakat tionghoa sangat menghindari pindahan, memulai bisnis, perjalanan jauh, maupun perayaan yang bersifat untuk bersenang-senang lainnya karena dianggap akan membawa sial. Mirip-mirip lah dengan Halloween di budaya Barat dan Bulan Suro di budaya Jawa.

Bulan Hantu nggak cuma dirayakan di Cina daratan, lho, tapi juga dirayakan oleh seluru etnis Tionghoa yang tersebar luas di muka bumi. Walaupun perayaan paling meriahnya tentu saja bisa disaksikan di negara-negara yang didominasi etnis Tionghoa.

Ada banyak versi mengenai asal-usul Bulan Hantu. Salah satunya di zaman kerajaan dulu, pada bulan ke-7 sering diadakan eksekusi massal bagi seluruh tahanan yang divonis hukuman mati. Keluarga para tahanan yang akan ditinggalkan mengadakan upacara untuk mengantar arwah kerabatnya agar tenang di alam seberang. Banyaknya nyawa yang tercabut secara bersamaan di bulan itu membuat suasana di sepanjang bulan ke-7 lebih mistis daripada bulan-bulan lain. Makanya keluarga yang nggak memiliki kerabat terpidana mati pun akhirnya turut serta mengadakan sembahyang agar selamat dari petaka.

Selama Bulan Hantu, orang-orang Tionghoa akan mengadakan sembahyang untuk mendoakan leluhurnya, meminta keselamatan, dan kesejahteraan untuk setahun penuh. Altar-altar di dalam rumah akan dipenuhi dengan dupa dan sesaji untuk menjamu arwah leluhur yang pulang. Dalam ajaran mereka, kegiatan ini merupakan perwujudan bakti kepada leluhur.

Pada perayaan puncaknya, Festival Hantu, sembahyangan besar-besaran digelar di kuil-kuil. Bahkan sesaji-sesaji bisa kita jumpai di depan rumah dan pinggir jalan. Ada juga ritual pembakaran uang-uangan dan replika benda-benda penunjang kehidupan sehari-hari untuk bekal arwah leluhur di alam baka. Lentera dan kapal-kapal berisi lilin sengaja dihanyutkan di perairan untuk memandu perjalanan arwah-arwah yang mati tenggelam.

Baca Juga:

Minyak Gosok sampai Obat Kuat, Ini 5 Obat Cina yang Wajib Ada di Rumah Saya

Pengepungan di Bukit Duri: Distopia Diskriminasi Rasial terhadap Etnis Tionghoa

Sesajen dalam sembahyangan ini termasuk sangat spesial. Pokoknya dibuat semewah mungkin. Bahkan sampai menyediakan seekor babi utuh yang ukurannya gede banget. Setelah sembahyang, sesajen ini biasanya diperebutkan oleh masyarakat yang kurang mampu. Makanya festival ini juga disebut Cioko yang artinya rebutan. Di Taiwan dan Hongkong, perayaan Festival Hantu bahkan jadi tujuan wisata bagi banyak turis domestik maupun mancanegara.

Selama Bulan Hantu, nggak jarang pula ditemui angpao ataupun uang tanpa pembungkus yang bergeletakan di jalanan. Tapi jangan sekali-kali iseng mengambil makanan sesajen atau uang yang bergeletakan itu. Konon benda-benda itu dipersembahkan untuk arwah-arwah kelaparan, sebutan untuk arwah yang sudah nggak memiliki kerabat di dunia sehingga nggak pernah ada lagi yang mendoakan dan membuatkan sesajen. Mengambil persembahan sembarangan dipercaya akan mendatangkan musibah bagi si pengambil, bisa sesederhana ketempelan atau bisa lebih parah lagi.

Menurut cerita kerabat saya yang sudah lama bekerja di Taiwan, percaya atau nggak, suasana saat Bulan Hantu memang lebih senyap dibanding hari-hari biasa. Orang-orang nggak diperkenankan keluar malam-malam apalagi sendirian. Toko-toko tutup lebih awal dan aktivitas di air dilarang setelah matahari terbenam. Ada seorang teman kerabat saya yang menyepelekan salah satu pantangan di Bulan Hantu. Kalau nggak salah blio mengambil sesajen atau uang yang tergeletak di jalan. Setelah itu blio langsung kesurupan yang bikin geger satu mess.

Selain sembahyangan, dalam perayaan Festival Hantu juga sering diadakan berbagai pertunjukan untuk menghibur para hantu. Hiburannya bisa macam-macam, ada opera, pentas boneka, sampai pertunjukan musik. Seperti halnya di episode Upin Ipin, bangku depan selalu dikosongkan untuk para arwah agar bisa menonton di posisi yang paling nyaman. Rupanya selain dibikin kenyang, para arwah ini juga disenangkan selayaknya undangan kehormatan dalam suatu hajatan, ya.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Suku Tionghoa Terbesar di Indonesia: Sekilas Sejarah dan Budaya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2022 oleh

Tags: bulan hantukepercayaantionghoatradisi tionghoa
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

Suka Duka Jadi Istri Pria Keturunan Tionghoa, Pernah Dikira Baby Sitter Anak Sendiri terminal mojok.co

Suka Duka Jadi Istri Pria Keturunan Tionghoa, Pernah Dikira Baby Sitter Anak Sendiri

6 Januari 2021
Sisi Gelap Kampung Durian Runtuh Upin Ipin yang Nggak Disadari Penonton

Sisi Gelap Kampung Durian Runtuh Upin Ipin yang Nggak Disadari Penonton

1 Maret 2024
Kok ya Masih Ada yang Menggoyangkan Tangki Bensin, Sekolah Cuma Sampai Gerbang, Bos?

Kok ya Masih Ada yang Menggoyangkan Tangki Bensin, Sekolah Cuma Sampai Gerbang, Bos?

22 Juni 2023
'Makan Meja' Tradisi Keturunan Tionghoa yang Nggak Beneran Makan Meja #ImlekMojok Terminal mojok

‘Makan Meja’: Tradisi Keturunan Tionghoa yang Nggak Beneran Makan Meja #ImlekMojok

12 Februari 2021
Sri Mulyani, Kecaman Gaya Hidup Mewah Itu Nggak Akan Ada Efeknya

Sri Mulyani, Kecaman Gaya Hidup Mewah Itu Nggak Akan Ada Efeknya

26 Februari 2023
5 Hal yang Saya Nikmati sebagai Seorang Muslim Saat Tahun Baru Imlek Terminal Mojok

5 Hal yang Saya Nikmati sebagai Seorang Muslim Saat Tahun Baru Imlek

22 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.