Saat saya lagi iseng browsing YouTube, salah satu klip potongan film lawas muncul di beranda. Terminator 2. Yap, saya udah nggak asing sama film ini. Terlebih tiap muncul sekuel baru, saya selalu antre di barisan pertama pembeli tiketnya. Tapi, nggak tau kenapa sore ini pandangan saya muncul ke permukaan. Yang seolah olah hati dan pikiran saya baru saja tercerahkan bahwa T-800, merupakan robot tercanggih di dunia.
Tentu saja, secanggih apapun kalian nggak bakal bisa berharap doi mahir masak kayak Chef Juna, atau bikin review otomotif kayak Bang Fitra Eri. Tapi, saya nggak tau juga dan nggak mau ikut tanggung jawab kalo seandainya kemarin doi ditugasin mengawal kepulangan HRS dari Arab Saudi. Mungkin opsi ganti rugi yang ditawarkan saudara saudara kita akan diterima dengan senang hati sama Angkasa Pura, cmiiw…
Ada beberapa alasan kenapa saya menganggap T-800 itu robot tercanggih di jagad dunia perobotan. Pertama, doi dikirim dari masa depan. Tahun 2029 cuy! Jangan bandingin sama RoboCop yang jalan aja kaku, beda jauh. Lebih kurang ajar lagi kalo kalian bandingin sama robotnya Dono yang notabene cuma mesin juicer.
Versi pertama model T-101 yang datang buat bunuh John Connor kecil aja udah semi perfect sebagai Terminator. Tampang keren kayak Arnold Schwarzenegger, body keren, tenaganya roso-roso kaya Mbah Marijan. Apalagi upgradenya di Terminator 2: Judgement Day, yang saya jelaskan di paragraf berikut.
T-800 dilengkapi sistem artificial intelligence yang nyaris sempurna yang bahkan belum bisa disaingi komputer generasi terkini (ya iyalah, sekarang baru 2020 sementara T-800 dari 2029). Kalau terminator lain mulai dari T-1000, T-X, sampai Genesys, cuma bisa “read only” dari pemrograman Skynet, T-800 sudah diprogram untuk memahami bahasa slang, kayak “Hasta la Vista, Baby”.
Jadi jangan berani berani ketika kalian ketemu T-800 di angkringan terus sok kenal sok dekat manggil “He, Cuk! Piye kabarmu?”, dijamin kelar idup loe. Kecanggihan AI yang dimiliki T-800 juga memungkinkan doi memahami dan mempelajari karakter manusia. Terlihat sekilas, dia menjadi “bapak” yang baik buat John Connor, yang artinya secara langsung turut menyukseskan misinya.
Di sini saya juga ingat, satu satunya AI yang dapat mengungguli kecerdasan T-800 cuma milik Android 16. Meski dibilang karya gagal sama Dr. Gero, bahkan mau diancurin, nyatanya Nomor 16 ini menjadi salah satu robot yang paling humanis dalam sejarah dunia. (Karakter Android Nomor 16 bakal saya bahas lebih lanjut kalau tulisan ini dimuat, sekarang kita balik dulu ke T-800).
Kecanggihan berikut yang dimiliki T-800 adalah komitmen dan dedikasinya. Meski sudah diprogram ulang agar tidak membunuh manusia, sejatinya T-800 adalah mesin pembunuh. Dia nggak bakal masuk penjara seandainya nembakin mobil polisi sama sopir-sopirnya. Dia juga bisa dengan gampang njebol dinding penjara seandainya ada polisi goblok yang nekat menjarain dia.
Tapi, dia komit, sejak ikut syuting di Terminator 2: Judgement Day dia nggak bunuh satu orang pun, atau honornya terancam nggak dibayar. Apa pun itu, intinya T-800 layak jadi contoh buat pria-pria jomblo yang sedang belajar artinya komitmen dan setia pada janji.
Kecanggihan dan kharisma T-800 seolah juga makin lengkap dengan tunggangan kece Harley Davidson Fat Boy, diiringi lengkingan suara Axl Rose dalam lagu “You Could Be Mine”. Bener bener real jantan! Para 4L4y-ers, camkan baik baik. Kalian mustinya tertunduk malu melihat motor ceper pakek ban cacing —yang katanya alergi lagu koplo tapi jempolnya goyang waktu denger “Los Dol”. Terminator mana mau sama motor gitu.
Mungkin kalian bisa membantah, T-800 itu jadul lah, klasik lah, dari sisi mananya dia canggih? Dibandingin sama T-1000, T-X, atau T-3000, dia nggak ada apa-apanya. Serasa datang dari jaman dinosaurus. Tapi, saya bisa ungkap satu fakta kecil kenapa T-800 bisa begitu mempesona. Yaitu karena John Connor. Semua kecanggihan T-800 berasal dari dia.
John Connor memiliki keahlian programmer dan mekanikal di atas rata rata. Di salah satu adegan Terminator 2, dia dengan mudahnya membobol ATM dan duitnya dipake foya foya. Coba saya yang kaya gitu, dah jadi sultan saya. Terus satu lagi, ibunya John, Sarah Connor, punya insting petarung yang luar biasa. Di mana seorang perempuan yang berjiwa lemah nggak akan bisa jadi pejuang seperti dia. Itu semua adalah keahlian yang kelak diprogram dalam sebuah cyborg canggih: T-800!
Tapi, tentu saja, di balik kelebihan pasti ada kekurangan. Kita meyakini bahwa kelebihan itu hanya milik Allah Swt. Satu hal yang saya ragukan dari T-800 adalah apa dia bisa ngisi teka teki silang? Itu nggak pernah muncul di adegan sekuel manapun. Saya bener bener penasaran. Satu lagi, dan ini saya yakini. Dia nggak bakal bisa pecahin kode captcha. Sekalinya bisa, dia bakal bajak website Mojok ini.
BACA JUGA Pengalaman Ikut Audisi Pencarian Bakat, Ternyata Tidak Seperti yang Dibayangkan