Sebagian masyarakat pengguna platform berbagi video YouTube pasti nggak asing dengan konten-konten horor dan kriminal yang berseliweran. Ketimbang di media sosial, konten-konten horor dan kriminal tadi itu lebih banyak diunggah dan dibagikan lewat kanal YouTube. Nama-nama YouTuber seperti Nessie Judge, Korea Reomit, dan Nadia Omara pun mencuat.
Waktu saya remaja kalau diajak nonton film, saya lebih suka menonton film-film horor dan misteri ketimbang film dengan genre romantis yang agak menye-menye gitu. Ya, film yang memotivasi masih bisa saya terima deh. Tapi, pada dasarnya saya adalah pencinta horor dan misteri.
Zaman sekarang banyak konten horor dan misteri yang disuguhkan oleh youtuber yang menurut saya menarik dalam penyampaiannya. Mereka ini adalah youtubers dengan subscribers lebih dari satu juga, Guys.
Nah, dari tiga youtubers yang saya sebutkan sebelumnya, dua di antaranya rutin saya tonton, yaitu channel Nessie Judge dan Nadia Omara. Korea Reomit juga saya suka kok, namun sayangnya saya lebih sreg sama yang dua itu tadi. Soalnya, Korea Reomit lebih banyak konten vlognya ketimbang yang membahas horor dan kriminal.
Menurut saya banyak pengunjung YouTube yang lebih akrab dengan channelnya Nessie Judge ketimbang channelnya Nadia Omara. Lho kok bisa? Ya karena saya menanyakan kepada beberapa teman dekat saya apakah mereka lebih akrab dengan channel Nessie Judge atau Nadia Omara. Jawabannya adalah Nessie Judge yang paling banyak diketahui meskipun beberapa dari mereka juga hampir tidak pernah menonton.
Waktu awal sekali saya menonton konten horor, misteri, dan kriminal dari channel Nessie Judge, jujur saya tertarik dengan apa yang dia bawakan. Konten-kontennya nggak pernah basi, bisa ditonton lagi sewaktu-waktu.
Saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengulik berbagai konspirasi yang dibahas oleh Nessie Judge. Padahal, ya saya juga nggak tahu itu benar atau nggak. Namanya juga teori konspirasi.
Lantas, kenapa saya akhirnya berakhir lebih memilih channel Nadia Omara sebagai channel horor, misteri, dan kriminal favorit? Simpel sih, saya lebih suka pembawaan Nadia waktu bahas berbagai konten kriminal dengan logat khas Medan campur Jawa campur Sunda yang membuat saya pribadi sangat menikmati konten-konten dia.
Eh tapi jangan salah ya, meskipun terkenal dengan konten-kontennya yang penuh teori konspirasi dan hal misteri lainnya, di channel Nessie Judge juga ada kok di mana dia mengunggah konten-konten lucu sebagai jembatan menuju konten-konten horor nantinya.
Hanya entah kenapa saya langsung nyantol dengan pembawaannya Nadia Omara waktu pertama kali nonton beberapa videonya ketimbang Nessie Judge. Tapi, no hujat ya, ini adalah perspektif pribadi saya sebagai audiens YouTube.
Nah, yang membuat saya lebih tertarik untuk subscribe channelnya Nadia Omara padahal saya juga subscribe Nessie Judge, adalah konten-konten kriminal yang dibahas oleh Nadia Omara sangat banyak dan lengkap.
Kadang, kasus yang nggak ada di Nessie Judge saya temukan di channel Nadia Omara. Apalagi Nadia Omara itu detail banget banget banget dalam menjelaskan kronologi suatu peristiwa kriminal.
Logat campur-campur yang biasa Nadia lontarkan kalau sedang ngomong itu lho yang membuat saya betah berlama-lama nonton. Nggak hanya satu atau dua buah video yang saya tamatkan, tapi sampai lima video bisa saya tonton dalam sekali waktu. Apalagi kalau dia sudah mengeluarkan kata “wak” alias sapaan akrabnya untuk penonton sekaligus subscribernya.
Nggak dimungkiri kalau nonton konten-konten Nadia Omara di YouTube itu malah saya terkesan seperti sedang ghibah alias julid. Iya, saya dan Nadia secara nggak langsung malah jadi nyinyirin peristiwa yang sedang dibahas oleh dia sendiri saking dia kesalnya dengan beberapa tindakan atau adegan yang menurutnya nggak beradab.
BACA JUGA Menolak Lupa pada 10 Permainan GameHouse yang Mewarnai Masa Kecil Kita dan tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.