Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Buat Anak Organisasi Mahasiswa, Berhenti Bolos Masuk Kelas, Kegiatanmu Tidak Sepenting Itu!

Ali Afifi oleh Ali Afifi
20 Juli 2025
A A
Buat Anak Organisasi Mahasiswa, Berhenti Bolos Masuk Kelas, Kegiatanmu Tidak Sepenting Itu!

Buat Anak Organisasi Mahasiswa, Berhenti Bolos Masuk Kelas, Kegiatanmu Tidak Sepenting Itu!

Share on FacebookShare on Twitter

“Organisasi apa kuliah dulu ya?”

Mungkin pertanyaan ini sering menghantui mahasiswa setengah-setengah seperti saya. Jujur, saya sering dilema ketika dibenturkan pada dua pilihan tersebut. Niat hati, ingin jalan semua, organisasi mahasiswa dan kuliah, tapi apalah daya kalau sudah berbenturan, sementara diri tak punya jutsu kage bunshin layaknya Naruto.

Tapi memang begitu realitas yang sering dialami mahasiswa organisatoris yang setengah-setengah. Beda cerita dengan yang sudah mencebur ke dalam kubangan yang namanya organisasi mahasiswa. Kadang kuliah sudah bukan lagi soal. Mata kuliah sudah banyak bolongnya.

Begitu pula dengan mahasiswa yang biasa dikenal dengan kupu-kupu. Memang tidak pernah bergabung organisasi. Jadinya, kuliah saja intinya.

Tapi jujur, kadang saya agak sebel dengan mahasiswa yang ngaku sibuk organisasi sampai meninggalkan kewajiban kampus. Katanya terlalu sibuk di organisasi. Sebagian ada yang bilang kuliah itu nggak ada gunanya. Mulai dari dosennya lah yang kurang kompeten, sampai segudang alasan dengan tetek bengeknya.

Organisasi mahasiswa bukan halangan untuk kuliah

Bagi saya, yang juga bergabung dalam organisasi, dan jujur saja pernah menjabat sebagai ketua, organisasi bukan halangan untuk tetap aktif mengikuti mata kuliah dan berprestasi — walaupun saya sampai sejauh ini belum berprestasi. Organisasi itu ibaratnya sunnah. Kuliah wajibnya. Gimana logikanya, orang mengorbankan kewajiban demi mengejar sunnah?

Selain itu, sepengalaman saya, kesibukan organisasi mahasiswa tidak mungkin 7×24 jam. Paling cuma beberapa kali dalam sehari, itu pun sangat jarang full sehari-semalam. Kalaupun ada, pasti jarang sekali. Lagian, kenapa juga harus mengadakan kegiatan full, sudah tahu anggotanya punya kewajiban kuliah.

Iya, kuliah itu wajib. Semenjak kita memilih untuk menjadi mahasiswa, sebenarnya kita telah setuju dan sadar dengan segala kewajiban yang harus kita lakukan. Itu merupakan tanggung jawab diri kita, pada diri sendiri, juga orang tua. Kalau kewajiban pada diri sendiri saja tidak mampu kita penuhi, bagaimana mau memenuhi tanggung jawab kepada orang lain.

Mungkin sekarang ada yang mulai menggerutu. Kalau kuliah kewajiban saya, karena pilihan, maka organisasi mahasiswa juga pilihan dan saya harus bertanggung jawab. Iya, betul, saya sepakat. Tapi pertanyaannya begini, kewajiban mana yang lebih dulu mengikat? Pilihan mana yang lebih dulu ada? Kuliah atau organisasi?

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Bolos-bolos sendiri, ngamuk-ngamuk sendiri

Kadang yang membuat saya tidak habis pikir, sudah tahu bolos itu pilihannya sendiri, tapi giliran nggak lulus, malah bilang dosen nggak objektif. Biasanya alibinya, “Dosen menilai dari kehadiran, nggak rasional, sejak kapan pintar diukur dengan hadir.” Iya yang kalau diskusi sok Eksistensialis. Logikanya, kalau kamu jarang hadir, gimana bisa dosen nyebut kamu pinter. Kalau jarang masuk, otomatis jarang dapat materi, jadi logikanya, gimana mau pinter?

Saya tidak menutup mata, kalau belajar bisa di mana-mana. Nggak harus selamanya harus di kelas. Tapi kok makin ke sini, kadang pas tugas jawabannya sering ngelantur. Pertanyaannya urusan teknis dijawabnya filosofis. Giliran pertanyaannya filosofis, dijawabnya teknis. Belum lagi kadang jawabannya cocoklogi. Asal ada diksi yang sama dengan teori tokoh, langsung gas, masukkan. Begitu sepengalaman saya.

Pengalaman semacam ini, sering saya temui ketika teman-teman senasib di organisasi yang jarang masuk, tiba-tiba kesurupan masuk kelas. Jarang masuk, sekali masuk langsung ngasih pertanyaan yang nancep banget, tapi salah target. Pernah saya kejadian, topiknya transformasi dakwah digital, eh malah pertanyaannya sampai ke kapitalisme. Seandainya pertanyaannya tentang hermeneutika atau wacana, kan lebih masuk akal.

Tapi kadang, pertanyaan demikian sengaja dikeluarkan untuk membingungkan teman yang sedang presentasi. Mentang-mentang di organisasi ada kajian filsafat, orang lain mau dibuat bingung. Tentu dengan ciri khas cocoklogi. Filsafat yang seharusnya cinta kebijaksanaan, malah jadi bahan gaya-gayaan.

Perbedaan orang yang hafal banyak teori sama yang paham teori itu ya soal ketajaman analisis. Orang yang paham, dia tahu, di mana teori itu berlaku, paham konteks, bukan asal tebas, kayak si penghafal. Kalau budaya ini terus diterapkan, ujung-ujungnya makin malas teman-teman untuk masuk organisasi. Wong yang diucapin kadang nggak nyambung sama topik.

Relasi tanpa skill ya bullshit

Orang-orang seperti ini biasanya kalau sudah tujuan di sini itu kuliah, pasti alasannya begini, “Kuliah itu bukan cuma cari ilmu, tapi juga relasi. Relasi penting buat dirawat.” Iya emang bener relasi itu penting. Tapi skill jauh lebih penting.

Buat apa punya relasi dari Sabang sampai Merauke, kalau skill-nya nol, siapa yang mau ngasih kerja?

Biasanya orang yang seperti ini, tipe orang yang over ngopi sama senior. Disuruh ngerawat relasi, biar enak, taunya seniornya sendiri kadang masih numpang makan.

Jadi, stop nggak masuk kelas hanya gara-gara alasan dosennya kurang kompeten, rapat atau segala macam tetek bengeknya. Kuliah itu kewajiban, organisasi mahasiswa cuma sunnah. Apalagi kalau alasannya cuma kegiatan kecil organisasi, seperti kunjungan, ngurus surat atau hal yang bisa ditunda.

Baru kalau urusannya emang menyangkut kepentingan orang banyak, seperti memperjuangkan hak rakyat misalnya, itu tak ada soal. Sebab, tugas mahasiswa memang sebagai agent of control. Jadi sudah selayaknya demikian. Idealisme tetap harus dijaga, tapi jangan lupa tanggung jawab pada diri sendiri.

Ingat kawan, kuliah itu nggak murah —Kecuali bagi penikmat KIP salah sasaran. Orang tua kita banting tulang buat biaya kuliah, jadi manfaatkan sebaik mungkin. Jangan mau jadi investor tetap kampus. Artefak kampus itu bukan barang antik, nggak bakal laku dijual di toko antik.

Penulis: Ali Afifi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ormek Lebih Cocok Disebut Kumpulan Mahasiswa Haus Pujian daripada Organisasi Mahasiswa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Juli 2025 oleh

Tags: Mahasiswaorganisasi kampusorganisasi mahasiswa
Ali Afifi

Ali Afifi

Mahasiswa semester ujung Universitas Nurul Jadid. Suka merhatiin keadaan sekitar kayak CCTV. Hobi memancing.

ArtikelTerkait

Ngenesnya Jadi Mahasiswa Rantau yang Nggak Punya Sepeda Motor, Mau Pulkam Susah, Nyari Kos Juga Harus Selektif

Ngenesnya Jadi Mahasiswa Rantau yang Nggak Punya Sepeda Motor, Mau Pulkam Susah, Nyari Kos Juga Harus Selektif

31 Juli 2024
Plis Deh, Nggak Perlu Bacain Ulang Makalahnya Saat Presentasi

Plis deh, Nggak Perlu Bacain Ulang Makalahnya Saat Presentasi

17 Maret 2020
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
3 Pengalaman Duka Saat Menjadi Anggota Ormawa UGM

3 Pengalaman Duka Saat Menjadi Anggota Ormawa UGM

10 Mei 2024
Surat Terbuka untuk Ormek: Cari Kader Memang Perlu, tapi Tolong Kemampuan Diri juga Diperhatikan

Surat Terbuka untuk Ormek: Cari Kader Memang Perlu, tapi Tolong Kemampuan Diri Juga Diperhatikan

2 November 2023
3 Kebiasaan Mahasiswa Dajjal di Kampus yang Bikin Naik Darah dan Halal untuk Dimaki

3 Kebiasaan Mahasiswa Dajjal di Kampus yang Bikin Naik Darah dan Halal untuk Dimaki

22 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.