Beberapa waktu belakangan, ada konten tentang mobil rental yang diberi decal motif salah satu ormas semobil penuh oleh si penyewa. Saya ngakak sejadi-jadinya, sebab ya, kok bisa punya pikiran kayak begitu. Tapi ya sebenarnya saya nggak kaget-kaget amat dengan ulah penyewa mobil rental yang ajaib, soalnya bapak saya sendiri punya jasa persewaan mobil.
Dan di jasa ini, selalu ada cerita tentang pengguna jasa yang tingkahnya aneh-aneh.
Meski baru pertama kali ngerti penyewa yang seperti di atas, tapi bagi saya itu masih biasa. Soalnya, masih banyak kasus yang jauh lebih konyol. Atau malah mengerikan. Masih ingat tragedi orang dibakar di Pati?
Nah, itulah risiko puncak yang bisa diterima oleh penyewa jasa. Memang sengeri itu bisnis ini.
Penjudi adalah koentji
Kalian perlu tahu, bahwa banyak sebelum judi slot marak, judi jenis dadu, sabung ayam, dan sejenisnya adalah penguasa dunia gelap. Para pelaku judi sering menggunakan mobil rental untuk transportasi mereka ke tempat judi. Kenapa? Kata bapak saya, jika digrebek, mereka nggak perlu kehilangan aset karena disita polisi.
Lalu gimana nasib mobil rental yang mungkin diangkut polisi saat menggerebek tempat judi? Jawaban Bapak saya hanya “mboh le, ra ngurus.”
Itu baru perkara diangkut polisi. Masih ada risiko lain, yaitu mobil digadai untuk taruhan judi. Wah, ini kayaknya kasus paling umum. Untungnya, bapak saya jarang mengalami ini. Pernah sih, tapi pembayaran bisa dikejar. Untungnya. Dan sejak saat itu, Bapak tak mau menyewakan ke penjudi. Itu sekitar 6-7 tahun yang lalu. Apakah lantas orderan sepi? Woh, tentu saja tidak. Malah meningkat drastis.
Begitulah kalau sudah jauh dari duit haram, Allah akan mengganti kita dengan rezeki berlipat.
Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa mau-maunya menyewakan ke penjudi jika risikonya sebesar itu? Karena para penjudi itu, sepengalaman Bapak yang terjun di bisnis ini dan menyaksikan sendiri sebelum terjun, penjudi itu hampir tak pernah telat bayaran, dan berani bayar besar. Misal mereka menang, bonusnya terbilang gede.
Jangan hakimi moral para penyedia jasa mobil rental. Perut punya ideologinya sendiri.
Itu baru dua risiko dari banyaknya risiko yang ada. Intinya, apa yang dialami penyedia jasa mobil rental di konten viral tersebut memang nyata. Memang sengeri itu kelakuan manusia di negara ini.
Keuntungan bisnis mobil rental yang menggiurkan
Meski risiko bisnis ini besar, tapi dibarengi pemasukan yang besar juga. Satu mobil Avanza bisa menghasilkan penghasilan melebihi UMR Jogja dalam seminggu. Punya 2 mobil saja, basically mengamankan uang bulanan dengan mudah dalam 2 minggu, kalau tiap hari laku lho ya.
Misal biaya sewa 400 ribu untuk Avanza, 2 mobil per hari menghasilkan 800 ribu. Itung sendiri sebulan berapa.
Tapi ya itu bakal dikurangi biaya perawatan, atau harus ngisi bensin jika penyewa mobilnya adalah orang yang nggak punya otak. Kayak gini biasa banget. Mobil rental diisi bensin, tapi nggak diisi lagi sama penyewa. Malah kadang disedot bensinnya sama pengguna.
Yang nggak ngisi gini biasanya saudara yang nyewa sih. Minta murah, isih ra gelem ngisi bensin. Iya, aku lagi nyindir saudaraku di sini. Kalau situ baca, asu kowe.
Bisnis mobil rental memang menggiurkan. Tapi selain itu, juga membantu banyak orang. Banyak orang desa yang butuh jasa ini. Misalnya wisuda anak, nah ini mereka tetap butuh mobil karena agak susah juga kan kalau wira-wiri pakai motor. Biasanya kalau untuk urusan begini, bapak ngasih diskon. Bahkan kadang hanya minta ganti uang bensin saja.
Selama wisudane mung sekitar Jogja-Solo-Semarang. Nek neng Bali yo edan koe ra mbayar.
Sebagai penutup, konten mobil rental tersebut harusnya membuka mata kita, bahwa memang banyak rakyat yang tak menghargai penyedia jasa dan menganggap mereka di bawah penyewa.
Begitulah ironi di negara ini. Rakyat buka usaha, yang matiin rakyatnya juga. Angel.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya