Bapak saya buka bisnis fotokopi sejak di PHK dari kantornya 16 tahun silam. Masih ingat betul, bagian depan rumah saya dirombak menjadi tempat fotokopi yang juga menjual alat tulis kantor serta menerima jasa pengetikan. Iya bagi orang desa, jasa pengetikan itu amat dicari karena tidak banyak yang menguasainya. Apalagi di desa saya, mayoritas warganya bekerja sebagai petani.
Bisnis fotokopi ayah saya dapat dibilang membantu warga sekitar. Mereka tidak perlu lagi menempuh belasan kilometer demi menggandakan berkas-berkas. Bisnis yang laris manis ini mampu menghidupi kebutuhan sehari-hari.
Sudah belasan tahun ayah saya menjalankan bisnis fotokopi. Jelas ada banyak sekali pengalaman yang didapat ayah saya. Kalau saya ingat-ingat, pengalaman ayah saya ini persis seperti di film-film. Selain mendapat cuan dari bisnisnya, secara diam-diam ayah saya tahu banyak informasi di desa ini.
Daftar Isi
Sumber segala informasi di desa
Gosip dan rumor menjadi makanan sehari-hari masyarakat pedesaan. Nah, informasi-informasi tersebut biasanya terkonfirmasi ketika orang yang dirumorkan itu datang ke tempat fotokopi ayah saya. Misal di desa sedang ada gosip perceraian, tiba-tiba saja ada tetangga yang membawa berkas pengajuan perceraian untuk di fotokopi. Sambil menunggu berkas digandakan, biasanya mereka sekalian berkeluh kesah mengenai kondisi rumah tangganya.
Kejadian seperti ini terjadi berkali-kali dengan orang yang berbeda. Tentu ayah saya hanya bersikap bijak, hanya menjadi pendengar. Tidak pernah sekalipun cerita-cerita itu keluar dari tempat fotokopi. Paling mentok menjadi obrolan di meja makan ketika saya bapak ibu dan adik makan malam.
Dari bisnis fotokopi, saya menyadari kalau permasalahan orang-orang di sekitar saya amat pelik. Kadang datang orang membuat surat perjanjian atas ganti rugi setelah adu jotos, surat perjanjian sengketa tanah, surat perjanjian pembagian hak waris yang alot hingga print SOP cara menghadapi debt collector.
Bisnis fotokopi cocok untuk penyamaran intel
Informasi-informasi yang diproses di kantor-kantor desa terlebih dahulu masuk ke tempat fotokopi ayah saya. Mulai dari pernikahan, penjualan tanah, tetangga berangkat haji, hingga anak tetangga menghamili orang. Bahkan, informasi-informasi top secret desa juga bisa didapat di tempat fotokopi. Ayah saya pernah menggandakan berkas mengenai rancangan pembangunan desa, laporan keuangan, hingga informasi detail honorarium pekerja. Itu semua karena perangkat desa adalah pelanggan setia bisnis fotokopi ayah saya. Betul-betul berbahaya tempat ini.
Saya kadang bergumam, bisnis fotokopi di desa seperti ini seharusnya menjadi metode intelijen negara dalam melakukan pengintaian deh. Bisnis ini memungkinkan seseorang mengetahui banyak informasi secara detail dan akurat.
Seolah-olah buka 24 jam
Namanya juga buka usaha, pasti ada pengalaman suka dan dukanya. Mendapatkan cuan dan data rahasia tergolong dalam pengalaman suka. Sementara pengalaman kurang mengenakkannya, bisnis fotokopi kami seolah-olah tidak pernah tutup.
Sebenarnya jam operasional kami cukup jelas, 07.00-17.00 WIB saja. Namun, karena toko berada di depan rumah, kadang para tetangga banyak yang datang di luar jam itu. Kadang kami tolak dan kadang kami terima dengan satu pertanyaan “Daleme pundi?” atau “Rumahnya mana?” Kalau orang tersebut datang dari tempat yang jauh, maka kami layani permintaannya. Tempat fotokopi kami memang biasa didatangi orang-orang dari pelosok desa.
Pernah suatu kali, seseorang yang sudah sangat tua datang saat subuh untuk fotokopi KK dan KTP. Dia membutuhkannya untuk pencairan bantuan dari pemerintah. Pelanggan-pelanggan seperti ini yang jelas tidak bisa kami tolak. Sekalipun datangnya dini hari.
Bantuan dari pemerintah memang banyak yang masih mensyaratkan fotokopi berkas-berkas. Lucunya, kadang kami sebagai penjaga fotokopi lebih hafal syarat-syarat yang dibutuhkan daripada para pelanggan yang datang. Benar-benar bisnis fotokopi di desa ini sudah seperti pusat layanan informasi.
Penulis: Havid Adhitama
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Sisi Gelap Dunia Usaha Fotokopi: Kertas yang Keliatan Sepele Berpotensi Jadi Masalah Nasional
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.