ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Kesehatan

Benarkah Orang Miskin Lebih Rentan Mengalami Obesitas?

Sabrina Fauziah Oktavianti oleh Sabrina Fauziah Oktavianti
20 Mei 2023
A A
Benarkah Orang Miskin Lebih Rentan Mengalami Obesitas?

Benarkah Orang Miskin Lebih Rentan Mengalami Obesitas? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Katanya, orang miskin justru rentan terkena obesitas. Lho, kok bisa?

Beberapa waktu silam, sebuah video menarik viral di platform TikTok. Video yang diunggah oleh akun @todochidotv pada 21 Januari lalu itu berisikan 3 muda-mudi yang sedang membahas hubungan antara fatphobia dan klasisme. Mereka mengatakan bahwa masalah kegemukan berkaitan dengan isu kemiskinan dan kelas sosial.

Mereka berargumen bahwa jika seseorang memiliki uang pas-pasan, jauh lebih mudah baginya untuk kelebihan berat badan. Membeli kebutuhan bahan makanan segar jauh lebih mahal dibanding makanan cepat saji. Selain itu, mempunyai waktu untuk berolahraga juga merupakan privilese yang dimiliki masyarakat kelas atas. Untuk bertahan hidup, masyarakat berpenghasilan rendah menghabiskan waktu mereka dengan bekerja. Belum lagi dengan shift yang panjang atau lembur. Jadi, mereka tidak punya waktu untuk berolahraga.

Kolom komentar unggahan tersebut pun dipenuhi dengan komentar yang juga menyetujui alasan tersebut. Jadi, apa benar kemiskinan dan kegemukan saling berhubungan? Mari kita bahas dalam tulisan ini.

Daftar Isi

  • Makanan sehat itu mahal, tak mengagetkan jika obesitas marak
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Tingkat stres yang tinggi menyebabkan obesitas
  • Pendidikan yang rendah

Makanan sehat itu mahal, tak mengagetkan jika obesitas marak

Jurnal Annals of Agricultural and Environmental Medicine 2014 memuat penelitian yang menyatakan obesitas berhubungan dengan rendahnya akses terhadap makanan segar di daerah miskin.

Tidak tersedianya makanan sehat bagi masyarakat miskin merupakan penyebab utama meningkatnya obesitas di antara mereka. Masyarakat miskin sering membeli makanan murah yang diolah berkali-kali atau makanan “kalori kosong”. Pola makan yang tidak teratur juga menyebabkan tubuh tidak dapat memprediksi apakah makanan berikutnya akan tersedia atau tidak. Oleh karena itu, energi dalam bentuk lemak pun terkumpul.

Obesitas sendiri lebih sering terjadi di kalangan masyarakat miskin perkotaan karena pola makan penduduk desa lebih sehat. Hal ini dikarenakan masyarakat miskin perkotaan mengonsumsi banyak makanan olahan murah yang tinggi kalori, tetapi rendah gizi.

Kurangnya aktivitas fisik

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh James A. Levine dari Mayo Clinic, Minnesota, Amerika Serikat, masyarakat kelas bawah cenderung kurang beraktivitas fisik. Salah satu alasannya adalah tingkat kriminalitas yang juga diakibatkan oleh kemiskinan mencegah mereka untuk aktif di luar rumah. Demikian pula, fasilitas taman dan olahraga kurang tersedia untuk orang yang tinggal di daerah miskin. Masyarakat miskin yang tinggal di daerah padat pun tidak bisa menjangkau biaya keanggotaan gim, pakaian olahraga, atau peralatan olahraga.

Penelitian oleh Linda Pagani dan Celine Huot dari Universitas Montreal, Kanada pun menyebutkan bahwa pola hidup masyarakat telah berubah ke arah praktik sosial dan pekerjaan yang lebih menetap. Orang-orang lebih banyak bekerja, kurang tidur, memiliki sedikit waktu senggang, dan lebih suka berkendara jarak pendek demi menghemat waktu.

Tingkat stres yang tinggi menyebabkan obesitas

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres dan peningkatan hormon stres yakni glukokortikoid dan kortisol berperan dalam obesitas. Kemiskinan yang dialami seseorang dapat menyebabkan stres yang tinggi dan respons fisiologis utama, seperti tekanan darah tinggi dan kadar kortisol tinggi.

Orang dengan pendapatan rendah dan minoritas mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dan dapat menyebabkan masalah yang signifikan dalam kesehatan mental dan fisik.

Pendidikan yang rendah

Masyarakat miskin memiliki akses yang buruk terhadap pendidikan. Menurut beberapa penelitian, hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan sehingga kesadaran untuk menjalani gaya hidup dan pola makan yang sehat pun rendah.

Itulah beberapa alasan kenapa masyarakat miskin urban cenderung berpotensi mengalami kegemukan. Segelintir orang berpikir bahwa kegemukan diakibatkan oleh keberadaan privilese sehingga seseorang bisa mengonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih banyak. Namun ternyata tidak selalu seperti itu, malah justru bisa sebaliknya. Ketimpangan sosial dan ketidakmampuan masyarakat miskin urban dalam mengakses makanan serta gaya hidup sehat pun bisa menjadi faktor yang memengaruhi.

Penulis: Sabrina Fauziah Oktavianti
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kenapa Tingkat Obesitas di Jepang Rendah, Tak Seperti di Amerika?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Mei 2023 oleh

Tags: KemiskinanobesitasOrang Miskin
Sabrina Fauziah Oktavianti

Sabrina Fauziah Oktavianti

Orang biasa.

ArtikelTerkait

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

13 April 2024
Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Baim Wong

Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Baim Wong

13 September 2022
5 Makanan Khas Kabupaten Brebes yang Menggoyang Lidah

Melihat Kemiskinan Ekstrem Brebes dari Sudut yang Lain

28 Februari 2023
Judi Online Itu Masalah Struktural, Nggak Akan Kelar Hanya dengan Blokir Situs

Judi Online Itu Masalah Struktural, Nggak Akan Kelar Hanya dengan Blokir Situs

7 Agustus 2022
bajaj bajuri

Melihat Kehidupan Masyarakat Miskin Kota Melalui Sitkom Bajaj Bajuri

27 Mei 2020
nadin amizah orang miskin empati kemiskinan orang miskin mojok

Orang Miskin: Dimanfaatin Bule, Disepelekan Musisi Edgy

20 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Honda Brio, Mobil yang Cocok untuk Kalian yang Pecicilan agya harga sewa mobil

5 Hal yang Membuat Honda Brio Laris Manis di Sumatera

Ketidakadilan Bagi Warga Bantul Perihal Jarak Tempuh di Jogja (Unsplash)

Ketidakadilan Bagi Warga Bantul Perihal Jarak Tempuh di Jogja

3 Kafe ala Korea di Semarang, Seru buat Nongkrong dan Kulineran

3 Kafe ala Korea di Semarang, Seru buat Nongkrong dan Kulineran

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sungai Oya, "Jalur Penghubung" Wonogiri, Gunungkidul, dan Bantul yang Jadi Surga para Pemburu Harta Karun

Sungai Oya, “Jalur Penghubung” Wonogiri, Gunungkidul, dan Bantul yang Jadi Surga para Pemburu Harta Karun

15 Mei 2025
Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren (Unsplash)

Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren Berharap Bisa Rasengan Kayak Naruto

19 Mei 2025
Wisata Lumajang Makin Bersinar Mengalahkan Malang Timur yang Nggak Diurus Pemkab

Wisata Lumajang Makin Bersinar Mengalahkan Malang Timur yang Nggak Diurus Pemkab

15 Mei 2025
4 Derita yang Saya Rasakan Saat Tinggal di Dekat Jalan Raya Jogja-Solo

4 Derita yang Saya Rasakan Saat Tinggal di Dekat Jalan Raya Jogja-Solo

19 Mei 2025
Indocafe Fine Blend, Kopi Tanpa Ampas Enak yang Jarang Dibicarakan, Pesaing Utama Nescafe!

Indocafe Fine Blend, Kopi Tanpa Ampas Enak yang Jarang Dibicarakan, Pesaing Utama Nescafe!

14 Mei 2025
Ironi Kabupaten Blora: Menerima Mie Gacoan dengan Tangan Terbuka, tapi Mati-matian Menolak UNY, Lebih Penting Hiburan ketimbang Pendidikan!

Ironi Kabupaten Blora: Menerima Mie Gacoan dengan Tangan Terbuka, tapi Mati-matian Menolak UNY, Lebih Penting Hiburan ketimbang Pendidikan!

18 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Pengunjung Candi Borobudur Capai 100 Ribu Orang Selama Libur Waisak, Ekonomi Daerah Meningkat
  • Perantau di Manggarai Jakarta Selatan Hidup Sambil Memelihara Kecemasan karena Tawuran Bisa Terjadi Kapan Saja
  • Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”
  • Puluhan Tahun Tinggal di Jagakarsa, Berdamai dengan Hal-hal Menyebalkan di Balik Label “Daerah Ternyaman” Se-Jakarta Selatan
  • Ribuan Warga Kecamatan Kandangan Dibiarkan Menderita Selama 10 Tahun Lebih oleh Temanggung
  • Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Disuruh Servis Laptop hingga Dituduh Hacker

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.