Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Belanda di Maluku: Antara Cinta dan Benci

Giuseppe Florus Shinju Seng oleh Giuseppe Florus Shinju Seng
5 Agustus 2020
A A
belanda di maluku cinta dan benci mojok.co

belanda di maluku cinta dan benci mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Penjajahan Belanda di Nusantara menyisakan banyak cerita, salah satunya di Maluku. Bagi sebagian orang Maluku, Belanda adalah penjajah yang kejam, tapi sebagian lainnya malah mencintai Belanda. 

Pada tahun 1621, dipimpin langsung oleh Gubernur Jenderal VOC saat itu, Jan Pieterszoon Coen, pasukan Belanda tiba di Banda Neira dengan 13 kapal yang membawa ribuan pasukan. Selain ingin menguasai rempah-rempah di Kepulauan Banda Neira, J.P. Coen juga ingin membalaskan dendam setelah 12 tahun sebelumnya, dia menjadi saksi pembantaian Laksamana Pieterszoon Verhoeven bersama beberapa pasukan Belanda lainnya oleh orang Banda. Saat itu J.P. Coen berhasil melarikan diri dari pembantaian. Kini, setelah kembali ke Banda Neira sebagai gubernur jenderal VOC, ia membunuh sekitar 15.000 orang Banda.

Di Ambon dan pulau-pulau Lease, Belanda datang dan menerapkan peraturan penyerahan wajib setengah hasil bumi terutama rempah-rempah kepada VOC. Hal ini memicu perlawanan yang dipimpin Kapitan Hitu pada 1635 dan dilanjutkan oleh Kapitan Telukabessy, yang dilanjutkan lagi oleh Thomas Matulessy alias Pattimura. Pattimura berhasil menewaskan Residen Belanda Van den Berg namun kemudian karena kekurangan pasokan pangan, ia terpaksa menyerahkan diri dan dihukum mati. Kemudian perjuangan dilanjutkan oleh seorang nona bernama Christina Martha Tiahahu yang pada akhirnya meninggal dalam pengasingan oleh Belanda.

Ada banyak cerita untuk membuat orang Maluku membenci Belanda, tapi sekaligus pula saat ini Anda akan menemukan banyak orang Maluku yang mencintai Belanda. Saya sendiri tidak mengetahui secara pasti apa alasan banyak orang Maluku hari ini yang mencintai Belanda. Tapi dari beberapa sejarah lainnya soal pendudukan Belanda di Maluku, Belanda membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan serta bengkel pertukangan di Maluku pada awal 1900-an yang kebanyakan melalui misi penyebaran agama. Pembangunan fasilitas-fasilitas ini berdampak positif bagi masyarakat lokal yang pada akhirnya memiliki keterampilan dan dikemudian hari digaji untuk menjadi guru di sekolah-sekolah lain yang didirikan Belanda di daerah lain.

Ada suatu kejadian pada 1942. Ketika itu, 14 orang misionaris asal Belanda dieksekusi mati oleh Jepang. Sebenarnya mereka bisa lolos dari kematian jika bersedia naik kapal yang telah disediakan tentara Belanda untuk melarikan diri ke Australia sebelum Jepang tiba. Namun, mereka memilih tinggal bersama umat di Langgur, Maluku Tenggara. Kini, setiap tanggal 30 Juli selalu diadakan acara peringatan kematian mereka oleh umat Katolik di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara.

Sejarah-sejarah ini mungkin menjadi salah satu penyebab beberapa kalangan orang Maluku bisa mencintai Belanda, di samping hubungan erat melalui para pribumi Maluku mantan tentara KNIL yang ikut ke Belanda dan menetap di Belanda sampai sekarang dan sudah beranak cucu di sana. Pada 1951, sebanyak 12.000 orang Maluku yang menjadi tentara KNIL di era kolonial beserta keluarganya telah berada di Belanda.

Dari belasan ribu orang Maluku ini kemudian lahirlah nama-nama tenar seperti Simon Tahamata, Ruud Gullit, Giovanni van Bronckhorst, Denny Landzaat, Roy Makaay, Nigel de Jong, dll. Hal ini menyebabkan orang-orang Maluku saat ini, terutama para penggila sepak bola makin cinta dengan Belanda.

Kala timnas Oranje berlaga di Piala Dunia atau Euro, Kota Ambon seketika berubah. Bendera-bendera Belanda dikibarkan di seluruh penjuru kota dan saat timnas Oranje berhasil mengalahkan lawannya, Kota Ambon sontak menjadi lautan manusia yang memenuhi jalanan kota lengkap dengan atribut timnas Oranje sembari mereka meluapkan kegembiraan seolah-olah Belanda tidak punya sejarah kelam di Maluku.

Baca Juga:

Budaya di FBSB UNY: Sekadar Tambahan Nama atau Beneran Punya Makna?

Ganti Nama Tidak Menjamin Apa-apa, Bajingan Tetaplah Bajingan sekalipun Ganti Nama Seribu Kali

Begitu juga dengan nama panggilan Anak-anak Maluku yang diberikan sesuai nama-nama Belanda sebagai bentuk kecintaan tersendiri, seperti Yohanes dipanggil Yance atau Jantje, Jacobus dipanggil Buce, serta Christina dipanggil Tince.

Sama halnya juga dengan kata-kata sehari-hari yang menggunakan bahasa Belanda sebagai identitas Melayu Ambon. Anda akan sulit menemui anak-anak muda di Ambon mengucapkan kata “terima kasih”, mereka lebih memilih menggunakan kata “danke”. Masih banyak kata Belanda di Maluku yang lebih banyak digunakan dibandingkan bahasa Indonesia, seperti voor (untuk), maar (tapi), oto (mobil), vork (garpu), serta masih banyak lagi.

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Rumphius yang Buta Saja Bisa Menyelesaikan Magnum Opusnya, Kamu Skripsian Saja Kok Mengeluh 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Agustus 2020 oleh

Tags: belandaBudayamaluku
Giuseppe Florus Shinju Seng

Giuseppe Florus Shinju Seng

ArtikelTerkait

Warung Kopi, Tempat yang Nggak Bisa Dipisahkan dari Kehidupan Orang Aceh

Warung Kopi, Tempat yang Nggak Bisa Dipisahkan dari Kehidupan Orang Aceh

28 Juli 2023
pelet ilmu hitam indonesia santet mojok

Indonesia Bukannya Nggak Mau, Tapi Memang Nggak Bisa Pakai Santet untuk Melawan Belanda

29 Juli 2020
5 Tempat Wisata yang Sering Dikira di Ambon, padahal Bukan. Salahnya Kejauhan! Mojok.co

5 Tempat Wisata yang Sering Dikira di Ambon, padahal Bukan. Ngawurnya Keterlaluan!

15 Juni 2024
Hoesik, Budaya Kumpul-kumpul Selepas Kerja ala Korea Selatan Terminal Mojok

Hoesik, Budaya Kumpul-kumpul Selepas Kerja ala Korea Selatan

15 Maret 2022
pemuda suburban nongkrong di gang mojok

Melawan Stigma Negatif Pemuda Suburban Nongkrong doang Depan Gang

17 Januari 2021
Evolusi Nama Orang Jawa_ Mulai dari Paijo hingga Vairus Abdul Covid terminal mojok

Evolusi Nama Orang Jawa: Mulai dari Paijo hingga Vairus Abdul Covid

22 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.