Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Belajar di Masa Pandemi: Guru Lembur, Siswa Kabur

Alqaan Maqbullah Ilmi oleh Alqaan Maqbullah Ilmi
27 Oktober 2020
A A
hal lucu yang tak sengaja guru lihat saat kelas daring pjj wabah corona mojok.co

hal lucu yang tak sengaja guru lihat saat kelas daring pjj wabah corona mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ada sebuah pepatah yang sering kenal bahwa apabila guru kencing berdiri, maka siswa kencing berlari. Meski sering kali pepatah ini dikonotasikan untuk hal yang negatif, mari kita ambil makna lain. Kita katakan saja bahwa siswa akan melakukan hal yang lebih tinggi levelnya dari apa yang dicontohkan gurunya. Tidak harus yang jelek, dalam hal kebaikan juga.

Tentu kita akan sangat senang apabila mendapati siswa kita menjadi lebih baik dari apa yang dicontohkan gurunya. Misal dalam matematika, guru mengajarkan menghitung dengan metode A. Oleh karena siswa sangat mampu menyerap ilmunya, kemudian dia berinovasi dengan menemukan metode B yang lebih cepat dalam perhitungan. Kalau kejadian seperti ini saya yakin banyak guru pasti senang.

Tapi, bisa jadi ini hanyalah harapan di masa pandemi. Dalam segala keterbatasan, pembelajaran pun menjadi tidak maksimal. Lah wong pembelajaran tatap muka di kelas saja belum tentu menjadikan siswa paham, apalagi pembelajaran daring. Siapakah yang salah? Senenge tekok nyalahke sapa, hyuh.

Di masa pandemi di mana kita melihat para guru berjuang dalam memberikan pelajaran secara optimal. Ada yang bahkan sampai menemui siswanya satu per satu. Ada yang jadi YouTuber mendadak. Semata-mata bukan sekadar mengikuti tren untuk viral dan populer. Kuwi ki nggur totalitas profesi keguruan, menginginkan siswanya dapat memahami pelajaran yang menjadi target kurikulum.

Namun, sangat disayangkan, totalitas para guru bahkan ada yang sampai nglembur bikin materi karena menunggu anaknya tidur dulu, ketika tiba waktunya di kelas daring, nggak nongol siswanya. Berbagai alasan seperti diminta bantu orang tua lah sampai cuma ketiduran (tapi nggak apa-apa berarti jujur, daripada main game ngakunya disuruh orangtua), atau mungkin nongol namun sekedar “hadir” secara virtual. Kenyataannya ketika kelas berakhir, akunnya pun tak turut meninggalkan kelas. Tanda bahwa memang dia juga tidak benar-benar hadir di kelas. Fix nih, cah ra cetho.

Usut punya usut ternyata kondisi ini sepertinya sangat dipengaruhi oleh orang tua, sejauh mana mereka membersamai anaknya belajar di masa pandemi. Saya pernah dengar selentingan Master Deddy di podcast-nya bahwa dia menyuruh anaknya tidak mengerjakan tugas dari guru. Bilangnya dengan bijak,”Banyak banget, bro.” Yaelah, jangan salahin gurunya dong kasih tugas banyak. Komunikasikan ke pihak sekolah kalau ada keluhan, namun tetap semangati anaknya bertanggung jawab sebagai siswa.

Lebih parah dari ini, ada malah yang buat meme tentang bayar SPP “virtual”. Merasa anaknya cuma sekolah lewat daring, maka SPP juga dibayar dengan gambar foto uang lewat WhatsApp. Saya yakin ini hanya candaan, bagaimanapun tidak mungkin berani lakukan itu pada admin sekolah. Namun, candaan ini bagi saya sangat tidak tepat dan tidak lucu. Tak dongakne kualat kuwi, dadi wong sukses!!!

Pakdhe, mbokdhe, mbok ya lihat bagaimana perjuangan para guru di masa pandemi. Dikiranya “sekadar” bikin soal itu gampang. Itu ada teorinya tentang evaluasi, nggak sembarangan. Soal juga tidak diberikan begitu saja. Diinputkan lewat media entah itu Google Form, Edmodo, Schoology, dan platform yang lainnya. Itu butuh waktu yang tidak sebentar.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Guru eksak perlu menuliskan persamaan yang tentu lebih enak tulis di papan daripada ngetik di komputer. Guru bahasa perlu menuliskan paragraf panjang untuk beberapa nomer kemudian diberi tanda khusus tertentu. Belum lagi upload gambar untuk soal tertentu. Itu belum nanti koreksinya bisa seminggu. Pekerjaan yang biasanya mudah dengan kertas ulangan terus cocokin bersama di kelas, menjadi harus serba di-upload ke internet dulu. hmz, hla mbok kiro malah penak???!!!

Ternyata memang betul, saya lihat sukses tidaknya pembelajaran di rumah juga tergantung dari peran orang tua. Ya nggak harus juga orang tua yang turut bener-bener ngajarin trus kalau anaknya nggak paham juga dihukum sampai mati kayak di Banten itu. Ya nggak gitu juga. Tapi, setidaknya orang tua memotivasi dan memberikan landasan berpikir yang tepat.

Soalnya begini, ketika ada anak yang izin nggak masuk itu tuh, ada lho yang orang tuanya tuh ngajak piknik, beneran lho. Hello…. secara gitu lho. Ini masa pandemi, sebisa mungkin kita kurangi berkerumun. Itu secara umumnya protokol ae ngono. Lah ki ya malah jam sekolah lho, lah bocah e melu daring ya mbuh-mbuhan mudeng, malah mbok jak piknik. Hyuh, sing sabar nggih wali kelasipun.

Setidaknya dengan adanya pembelajaran jarak jauh model pandemi ini, orang tua jadi merasakan juga bahwa tidak mudah mengajari anak. Minimal membentuk pola pikir anak untuk rajin belajar juga tidak mudah. Luapan keluhan itu boleh juga kita pahami sebagai cermin tanda menyerah. Namun, karena gengsi, lagi-lagi yang jadi objek disalahkan gurunya.

Totalitas bikin materi, malah ditinggal pergi. Ngeluh abot pelajaran lah jare. Ketika siswa dimudahkan, dikira nggak ada kerjaan, dituduh gaji buta. Hyuh. Nasib, nasib. Tek dongakne ae, ben do pinter trus dadi dokter, gentenono tugas jaga Covid-19, aamiin…

BACA JUGA Cara Menentukan Bayi Kita Kelak Laki-laki atau Perempuan dan tulisan Alqaan Maqbullah Ilmi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Oktober 2020 oleh

Tags: daringgurumuridpandemi
Alqaan Maqbullah Ilmi

Alqaan Maqbullah Ilmi

Guru Fisika yang mencintai Guru BK. Sayang orang tua, kakak-adik, istri, dan anak.

ArtikelTerkait

bioskop karia mojok.co

5 Alasan Menahan Diri ke Bioskop Saat Resmi Buka

11 Juli 2020
hal lucu yang tak sengaja guru lihat saat kelas daring pjj wabah corona mojok.co

4 Pemandangan yang Tak Sengaja Guru Lihat saat PJJ

2 September 2020
Sisi Gelap Jadi Guru Honorer yang Tidak Diketahui Banyak Orang sekolah swasta

Sisi Gelap Jadi Guru Honorer yang Tidak Diketahui Banyak Orang

1 Agustus 2024
Pengalaman Sales Platform Pendidikan Menjadi Guru Dadakan: kalau Keadaannya Begini, Nggak Kaget kalau Guru Mengeluh dan Stres

Pengalaman Sales Platform Pendidikan Menjadi Guru Dadakan: kalau Keadaannya Begini, Nggak Kaget kalau Guru Mengeluh dan Stres

1 September 2024
larangan mudik tapi tempat wisata buka mojok

Logika Ajaib Pemerintah: Mengeluarkan Larangan Mudik, tapi Tempat Wisata Tetap Buka

26 April 2021
Banting Setir dari Jurusan Manajemen Jadi Guru PAUD, Dianggap Aneh dan Nggak Punya Masa Depan Mojok.co

Banting Setir dari Jurusan Manajemen Jadi Guru PAUD, Dianggap Aneh dan Nggak Punya Masa Depan

9 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.