Tinggal di Jogja, ya harus nrimo ing pandum, begitu pula dengan di Kabupaten Bantul yang selalu diberi cap aneh-aneh. Sebagai akamsi, gurauan semacam ini sudah jadi makanan sehari-hari. Mulai dari yang katanya lebih baik jangan berkendara ke Bantul, akibatnya bisa tua di jalan, akh! Dikira Bantul ini perbatasannya papan tulisnya Rudy Tabootie apa, ya?
Juga, Bantul kerap dikira seluruh wilayahnya cuma hutan belantara. Ya, nggak ada kafe, nggak ada toko, nggak ada kehidupan pokoknya! Makanya, saya sebagai warga Bantul ini nggak jarang menerima gurauan yang ada bumbu-bumbu cibirannya seperti.
“Coba, deh jelasin di Bantul ada apa aja?” atau
“Mana, sih rumahmu yang di pelosok hutan itu?”
Waduh, by one aja kita, nih, Bos! Dikira Bantul ini masih terjebak di mesin waktu zaman Hindia Belanda ‘kah? Tak kandani, Bantul itu juga sudah modern dan maju, lho. Kelihatannya saja memang masih banyak persawahan dan tebing-tebing, tapi, ya gedung-gedung beserta rumah terus bertambah setiap tahunnya. Nggak hanya rumah, kafe pun menjamur, saya sendiri sampai nggak sadar kapan dibangunnya, tiba-tiba saja sudah ada tempat nongkrong, asli itu!
Nah, tapi saya nggak menampik kalau Bantul saya kira memang memiliki keunikan sebagai sebuah kabupaten di Jogja. Saya kebetulan pernah menuliskannya. Tapi, saya perlu tulis lagi karena jujur saja, this place never cease to amaze me.
Cuaca Bantul suka ngajak bercanda
Sebagai pengendara lintas kabupaten di Jogja, kalau sudah sampai Bantul pasti ada saja kejadiannya, salah satunya, ya cuacanya suka ngajak bercanda. Pernah saya berkendara sore dan terpaksa harus menepi di trotoar Pasar Beringharjo untuk mengenakan jas hujan karena ternyata rintik hujan semakin deras. Ya, logikanya karena masih jauh dari rumah dan banyak yang mengenakan jas hujan, saya memilih buat pakai juga.
Namun, perasaan mulai tidak enak hadir ketika memasuki Jalan Bantul hujan mulai reda. Dan benar saja, berbelok sedikit langsung terpancar sinar matahari, aspal jalan kering tanpa ada bekas hujan. Ampun! Kalau bertemu situasi begini saya selalu mengomel dalam hati, bisa nggak, sih hujannya diterusin dulu sampai ke arah rumah biar nggak nanggung, nih pakai jas hujannya?
BTW, pernah bayangin nggak kalau Naruto buka minimarket?