Solusi Konkret untuk Bangkalan Madura agar Nggak Terus-terusan Kena Bully

Solusi Konkret untuk Bangkalan Madura agar Nggak Terus-terusan Kena Bully Mojok.co

Solusi Konkret untuk Bangkalan Madura agar Nggak Terus-terusan Kena Bully (unsplash.com)

Saya warga asli Bangkalan Madura dan sedih membaca cibiran terhadap kampung halaman tercinta. Beberapa tulisan di Terminal Mojok mengungkapkan tempat wisata Bangkalan yang kurang menarik, tukang parkir liar, kota tidak terawat, hingga ketertiban pedagang kaki lima. Satu sisi, semua keluhan-keluhan itu benar adanya, Bangakalan memang sedemikian problematik. Di sisi lain, saya nggak tega kabupaten ini jadi bahan olok-olokan.

Sebagai warga asli Bangkalan yang sehari-hari mengalami ketidaknyamanan itu, saya akan mencoba lebih solutif. Tidak melulu mengeluh pengelolaan daerah yang bobrok, saya akan mengajukan beberapa solusi. Semoga solusi-solusi ini bisa memberi pencerahan bagi  pemerintah Bangakalan Madura.  

#1 Bangkalan Madura perlu mencontoh Jember dalam mengelola daerahnya

Saya sebelumnya pernah menulis Jember di Mata Orang Bangkalan Madura: Bikin Minder dan Ingin Pindah Domisili. Di dalam tulisan itu saya mencoba membandingkan Bangkalan Madura dengan Jember. Itu mengapa, solusi pertama yang saya tawarkan adalah mencontoh  Jember dalam memaksimalkan unit perawatan kota, yaitu Cipta Karya. 

Saya sempat ngobrol dengan sepupu saya yang bekerja di Jember, tepatnya di bagian Cipta Karya. Berdasar hasil obrolan itu, saya melihat Jember memang benar-benar serius menggarap daerahnya melalui Cipta Karya di bawah Dinas PUPR. Tugas utama unit ini adalah membersihkan dan merawat keindahan kota, mulai dari taman, jalanan, dan monumen-monumen kota setiap hari.

Di Jember, setiap petak taman dan monumen sudah ada penanggung jawab secara profesional. Penanggung jawab tersebut digaji secara layak, kurang lebih Rp2,1 juta per bulan. Tugas utama mereka adalah membersihkan dan merawat taman mulai 06.00-10.00 WIB. 

Keseriusan semacam inilah yang saya rasa dibutuhkan Bangakalan Madura. Sekarang coba lihat hasilnya pada Jember, nyaris tidak ada sisi kotor di Kota Karnaval ini. Terutama, di bagian taman dan monumen-monumen kota. 

#2 Jaminan keamanan dan ketertiban pedagang kaki lima

Berbagai daerah di Indonesia ada pedagang kaki lima. Entah di kota-kota besar maupun daerah pelosok. Perbedaannya, beberapa daerah yang sudah ada kesadaran akan keindahan kota sudah mencoba melakukan penataan para pedagang ini. 

Itulah yang tidak dimiliki Bangkalan Madura. Kesadaran akan keindahan kota masih rendah sehingga pedagang kaki lima dibiarkan begitu saja. Pembubaran pedagang kaki lima oleh satpol PP  seperti yang selama ini dilakukan tidak memberikan dampak signifikan. Sebab, para pedagang akan kembali berjualan demi menyambung hidup. 

Kabupaten di sisi barat Pulau Madura ini perlu segera menyadari masalah penataan pedagang kaki lima. Mereka tidak bisa sekadar dibubarkan tanpa diberi wadah baru. Lebih baik pemerintah Bangkalan Madura mengambil langkah penataan daripada pembubaran. Lokasi berjualan pedagang kaki lima perlu diatur dan mendapat jaminan keamanan. Dengan begitu, daerah menjadi lebih rapi dan tertata, sementara ekonomi warganya terus berputar. 

Saya sempat mendengar kabar bahwa pemerintah sudah melakukan penataan perdagangan kaki lima di sekitar Gelora Bangkalan. Para pedagang diarahkan dari berjualan di pinggir jalan menjadi berjualan di area dalam stadion. Jelas ini awalan yang baik, hanya saja perlu dipikirkan bagaimana menarik lebih banyak pengunjung untuk masuk ke dalam stadion. Kabar sejauh ini, para pedagangan mengeluhkan omsetnya terus menurun karena sepi pengunjung.

Baca halaman selanjutnya: #3 Garis komando tukang parkir ….

#3 Garis komando tukang parkir di Bangkalan Madura

Menurut saya tukang parkir menjadi salah satu pekerjaan rumah besar bagi Pemkab Bangkalan. Sudah terlalu banyak masyarakat yang mengeluhkan tukang parkir di daerah ini. Keluhan-keluhan itu terpotret secara jelas dalam tulisan Mas Rohman berjudul Stiker Parkir Madura: Stiker Resmi, tapi Kalah Sakti Melawan Tukang Parkir Liar. Tulisan itu menjelaskan secara gamblang bahwa ide pemerintah mengadakan stiker itu sama sekali nggak efektif.  

Kalau menurut saya, persoalan parkir ini perlu kerja sama polisi hingga dinas perhubungan bangkalan. Misalnya, Polres Bangkalan bisa mencoba program satu komando barisan tukang parkir. Mengapa harus Polres? Ya karena polisi merupakan pihak keamanan berseragam yang ditakuti masyarakat, terutama tukang parkir.

Tentu menjalankan program besar seperti ini tidak murah. Perlu ada kucuran anggaran dari Pemkab untuk menggaji para tukang parkir ini sesuai dengan kinerjanya. Jangan tanya sumber anggarannya dari mana, warga sipil seperti saya belum mampu memikirkan sejauh itu. Saya yakin Bangkalan itu punya dana kok selama nggak dikorupsi.

#4 Fokus memperbaiki dan merawat

Saya rasa Bangkalan Madura perlu tagline atau slogan baru yakni Perbaikan, Rawat, dan Konsisten. Tagline itu perlu demi mengingatkan pemangku kebijakan Bangkalan agar kerjanya nggak ke aman-mana, terarah. Cukup memperbaiki dan merawat yang sudah ada dan itu semua dilakukan secara konsisten. 

Nggak usahlah bangun monumen baru atau hal-hal lain yang nggak jelas urgensinya. Lebih baik duit dan energi difokuskan untuk memperbaiki banyak hal yang rusak atau merawat fasilitas yang ada di Bangkalan. Salah satunya, sentra IKM di Suramadu. Jangan sampai mangkrak dan nggak terawat seperti yang terjadi sebelumnya. 

Di atas beberapa solusi yang saya tawarkan. Ide-ide di atas jelas akan sia-sia kalau tidak dilandasi dengan keseriusan dari pemerintah dan warga untuk menjadikan kabupaten ini menjadi lebih baik. Sebagai warga Bangkalan Madura, saya cinta betul dengan daerah ini dan tidak mau daerah ini menjadi lebih buruk. Yuk, Bangkalan bisa yuk. 

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Derita Tinggal di Pelosok Bangkalan Madura, Transportasi Buruk hingga UMR Rendah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version