Sebagai orang asli Bangkalan Madura yang merantau ke Surabaya, terus terang saya prihatin dengan teman-teman saya yang terus memaksa ingin berkunjung ke Pulau Garam ini. Saya kira mereka ini terlalu polos karena menganggap Bangkalan Madura cocok dijadikan sebagai destinasi wisata.
Gini, lho, bukannya saya melarang kalian ke sini. Tapi, tolong dikondisikan dulu itu ekspektasinya.
Menurut saya, wisata di Bangkalan Madura itu biasa saja, bahkan sangat biasa dan tidak akan sebanding dengan perjuangan kalian menempuh perjalanan. Makanya saya sering menolak ketika diminta untuk menjadi tour guide meskipun saya warlok. Bukannya saya pelit, justru saya ingin menyelamatkan kalian dari kekecewaan.
Terlalu banyak pungli di Bangkalan Madura
Kalau kalian termasuk dalam orang-orang yang mangkel saat diminta membayar parkir liar di tempat-tempat yang jelas tertulis gratis parkir, maka hal ini sudah cukup untuk dijadikan alasan utama mengurungkan niat untuk berkunjung ke wisata yang ada di Bangkalan Madura. Sebab, pungli di sini jumlahnya tak terhingga.
Saya akan simulasikan jika kalian berkunjung ke Bukit Jaddih, sebab wisata ini yang paling populer. Untuk masuk ke wisata ini kalian harus membayar tiket masuk seharga Rp5 ribu, biaya parkir Rp20 ribu untuk mobil dan Rp5 ribu untuk motor. Kalian juga akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp5 ribu per orang jika ingin menyewa rakit.
Menariknya adalah kalian akan bertemu beberapa portal yang dibuat oleh warga sekitar selama perjalanan menuju ke lokasi. Untuk melanjutkan perjalanan kalian harus membayar kontribusi akses jalan yang saya juga nggak ngerti apa fungsinya, sebab jalanan ke sana kondisinya naudzubillah.
Baca halaman selanjutnya: Akses jalan yang …