Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Balada Pipa Cangklong: dari Simbol Borjuis Penindas Sampai Perlawanan Zapatista

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
16 Februari 2021
A A
pipa cangklong tembakau cacah mojok

pipa cangklong tembakau cacah mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap saya mulai sibuk menjejalkan tembakau ke pipa cangklong, ada saja yang komentar, “Ngrokok kok ribet banget, Prab?” Memang, merokok dengan cangklong terlihat sangat ribet. Selain ribet, cangklong juga terkesan sok-sokan. Gimana tidak? Merokok kok perkakasnya bersaing dengan make up kit?

Tak apa. Namanya nyinyiran itu adalah vitamin. Setidaknya, cangklong adalah cara termudah saya untuk menikmati tembakau dengan penuh makna. Sebagaimana rokok dan cerutu, cangklong juga punya kisahnya sendiri. Bahkan saya menemukan kisah yang kontradiktif dalam perjalanan pipa pembakar tembakau ini.

Jika Anda merasa asing, maka kita pahami dulu apa itu cangklong. Cangklong adalah nama dari pipa untuk membakar tembakau. Berbeda dengan pipa rokok, cangklong menggunakan tembakau cacah dan tanpa dibalut kertas. Nantinya, tembakau ini akan dijejalkan dalam chamber atau ruang bakar cangklong.

Setelah dijejalkan, tembakau dalam chamber tadi disulut api dan asapnya dihisap. Berbeda dengan rokok, asap cangklong hanya digunakan untuk berkumur saja. Mirip anak kecil saat coba-coba merokok di belakang sekolah. Alasannya asap cangklong sudah punya cukup banyak nikotin sehingga bisa dinikmati tanpa dipaksakan masuk ke dalam paru-paru.

Salah satu pipa cangklong yang ikonik adalah milik Sherlock Holmes. Pipa melengkung ini memang menjadi bentuk paling populer dari cangklong. Selain itu, pipa milik karakter kartun Popeye juga merupakan pipa cangklong. Albert Einstein juga terkenal sebagai penikmat cangklong. Sedangkan di Indonesia ada Amir Sjarifuddin yang dikenal selalu menggigit pipa cangklong.

Model cangklong dalam peradaban memang banyak ditemukan. Bahkan suku Indian Amerika menggunakan cangklong khas mereka sebagai alat ritual. Di Jepang juga ada model cangklong yang disebut kiseru. Tapi saya akan mengidentifikasikan cangklong sesuai budaya Eropa dan kolonialisasi benua Amerika.

Menurut beberapa sumber, sejatinya pipa cangklong digunakan untuk menikmati cacahan tembakau sisa pembuatan cerutu. Oleh karena cerutu harus menggunakan tembakau utuh, maka sisa cacahannya tidak bisa ikut digulung. Kecuali untuk cerutu grade rendah yang rasanya naudzubillah.

Meskipun berawal sebagai alternatif menikmati tembakau, toh cangklong tetap punya kelas tersendiri. Terutama karena kayu yang digunakan untuk bahan cangklong juga tidak semua murah. Kayu Briar menjadi pilihan utama dan punya harga yang lumayan. Bahan lain seperti meerschaum atau sedimen tanah khas Turki juga menjadi pilihan dan bernilai tinggi.

Baca Juga:

Tulungagung, Kota yang Siap Bersaing dan Menggeser Kudus sebagai Pemilik Takhta Kota Kretek

Kemasan Rokok Polos Bukti Pemerintah Tidak Mengenal Rakyatnya. Pasti Gagal, dan yang Untung Justru Rokok Ilegal!

Harga cangklong yang lumayan tinggi ini menjadi alasan mengapa cangklong menjadi simbol golongan bangsawan dan borjuis. Tidak perlu jauh-jauh, para mandor Belanda di Nusantara dulu juga sering terlihat sambil menggigit pipa cangklong. Para bangsawan Eropa juga demikian. Cangklong menjadi simbol kelas atas dan sering diwariskan turun temurun.

Tidak hanya harga cangklong, tembakau khusus cangklong juga punya harga di atas rata-rata tembakau. Pengolahan tembakau yang rumit serta bahan pilihan membuat harga tembakau cangklong sering tidak terjangkau kantong cupet bergaji UMR. Saya pun harus lihai menganggarkan uang agar tetap bisa membeli tembakau yang paling murah sekalipun.

Komplit sudah cangklong sebagai simbol orang berada. Bahkan cangklong digunakan sebagai simbol satir bagi tuan tanah yang menindas. Contoh favorit saya adalah dalam film Django. Dalam film bertema perbudakan di Amerika ini, sang tuan tanah selalu terlihat menghisap cangklong. Bahkan kepala budak pun digambarkan menghisap cangklong meskipun murahan.

Memang, cangklong penuh dengan nuansa berkelas. Tapi, bukan berarti cangklong menjadi privilege orang berada saja. Minimal bukan jadi simbol golongan borjuis yang identik dengan perbudakan. Josef Stalin yang (katanya) anti perbudakan juga dikenal sebagai pecinta cangklong. Tapi, menurut saya Stalin kurang pas untuk menunjukkan kontradiksi dari stigma cangklong.

Orang paling pas sebagai penikmat cangklong yang kontradiktif adalah Subcomandante Marcos. Blio adalah juru bicara pemberontakan Zapatista atau NZLN. Sosok yang tidak pernah menunjukkan muka aslinya ini terlihat selalu menikmati tembakau dengan cangklong. Meskipun menutupi wajah dengan topeng ski, sepertinya tidak menghalangi Marcos untuk menikmati cangklong.

Hari ini, cangklong belum kehilangan stigma borjuisnya. Tetap saja cangklong identik dengan orang berada. Entah dosen, lawyer, atau seniman. Seolah-olah cangklong bukanlah cara yang pas untuk kelas proletar dalam menikmati efek nikotin.

Sepertinya cangklong akan tetap menjadi simbol kelas atas. Meskipun Marcos dan kaum miskin kota seperti saya tetap nyaman menikmati harumnya asap tembakau melalui pipa kayu ini. Stigma oh stigma, bahkan sesederhana tembakau tidak lepas dari jebakannya.

BACA JUGA Mengenal Tembakau Tambeng, Si Raja Tingwe dari Besuki dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Februari 2021 oleh

Tags: pipa cangklongRokokSherlock HolmesTembakau
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

djarum super mojok

Panduan Singkat Bertahan sebagai Pencinta Djarum Saat Nongkrong di Kediri

23 Juli 2021
rokok sampoerna

A Splash adalah Sampoerna yang Tidak Sempurna

12 Juli 2019
harga rokok naik cukai rokok perokok di kafe buang puntung sembarangan padahal udah ada asbak mojok.co

Nggak Apa-apa Harga Rokok Naik, tapi Nggak Sesering Ini Juga, kali!

20 Juli 2021
5 Rekomendasi Merek Tembakau untuk Tingwe Pemula

5 Rekomendasi Merek Tembakau untuk Tingwe Pemula

9 September 2022
mengapa kuli bangunan buang puntung rokok sembarangan kebakaran gedung kejaksaan agung motif pelaku tersangka mojok.co

Alasan Kuli Bangunan Buang Puntung Rokok di Gedung Kejaksaan Agung

27 Oktober 2020
gudang tembakau jember mojok

Gudhang Bhekoh, Gudang Tembakau ala Jember yang Sering Dikira Rumah Adat

25 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.