Sudah menjadi rahasia umum, sesuatu yang viral di suatu daerah malah jarang dilirik oleh warga lokal. Saya melihat hal itu pada Bakso President Malang. Kalau Jogja punya tourist trap berwujud Kopi Klotok, maka Malang punya Bakso President.
Kedai bakso ini memang salah satu tempat makan legendaris yang sudah eksis sejak 1970-an. Nggak heran kalau tempat ini selalu muncul di berbagai artikel dan konten sosial media seputar spot kulineran di Malang. Itu mengapa, pengunjung dari berbagai daerah berbondong-bondong mampir Bakso President ketika berkunjung ke Malang.
Akan tetapi, bagi warga Malang, Bakso President itu overrated. Narasi yang beredar seputar kuliner yang satu ini terlalu berlebihan. Di bawah ini saya jelaskan beberapa alasannya.
#1 Bakso President Malang hanya menjual pemandangan
Barangkali daya tarik utama dari Bakso President adalah lokasinya yang unik dan menawarkan pengalaman makan yang tidak biasa. Kedai ini terletak di tepi perlintasan kereta api yang masih aktif. Sehingga pengunjung bisa menikmati sensasi ngebakso sambil memandangi lalu lalang kereta api.
Sebuah pemandangan yang mungkin terasa unik bagi orang-orang yang tidak tinggal di sepanjang rel kereta api. Apalagi di zaman masifnya penggunaan sosial media seperti sekarang, lumayan bisa menjadi bahan konten sosial media. Sebenarnya hal ini mengingatkan saya pada Kopi Klotok yang menawarkan sensasi makan di tepi sawah yang selalu ramai oleh pengunjung dari berbagai daerah. Padahal kalau dari segi menu ya biasa saja.
Baca halaman selanjutnya: Harganya tergolong mahal …