Kok bisa ya harga seporsi bakso aci sekarang lebih mahal daripada bakso daging?
Makanan kini semakin bervariasi dan bentuknya beragam. Misalnya nih kalau kita menyelam beranda medsos yang hits beberapa tahun belakangan, kita bakal menemukan makanan pedas dengan warna merah menyala. Salah satunya ya bakso.
Kalau dulu kita hanya mengenal bakso daging, sekarang ragamnya makin banyak. Salah satunya bakso aci. Menurut saya makanan satu ini semakin nggak wajar. Soalnya harganya bisa lebih mahal dari bakso daging!
Dulu tampil sederhana, sekarang penuh topping
Seperti yang saya bilang, menurut saya, sekarang bakso aci makin nggak wajar. Bakso satu ini terbuat dari tepung kanji tanpa campuran daging giling. Yah, mirip cilok lah. Terus biasanya disantap dengan kuah.
Sementara kalau diperhatikan, pembuatan bakso daging lebih ruwet dan tentu saja modalnya lebih banyak. Soalnya pakai daging giling.
Akan tetapi di zaman sekarang, bakso aci yang dulunya tampil sederhana dengan kuah bening, berubah jadi penuh topping. Sekarang makanan ini bisa disantap dengan cuanki, somay, tulang, ceker, mie, dll., yang membuatnya jadi lebih ramai. Maka nggak heran kalau akhirnya harganya lebih mahal dibanding bakso daging.
Branding aci yang digendong influencer jadi lebih mahal
Alasan lain bakso aci semakin dikenal dan semakin mahal mungkin karena banyak influencer atau selebgram yang mempromosikan makanan ini. Berbekal kamera dan kemampuan makan lahap, selebgram mudah menggaet konsumen. Konten mukbang bikin ngiler penonton. Apalagi ditambah dengan rasanya yang cenderung pedas, bikin siapa pun penasaran.
Makanya sekarang banyak yang harganya dibanderol mahal karena buat biaya endorse influencer atau selebgram ya. Akhirnya makanan satu ini makin melejit, tapi harganya juga makin mahal.
Topping bakso aci banyak dan nggak monoton, jadi banyak yang memilih makanan ini
Hal lain yang menjadikan bakso aci lebih diminati dan lebih mahal karena topping yang makin berlimpah. Seperti yang saya katakan tadi, toppingnya bisa beragam dan buanyak. Ada sukro, cuanki, ceker, mie, tulang rangu, dll.
Topping yang banyak dan nggak monoton ini membuat bakso aci jadi lebih menarik ketimbang bakso daging biasa. Bakso daging biasa kan disajikan hanya dengan mie kuning, bihun, sawi, seledri, bawang goreng, terus diguyur kuah. Nggak ada variasinya. Orang tentu lebih penasaran dengan yang banyak topping.
Sudah gitu kalau difoto bakso aci juga lebih estetik. Soalnya isi di dalam mangkok lebih beragam nggak cuma bola-bola tepung berwarna putih. Dan warnanya lebih merah menyala karena biasanya menyajikan rasa pedas. Pokoknya cantik dan menggugah selera.
Bakso daging dianggap mahal, sementara bakso aci harga Rp35 ribu dimaklumi
Anomali yang terjadi sekarang bakso aci dengan harga Rp35 ribu ke atas dianggap lumrah. Beda lagi kalau bakso daging yang harganya mahal dianggap overpriced. Padahal secara bahan baku jelas mahal bakso daging karena bahan utamanya daging sapi segar. Sementara bakso aci dianggap lumrah dengan harganya yang semakin mahal. Apalagi ditambah kemasannya yang dibuat secantik mungkin untuk menarik konsumen.
Begitulah anomali di dunia kuliner. Persaingan antar bakso ini menunjukkan jika makanan juga butuh inovasi agar ketimpangan seperti ini nggak terjadi lagi. Padahal kalau dipikir-pikir, bakso daging jelas lebih juara. Soalnya isiannya daging giling segar. Rasanya tentu lebih ndaging. Beda dengan bakso aci yang menang topping dan menang pedas saja. Ditambah campur tangan influencer yang bikin makanan ini makin melejit.
Kalau kalian tim yang mana, bakso aci atau bakso daging?
Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Jenis Warung Bakso yang Wajib Dihindari karena Membawa Bahaya bagi Konsumen
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















