Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Bahasa Sunda Banten Itu Nggak Kasar, tapi Egaliter!

Asep Saripudin oleh Asep Saripudin
3 November 2023
A A
Bahasa Sunda Banten Itu Nggak Kasar, tapi Egaliter!

Bahasa Sunda Banten Itu Nggak Kasar, tapi Egaliter! (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah tak asing lagi kalau sebagian masyarakat, terutama masyarakat Priangan (Bandung, Garut, Sumedang, Tasikmalaya) menyebut bahasa Sunda Banten itu kasar. Bukan hanya kasar, tak jarang juga dinilai tidak sopan, apalagi saat berbicara dengan orang yang usianya lebih muda.

Umumnya, masyarakat yang menggunakan bahasa Sunda Banten tinggal di wilayah Tangerang, Lebak, dan Pandeglang. Sebagai orang asli Tangerang yang juga bagian dari wilayah Banten, saya kerap mendapat omongan kurang enak kala menggunakan bahasa ibu saya ketika ngobrol bareng orang-orang yang menggunakan bahasa Sunda Priangan.

“Kasar bahasa Sunda maneh mah, teu sopan,” kalimat seperti itu kadang-kadang membuat saya kesal dan kerap menggerutu dalam hati.

Padahal, menggunakan bahasa Sunda Banten itu asyik banget. Saat menggunakan bahasa ini saya merasa lebih plong gitu. Apalagi soal intonasi, saya nggak perlu repot-repot nahan suara pas ngomong biar dianggap “sopan”.

Bahasa Sunda Banten lebih egaliter

Sebagai orang yang mencintai bahasa ibu, saya selalu terdepan menegaskan kalau bahasa Sunda Banten bukanlah bahasa yang kasar. Saya selalu katakan kalau bahasa Sunda yang satu ini egaliter. Soalnya, bahasa ini tidak mengenal istilah kasar-halus atau tingkatan bahasa seperti bahasa Sunda Priangan.

Akan tetapi orang-orang yang menggunakan bahasa Sunda Priangan ini kadang tidak mau mengerti dan tetap saja menyebut bahasa saya kasar dan tidak sopan. Mereka lupa kalau zaman baheula (dulu), para leluhur orang Sunda relatif tidak mengenal stratifikasi bahasa dalam kehidupan sehari-harinya.

Sistem undak usuk basa yang dipakai dalam bahasa Sunda Priangan itu adalah hasil adopsi dari feodalisme Kesultanan Mataram. Dalam sejarahnya, hierarki bahasa Sunda digunakan untuk membedakan status sosial antara bangsawan dan rakyat. Budaya kebahasaan itu pun tetap bertahan sampai saat ini. Bahkan, orang yang menggunakan bahasa Sunda Priangan kerap menganggap dirinya lebih superior dari orang yang menggunakan bahasa Sunda Banten.

Bisa bikin minder

Ketika menggunakan bahasa Sunda Banten, terkadang saya juga merasa minder. Saya pernah naik ojek online (ojol) saat sedang liburan di Bandung. Awalnya, obrolan dengan abang ojol berjalan lancar, walaupun saya menggunakan bahasa ibu saya karena memang ada beberapa kosakata yang sama dengan bahasa Sunda Priangan.

Baca Juga:

Poris Plawad, Negeri di Ujung Tangerang yang Katanya Pusat Ilmu Sihir

Dilema Warga Brebes Perbatasan: Ngaku Sunda Muka Tak Mendukung, Ngaku Jawa Susah karena Nggak Bisa Bahasa Jawa

Namun seiring berjalannya waktu, nampaknya dia sadar kalau saya bukan dari Bandung. Dia langsung mengubah obrolan dari bahasa Sunda menjadi bahasa Indonesia dan bertanya dengan nada menebak kalau saya bukan dari Kota Kembang tersebut. Setelah saya jawab kalau saya dari Banten, dia langsung menimpali dengan jawaban, “Oh, pantesan agak beda bahasa Sundanya.” Saya pun langsung diam dan mengartikan maksud abang ojol tersebut kalau bahasa yang saya pakai “kasar”.

Bukan cuma itu, saat ingin mendekati para mojang (perempuan yang belum menikah) yang berasal dari wilayah Sunda Priangan, rasa minder itu kadang muncul tiba-tiba. Apalagi kalau sudah diajak ke rumahnya untuk bertemu orang tuanya, sok rada isin (agak ngerasa malu). Rasa inferioritas itu muncul seiring interaksi dengan orang-orang Sunda Priangan. Malah tidak jarang akhirnya saya menggunakan bahasa Indonesia agar dianggap “sopan”.

Ancaman terhadap eksistensi

Tak hanya itu, mulai banyaknya pendatang dari luar Banten dan orang Banten sendiri yang merantau ke luar kota juga turut menguatkan persepsi tentang “kasarnya” bahasa Sunda Banten. Adanya persepsi tersebut membuat sebagian orang Sunda Banten merasa malu menggunakan bahasanya sendiri. Tentu saja hal ini dapat menjadi ancaman terhadap eksistensi bahasa Sunda Banten.

Menurut saya, bukan tidak mungkin bahasa Sunda Banten mengalami kepunahan karena tidak mau lagi menggunakan bahasa ibunya tersebut. Terlebih, saat ini banyak orang tua lebih memilih mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dibandingkan bahasa Sunda Banten, termasuk di lingkungan masyarakat tempat saya tinggal. Alasannya, mereka ingin anaknya bisa berbahasa Indonesia sejak dini. Tidak salah sih, cuma kok bahasa aslinya tidak sekalian diajarkan juga? Loh, loh, nggak bahaya tah?

Penulis: Asep Saripudin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 15 Istilah Bahasa Sunda yang Sering Digunakan Sehari-hari.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 November 2023 oleh

Tags: Bahasa Sundabahasa sunda bantenBantentangerang
Asep Saripudin

Asep Saripudin

Penikmat kopi pahit.

ArtikelTerkait

10 Kata Slang dalam Bahasa Sunda terminal mojok.co

10 Kata Slang dalam Bahasa Sunda

31 Januari 2022
politik dinasti banten tubagus chaeri wardana wawan badak bercula satu korupsi peta banten mojok

Alasan Mengapa Politik Dinasti Banten Begitu Digemari Warganya

30 April 2020
Rasa Sesal yang Dulu Saya Rasakan ketika Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Indonesia (Unsplash)

Rasa Sesal yang Dulu Saya Rasakan ketika Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Indonesia

26 Oktober 2022
Apa Efek Politik Dinasti dan Korupsi? Tentu Saja Warga yang Tak Bahagia. Bukan Begitu, Banten?

Bagaimana Warga Banten Bisa Bahagia kalau Kotanya Dicengkeram Korupsi dan Politik Dinasti?

6 Februari 2024
Penggunaan Umpatan “Anjing” Berdasarkan Tingkatan Emosi dalam Percakapan Bahasa Sunda Sehari-hari

Penggunaan Umpatan “Anjing” Berdasarkan Tingkatan Emosi dalam Percakapan Bahasa Sunda Sehari-hari

4 Desember 2023
Panduan Penggunaan Kata Mah dalam Percakapan Bahasa Sunda terminal mojok

Panduan Penggunaan Kata Mah dalam Percakapan Bahasa Sunda

22 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.