Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Bahasa Jemberan: Mulai dari ‘Siah Mak Iyo Rakah’ Sampai ‘Sengak Kamu ya’ yang Bikin Pusing Kepala

Muhammad Rizal Firdaus oleh Muhammad Rizal Firdaus
9 Juni 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Bagi saya yang tak sengaja memilih kuliah di Jember adalah suatu anugerah tersendiri. Meski sebelumnya belum pernah menginjakkan kaki di Jember, pengalaman menempuh kuliah di kabupaten yang terkenal dengan tembakaunya ini cukup mengesankan.

Mulai dari dinamika masyarakatnya yang multi etnis sampai ragam bahasa yang saya jumpai. Bukan hanya bahasa Madura yang mendominasi, ada bahasa Jawa yang juga masih tetap dilestarikan, juga bahasa Jemberan yang tak mau kalah bersaing dengan bahasa lainnya. Ta’iye.

Perlu dipahami Jember adalah kabupaten yang mempunyai ragam keunikan, mulai dari lokalitas, budaya, sampai ragam bahasa. Ada istilah pandalungan yang muncul dari elaborasi antara budaya Jawa dengan budaya Madura. Selain itu, suku yang mendominasi masih dipegang oleh suku Madura sedangkan Jawa sendiri menempati posisi kedua setelah Madura.

Dari perpaduan dua suku itulah muncul lokalitas baru dengan nama pandalungan. Pandalungan sendiri berasal dari kata “ndalung” yang artinya periuk besar, tempat berkumpulnya semua yang ada. Tak heran jika sosial masyarakat Jember khususnya mempunyai keunikan dari daerah lain di tapal kuda.

Jika kita tengok Kabupaten Bondowoso yang bersebelahan dengan Jember di sebelah utara, secara bahasa hampir semuanya menggunakan bahasa Madura. Pun dengan kabupaten Situbondo pure Madura. Sedangkan Jember mempunyai kekhasan sendiri.

Secara geografis, yang menggunakan bahasa Madura adalah di Jember bagian utara mulai dari Arjasa, Kalisat, Panti, Sukowono, Sukorambi, dan daerah di sekitarnya. Sementara yang menggunakan bahasa Jawa di Jember bagian selatan mulai dari Ambulu, Puger, Wuluhan hampir semuanya menggunakan bahasa Jawa. Sedangkan yang sering menggunakan bahasa Jemberan yaitu daerah Jember tengah di antaranya, Ajung, Kaliwates, Jenggawah, dan beberapa daerah yang sudah membuka akulturasi budaya lain masuk di dalamnya.

Perpaduan budaya Jawa dengan Madura tidak bisa dilepaskan dari adanya pernikahan beda suku yang banyak dijumpai di Jember. Pernikahan menjadi alasan kuat perpaduan Jawa – Madura tidak bisa dielakkan.

Banyak dijumpai masyarakat Jember masih memiliki darah Madura baik dari ayah atau dari ibu. Hal ini menjadi dasar bahwa pandalungan lahir tidak dari ruang hampa. Ada faktor yang menjadikan pandulangan ini menjadi identitas tersendiri bagi Jember.

Baca Juga:

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Sederet Keanehan di Balik Bus Trans Bangkalan yang Telah Berhenti Beroperasi

Tentu yang mengalami perpaduan yang sangat signifikan terjadi pada kebahasaan. Bahasa Jember menjadi berbeda dengan bahasa Jawa maupun Madura. Saya sendiri sampai bingung mau menerjemahkan bahkan untuk mengklasifikasikan antara bahasa Jawa dengan Madura. Tampaknya, saya harus lebih lama lagi melakukan observasi. Meskipun saya sendiri dari kecil berbahasa Jawa, tapi ini sangat berbeda jauh dengan bahasa Jawa Jember dari segi logat dan dialek yang dipakai.

Masih hangat dalam ingatan saya, ada beberapa kalimat bahasa Jemberan yang khas misalnya, “Siah mak iyo rakah”, yang berarti, “Masa iya begitu?” Ungkapan ini biasanya diucapkan ketika merasa heran atau merasa ragu tentang sesuatu. Selain itu, ada “sengak kamu ya.” Ungkapan ini biasanya diutarakan ketika merasa dirugikan dan ingin berbalik untuk membalas.

Ungkapan lain yang saya temui ialah, ‘Jek kamu gitu gelmegelin.” Ungkapan ini hampir sama dengan, “Awakmu iku nggateli,” kalau dalam bahasa Jawa. Ia memiliki arti, “Kamu itu ngeselin”. Selain itu, bahasa ini punya panggilan khusus yakni “Mat”. Forum rasan-rasan kurang lengkap tanpa kehadiran “Mat”. Dan masih banyak ungkapan yang memaksa kita untuk berfikir dan sedikit tersenyum karena banyak menggabungkan banyak bahasa dalam satu dialek pembicaraan.

Kekayaan kebudayaan Indonesia sudah sepatutnya dilestarikan. Terlebih kekayaan kebahasaan daerah yang mencapai 718 bahasa yang tentunya mempunyai kekhasan dan cara pengucapan yang berbeda. Tidak semua orang bisa menguasai bahasa daerah di tempat lain. Bahasa Jawa saja ada 3 kebahasaan tergantung dengan siapa berbicara. Mulai dari ngoko, krama, sampai krama inggil.

Sudah semestinya kita sebagai putra daerah mampu menjaga khazanah kebudayaan dan kebahasaan lokalitas masing-masing. Supaya peradaban yang sebenarnya sudah matang tidak runtuh secara perlahan. Utamakan bahasa Indonesia, kuasai bahasa asing, dan lestarikan bahasa daerah menjadi prinsip yang harus ditanamkan sedini mungkin.

BACA JUGA Bersyukurlah Jadi Maba Universitas Jember, Biaya Hidup Murah dan Wisatanya Banyak dan artikel Muhammad Rizal Firdaus lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: Bahasa JemberanJawamaduraNusantara Terminal
Muhammad Rizal Firdaus

Muhammad Rizal Firdaus

Penikmat setia masakan ibu.

ArtikelTerkait

Bahasa Jawa yang Kaya, "Minum" Bisa Diterjemahkan Jadi 8 Kata Berbeda Mojok.co

Bahasa Jawa yang Kaya, “Minum” Bisa Diterjemahkan Jadi 8 Kata Berbeda

6 Juli 2024
Pengalaman Transmigran Tinggal di Pedalaman Sumatera Selatan (Unsplash)

Pengalaman Saya Tinggal di Pedalaman Sumatera Selatan Sebagai Masyarakat Transmigran

27 Juni 2024
Madura Tidak Akan Muncul sebagai Kandidat Ibu Kota Jawa Timur, Dilirik Saja Tidak toko buku

Madura Tidak Akan Muncul sebagai Kandidat Ibu Kota Jawa Timur, Dilirik Saja Tidak

6 April 2023
13 Pamali yang Masih Dipercaya Orang Jawa hingga Kini

13 Pamali yang Masih Dipercaya Orang Jawa hingga Kini

25 Oktober 2023
obituari iman budhi santosa terminal mojok.co

Iman Budhi Santosa Wong Jawa Tenan

18 Desember 2020
Meluruskan Pandangan tentang Carok: Sisi Humanis di Balik Tindakan yang Dianggap Sadis madura

Tak Ada Lagi Carok di Madura, Kalau Ada yang Bilang Masih Ada, Itu Jelas Bohong!

16 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.