Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

AS Laksana Memberikan Contoh bahwa Mengarang Itu Gampang, Asal Ada Nama Besar

Yogi Dwi Pradana oleh Yogi Dwi Pradana
8 Juni 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Inilah cara mengarang itu gampang menurut AS Laksana, bukan Arswendo Atmowiloto. Jawa Pos 6 Juni 2021 dalam kolom cerpen memuat sebuah cerpen yang berjudul Bidadari Bunga Sepatu. Ini bukan menjadi hal yang baru ketika seorang AS Laksana cerpennya dimuat di koran. Namun, yang menjadi sorotan banyak orang adalah pengakuannya kemudian.

Ia melakukan pengakuan terbuka di akun Facebook pribadinya. Beliau mengatakan bahwa cerpen yang dimuat di Jawa Pos edisi Minggu, 6 Juni 2021 bukan karyanya. Cerpen tersebut merupakan sebuah karya milik Afrilia, salah satu anggota kelas menulis kreatif cerpen AS Laksana. AS Laksana juga menuturkan bahwa dalam cerpen Bidadari Bunga Sepatu dirinya hanya membubuhkan paragraf pertama dan melakukan editing kepada cerpen tersebut.

Saya awalnya bingung mengapa seorang AS Laksana mempertaruhkan nama besarnya untuk melakukan hal semacam itu. Apa tidak takut ketika nama yang susah payah ia bangun akan jatuh dengan seketika karena hal tersebut? Entahlah, seorang sastrawan memang memiliki pola pikir yang berbeda dengan masyarakat biasa.

Arswendo Atmowiloto mengatakan mengarang itu gampang, meski sebenernya tidak gampang-gampang amat bagi seorang pemula. Arswendo mengatakan gampang karena ia sudah berproses selama bertahun-tahun di dunia kepenulisan cerpen.

Pengakuan AS Laksana ini memicu banyak komentar dari pemerhati sastra dan orang-orang biasa. Komentar yang menjadi sorotan saya adalah dari seorang penulis, sastrawan idola saya, yaitu Eka Kurniawan. Di akun Twitter-nya, Eka Kurniawan memberikan sebuah komentar terhadap hal yang sedang viral ini.

Menurut Eka, ada beberapa hal yang perlu disoroti pada kasus ini. Pertama, mau sebagus apa pun karyamu, cerpen itu dimuat karena ada nama AS Laksana. Kedua, sebuah pertanyaan kepada redaktur Jawa Pos, apakah cerpen tersebut dimuat karena ada bubuhan nama AS Laksana atau karena kualitas cerpennya?

Saya kembali teringat pada sebuah kasus plagiarisme seorang dosen di salah satu kampus yang ada di Indonesia. Ia dipecat dari jabatannya karena terbukti melakukan plagiarisme kepada karya mahasiswanya. Ehm, apakah hal semacam ini bisa dikatakan sebuah plagiarisme atau bukan? Saya belum berani menyimpulkan secara terang-terangan ini merupakan plagiarisme karena bagi AS Laksana mengarang itu gampang dan hanya butuh nama besar, seperti nama dirinya sendiri.

Mungkin cara yang dilakukan oleh AS Laksana ini kurang tepat untuk membuktikan dirinya memang mahir dalam menulis cerpen. Orang-orang sudah tahu bahwa ia adalah seorang sastrawan yang handal, tapi mengapa ia masih butuh pengakuan? Hal semacam ini bukan pilihan yang tepat dilakukan oleh sastrawan sekelas AS Laksana. Orang-orang di luar sana sudah mengetahui kehebatannya dengan menilik karya-karyanya yang pernah dicetak dan dimuat di mana-mana.

Baca Juga:

5 Buku Kumpulan Cerpen yang Sayang Dilewatkan

3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi

Namun, ada satu catatan yang harus digarisbawahi di sini. Semisal, bahwasanya memang benar nama besar seorang AS Laksana yang menyebabkan cerpen tersebut dimuat di Jawa Pos, berarti bisa jadi media memberlakukan status quo? Sudah berkali-kali ditekankan dalam buku Arswendo Atmowiloto, bahwa mengarang itu gampang, yang susah untuk mencari nama besar. Hahaha.

Hal ini menjadikan sebuah teka-teki yang besar bagi para penulis muda yang membutuhkan ruang. Para penulis muda ingin berproses kreatif ruangnya jadi semakin terbatas jika memang benar media mementingkan nama besar ketimbang kualitas karya. Ini bisa menjadi sebuah pelajaran yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi yang menggemari dunia kesusastraan.

Saya menyimpulkan bahwasanya memang benar seorang AS Laksana ini melakukan hal tersebut karena ada dua opsi. Pertama, ia ingin menujunkkan kepada anggota kelas menulisnya bahwa sebuah media mungkin masih ada yang memberlakukan status qou dalam menerima karya. Kedua, AS Laksana ingin membuktikan bahwa dirinya memang sudah punya nama besar dan kemahiran di bidang sastra. Memang benar kata Arswendo Atmowiloto kalau mengarang itu gampang. Di era sekarang yang susah adalah cari nama besar. Hehehe.

Sumber Gambar: YouTube Islands of Imagination

BACA JUGA Beban Ganda Lulusan Sastra Indonesia Jika Ingin Jadi Sastrawan dan tulisan Yogi Dwi Pradana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 November 2021 oleh

Tags: AS LaksanaCerpenJawa PosplagiatPojok Tubir Terminal
Yogi Dwi Pradana

Yogi Dwi Pradana

Mahasiswa Sastra Indonesia UNY. Sedang berada di pojok ruang memikirkan masa depan.

ArtikelTerkait

pungli proyek pemerintah gaji PNS kerja 10 juta pejabat digaji besar tapi solusi minta rakyat mojok

Sebenarnya, Pejabat Itu Dibayar untuk Menyelesaikan Masalah atau Minta Solusi dari Rakyat?

12 Juli 2021
Buat yang Pengin Rangkap Jabatan Jadi Komisaris, Belajarlah dari Rektor UI terminal mojok.co

Buat yang Pengin Rangkap Jabatan Jadi Komisaris, Belajarlah dari Rektor UI

21 Juli 2021
Konten Kreator dan Seekor Monyet terminal mojok.co

Konten Kreator yang Bikin Challenge Jadi Monyet, Nggak Pantas Disamakan dengan Monyet!

29 Juli 2021
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

3 Cara Memupuk Nasionalisme selain Menyanyikan ‘Indonesia Raya’

24 Mei 2021
satpol pp ukulele dirusak mojok

4 Barang yang Bisa Dirusak Pak Satpol PP Pontianak selain Ukulele

22 Juni 2021
Sulitnya Menjadi Fans SID dan JRX di Masa Pandemi terminal mojok

Sulitnya Menjadi Fans SID dan JRX di Masa Pandemi

25 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

30 Desember 2025
Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.