Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Apa Salahnya Orang Datang pas Butuh Doang? Plis deh

Akbar Malik Adi Nugraha oleh Akbar Malik Adi Nugraha
1 Juni 2020
A A
saya memang begitu orangnya, keburukan orang lain. teman lama ngontak lagi, orang datang pas butuh doang sifat teman menyebalkan bikin dijauhi teman suka ngomong sendiri suka cerita tanpa ditanya nggak mau dinasihati mojok.co

orang datang pas butuh doang sifat teman menyebalkan bikin dijauhi teman suka ngomong sendiri suka cerita tanpa ditanya nggak mau dinasihati mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam pertemanan, ada orang-orang yang rebel bin rewel setiap mendapati ada temennya yang datang pas butuh doang. Sampai-sampai mereka posting di story WA kalau punya temen yang datang pas butuh doang.

Sebenernya, apa masalahnya sih orang datang pas butuh doang? Bukannya kita sebagai manusia memang punya kecenderungan untuk berlaku seperti itu ya? Terus, kalau misal nggak datang pas butuhnya doang, artinya pas nggak butuh pun tetap harus datang? Harus cerita kalau hari ini pake sempak warna apa, besok mau ngapain, sampai mungkin kudu ngasih tahu hari ini udah boker berapa kali? Gitu?

Terus bakal ada orang yang membela diri, “Ya nggak gitu juga. Tapi ya datang jangan cuma pas butuhnya doang dong.” Lah, terus gimana definisi dari “nggak datang pas butuhnya doang” ini apa?

Sebagian besar interaksi manusia memang transaksional. Aku kasih kamu A, kamu kasih aku B. Atau, aku datang ke kamu kalau misal aku butuh A, kalau aku butuhnya C aku datang ke dia. Menurut saya, hal itu adalah sesuatu yang sangat logis dan wajar. Karena nggak mungkin juga kita nanya dan mencari sesuatu kepada orang yang tidak kompeten atau nggak tahu dalam hal yang kita ingin cari tahu.

Saya mau nonton film ya saya datang ke XXI atau CGV. Nggak ke apotek. Saya mau makan ya datang ke warteg, bukan ke toko bangunan. Saya mau salat Jumat ya datangnya ke masjid, nggak namu ke rumah orang. Gitu, kan? Kita menempatkan sesuatu pada tempatnya secara tepat.

Misal kita punya banyak temen. Saya yakin, nggak semua dari mereka enak diajak curhat. Ada yang cocok untuk bercanda doang. Ada yang enak diajak deep talk. Ada yang pas buat diajak ngobrol berat-berat. Ada yang pakar cinta jadi kita selalu konsultasi perihal cinta ke dia. Ada yang organisatoris banget jadi kita cerita ke dia tentang masalah organisasi. Ada juga yang akademis banget, jadi kita ngeluh ke dia urusan akademik. Beda-beda, kan? Masak iya kita mau cerita cinta ke tukang bercanda? Yang ada kita dikata-katain bucin.

Idealnya, menurut saya, oke-oke aja kalau misal ada temen yang datang pas butuh doang, berarti ada kebutuhan dia akan sesuatu yang bisa kita penuhi, sementara kebutuhannya yang lain biar orang lain yang penuhi. Kan kita bukan Tuhan yang jadi tempat segala keluh-kesah dan bisa ngejamin kehidupan orang. Justru kita harus bersyukur kalau ada orang yang datang ke kita karena butuh, berarti keberadaan kita dianggap dan dihargai.

Hubungan antar-manusia memang transaksional, tapi yang sering buat masalah dan baper adalah manusia juga makhluk emosional. Banyak orang yang nggak bisa jernih liat persoalan, terlalu pakai hati sampai baper. Kenapa ada statement “KeNapA sIh oRanG iTu datang paS bUtuHnyA doAnG?!” adalah ketidakmampuan melihat secara jernih setiap hubungan sosial. Emosinya terlalu main, logika kurang dikedepankan.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

4 Kelakuan Menjengkelkan Penebeng Kendaraan Teman, Tolong Peka Sedikitlah

Pemahaman hubungan manusia yang bersifat transaksional pun bisa jadi berlaku pada relasi yang paling intim, contoh orang yang berpacaran atau suami istri. Kita berpacaran karena butuh kasih sayang, perhatian, belaian, dan segala bentuk pemenuhan kebutuhan perasaan, bukan? Coba kalau misal pacar kita udah nggak kasih semua kebutuhan itu: dia udah gak sayang, nggak perhatian, bahkan nggak peduli ke kita, apa kita masih mau? Nggak, dong! Nah ya sama aja, kita pun “datang pas butuh doang”.

Suami istri pun begitu, saya kira. Kita menikah karena selain saling cinta, tentu karena butuh temen hidup. Kita butuh temen hidup untuk menjamin dan memastikan kebutuhan biologis, psikologis, dan fisiologis kita terpenuhi. Berapa banyak suami atau istri yang akhirnya memutuskan cerai ketika pasangannya nggak lagi mampu menuhin salah satu, dua, atau bahkan ketiga kebutuhan itu? Banyak, kan.

Kalau ada orang yang datang pas butuhnya doang, nggak masalah. Alam semesta manusia memang berjalan seperti itu. Hal-hal kayak donasi, filantropi, atau kegiatan sosial lainnya pun itu termasuk kebutuhan kita sebagai makhluk sosial, baik dari sudut pandang pemberi ataupun penerima. Yang ngasih tentu punya kebutuhan batin yang akan terpenuhi ketika dia memberi. Begitu juga yang menerima, punya kebutuhan fisik, yang kemudian batinnya pun turut terpenuhi dengan pemberian itu.

Jadi, nggak salah kalau ada orang datang pas butuh doang, karena kita cuma bisa “menuhin kebutuhan” dia pada satu atau dua hal doang, nggak banyak. Nggak perlu ngerasa orang lain datang ke kita pas ada butuhnya doang, kalau kita nggak bisa menuhin semua kebutuhan hidup dia.

BACA JUGA Jangan Ngerasa Repot kalau Orang Tua Minta Diajarin Main Gadget dan tulisan Akbar Malik Adi Nugraha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Juni 2020 oleh

Tags: CurhatTeman
Akbar Malik Adi Nugraha

Akbar Malik Adi Nugraha

Mahasiswa Universitas Diponegoro

ArtikelTerkait

harga diskon

Tidak Percaya dengan Harga Diskon Bukanlah Suatu Dosa

6 Agustus 2019
4 Alasan Seseorang Menanyakan Pekerjaan Orang Lain Saat Ngumpul

4 Alasan Seseorang Menanyakan Pekerjaan Orang Lain Saat Ngumpul

7 September 2020
pahlawan kebersihan

Apresiasi Singkat Untuk Para Pahlawan Kebersihan

30 Agustus 2019
divisi perlengkapan

Panitia Kegiatan yang Paling Capek itu Divisi Perlengkapan

19 Agustus 2019
persahabatan

Hal-hal Sepele yang Membedakan Antara Hubungan Pertemanan dan Persahabatan

3 September 2019
hidup tanpa circle pertemanan itu asyik dan simpel mojok.co

5 Alasan Nggak Punya Circle Itu Nggak Buruk-buruk Banget

27 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa Mojok.co

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

11 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.