Semakin tahun tampaknya aneka ide bisnis semakin bermunculan. Manusia yang dianugerahi kreativitas tanpa batas membuat segala macam hal menjadi komoditi untuk diperjualbelikan. Sempat ramai beberapa tahun lalu dengan istilah ternak lele yang menjadi saran bagi generasi muda untuk membuka usaha. Namun, sepertinya usaha ini akan tergantikan dengan istilah ternak username media sosial.
Hah? Kok bisa sih username media sosial dijual? Emangnya buat apa beli username, kan bisa bikin sendiri? Hal yang sama terlintas di kepala saya saat melihat beberapa akun di Twitter menjajakan username dengan harga yang selangit dan banyak peminatnya. Wow edan, username bisa jadi ide usaha rupanya. Biasanya akun-akun Twitter penjaja username ini menawarkan username mereka dengan sistem lelang. Barang siapa yang ngebid di harga tertinggi saat menjelang close, tentu akan berhasil mendapatkan username yang dijual tersebut.
Transaksi jual-beli username media sosial ternyata didasari karena semakin banyaknya pengguna media sosial yang tentunya membutuhkan username untuk akun mereka. Pilihan username yang makin terbatas karena banyak yang sudah terpakai sehingga para pengguna yang mau mendaftar perlu memutar otak untuk membuat username baru. Hal ini yang kemudian mendasari ramainya penjualan username.
Berbeda dengan jual-beli akun ber-followers ribuan yang bertujuan untuk promosi online shop atau menjadi selebgram, kebanyakan username yang diperjualbelikan ini belum memiliki followers yang banyak. Pemilik akun dengan username yang dijajakan sepertinya memang hanya fokus pada pembuatan username-nya saja, tidak berorientasi pada banyaknya jumlah followers.
Username media sosial yang diperjualbelikan juga bukan username sembarangan, setelah saya melihat-lihat beberapa akun penjaja, rupanya ada beberapa kategori yang yang bisa dijadikan pedoman agar username bisa dijual. Pertama, username tersebut merupakan kata-kata sehari-hari seperti @ingat @nangis. Kedua, ia merupakan nama-nama makanan seperti @dimsum @alpukat. Ketiga, yang paling ramai dan mahal adalah username yang berkaitan dengan nama-nama idol Korea misal @sugga @taehyungi dan lain sebagainya.
Untuk username media sosial dengan nama-nama idol Korea, rupanya ada rumus khusus agar username tersebut bisa dijual. Rumus pertama, username yang dijual adalah username “rata” misalnya @jennie @rose, sedangkan username “tidak rata” @qwrtybag. Rumus kedua, username tersebut ditambah satu huruf, mengganti huruf, atau pindah satu huruf dari nama aslinya. Bingung? Sama, jadi lebih baik saya kasih contoh.
Nama asli Namjoon, username yang bisa dijual dengan menambah satu huruf contohnya @namjoon(v). Apabila menambah 2 huruf menjadi @namjjonv berarti tidak bisa dijual. Lalu, username dengan mengganti huruf @n(s)amjoon itu bisa dijual, tapi bila diganti 2 huruf tidak bisa dijual. Selanjutnya, dengan memindah huruf, contohnya @najoon(m), seperti yang sebelumnya, bila yang dipindah 2 huruf maka tidak dapat dijual.
Saya baru saja tahu bahwa ilmu jual-beli username media sosial seribet ini. Namun, yang membuat saya heran harga dari username-username tersebut jauh di atas bayangan saya. Awalnya saya berpikir paling username hanya laku paling mahal di kisaran harga ratusan ribu, rupanya saya salah. Username @taehyungi yang dilelang beberapa hari lalu rupanya laku seharga Rp6,2 juta. Beneran lho, Rp6,2 juta duit beneran bukan duit Monopoly, edan.
Pantas bisnis ternak username media sosial ini banyak ditekuni. Bukan hanya karena ia unik, tetapi karena memang ada yang berminat untuk membeli dengan harga berjuta-juta rupiah. Ya, selama dengan harga tersebut si pembeli merasa senang dan puas yang tidak masalah. Salut untuk para penjual username ini, bisa mencari celah untuk berbisnis. Meskipun untuk saya pribadi tidak pernah berkeinginan bahkan tidak terpikir untuk membeli username seharga jutaan rupiah. Edan po aku beli username Rp6 juta, mending buat nyicil rumah.
BACA JUGA Membedah Alasan Bapak-bapak Pakai Nama Kota di Akun Media Sosialnya atau tulisan Sri Pramiraswari Hayuning Ishtara lainnya.