Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Andai Saya Jadi Presiden Selama Sehari, Saya Akan Melakukan Dobrakan Ini

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
24 Agustus 2021
A A
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika membaca ulang judul ini, saya selalu teringat mimpi konyol ketika masih SD. Dulu saya membayangkan bahwa nikmat sekali jadi presiden meskipun sehari saja. Bisa tinggal di istana negara, makan enak, dan memenjarakan orang dan guru yang saya benci. Ah ingin sekali kembali ke masa SD. Bebas bermimpi dan belum tahu jerat struktur hierarki sosial.

Itu kan dulu, ketika saya masih berpikir berpegangan tangan dengan perempuan menyebabkan hamil. Di usia yang sudah hampir kepala tiga ini, mimpi jadi presiden selama sehari terasa percuma. Hampir-hampir tidak ada manfaat selayaknya KKN online dan aksi filantropis influencer.

Saya menyadari, presiden Indonesia hanyalah satu bagian kecil dari pemerintahan. Meskipun bergelar “pemimpin negara”, semua tetap kembali ke tangan rakyat melalui perwakilan. Namanya juga negara demokratis. Kalau mimpinya adalah jadi presiden Korea Utara sehari, sudah saya luncurkan semua arsenal nuklir milik negara Juche ini ke seluruh dunia. Maklum, mimpi distopian masih menarik bagi saya.

Kembali ke urusan presiden Indonesia, saya rasa tidak banyak yang bisa dilakukan dalam sehari. Apalagi mengubah sebuah produk hukum yang harus melalui persetujuan DPR. Apa sih yang bisa diharapkan dari sistem pemerintahan yang memuja fotokopi KTP dan menanti pertolongan KitaBisa?

Tapi, saya melihat sedikit kemungkinan menarik. Sebagai simbol negara (katanya), apa yang terucap dari bibir seorang presiden bisa memberi dampak signifikan. Minimal lebih berdampak daripada jemari saya saat menulis ini. Kalau saya jadi presiden selama sehari, ada sedikit kesempatan untuk memicu geger gedhen di negeri PPKM ini.

Pesan sate 50 tusuk

Sebagai individu yang lahir di tengah keluarga Sukarnois, saya pikir lucu juga untuk mencoba hidup seperti bapaknya Megawati, eh, Bapak Proklamator ini. Dan seturut dengan apa yang dicontohkan Bung Karno, saya ingin pesan 50 tusuk sate ayam sebagai perintah pertama. Serupa dengan apa yang presiden pertama RI di sore pertama sebagai presiden de facto.

Yah setidaknya saya bisa menikmati privilege seorang presiden dalam sehari. Sebab, saya tidak punya cukup waktu untuk menyebar benih katak, lesehan menanti tahun baru dengan sarungan, atau membuat hukum untuk efisiensi investasi serta menyunat hak pekerja. Jadi realistis saja sih foya-foyanya.

Mengaudit ulang PNS

Ini adalah balas dendam saya terhadap beberapa aparatur sipil negara yang memilih game Zuma daripada mengurusi berkas saya. Sebab saya tahu, presiden punya hak prerogatif untuk memecat dan mengangkat PNS. Nah, ini kesempatan saya untuk menyunat beban negara.

Baca Juga:

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

Tunjangan Kinerja buat ASN, Beban Kerja buat Honorer, di Mana Adabmu?

Mungkin satu hari ini bisa jadi shock therapy bagi para PNS yang luntang-lantung. Saya ingin mengaudit ulang para PNS ini, dan memecat aparat yang tidak punya integritas selain kepada game jadul ini. Kalau perlu, saya memerintahkan adanya sistem KPI layaknya perusahaan swasta untuk menilai para PNS ini. Harapannya bangsa Indonesia bisa mentas dari sikap menyebalkan aparat yang menuntut fotokopi KTP namun malas-malasan mengurus berkas fisik.

Jadi presiden selama sehari ternyata menyenangkan.

Membubarkan staf milenial

Sebagai staf khusus bentukan presiden, maka saya punya kendali penuh terhadap staf milenial. Nah, saya sebagai presiden juga punya kemampuan untuk membubarkan staf yang memang fenomenal ini. Bukan fenomenal karena capaian prestasi, tapi karena fungsi dan kinerja mereka yang terlampau ra mashok ini!

Setidaknya saya bisa menghemat anggaran negara juga. Serta ikut menekan rasa malu pemerintah ketika staf milenial ini membuat statement. Yah lumayan lah, setidaknya esok hari setelah saya lengser dari presiden ada yang berubah. Setidaknya esok hari kita sebagai rakyat yakin uang pajak ini tidak masuk ke kantong staf nirmanfaat ini.

Membuka Istana Negara untuk dijadikan RS Darurat COVID-19

Saya pernah bergumam saat melewati Gedung Agung di pusat Kota Jogja. “Andai aku presiden, aku buka gedung ini sebagai RS COVID-19.” Bukan tanpa alasan. Saya sendiri menyaksikan eyang saya dirawat di teras RS karena ruang UGD penuh. Bisa dibilang, saya ada dendam pribadi dengan penanganan pandemi.

Membuka seluruh istana negara sebagai RS Darurat mungkin tidak benar-benar signifikan. Andaikata persiapan alat kesehatan bisa dikebut sehari, kapasitas perawatan juga tidak melonjak signifikan. Tapi, saya bisa melakukan publicity stunt sederhana yang semoga membesarkan hati rakyat. Bahwa pemerintah tetap hadir secara nyata menyelamatkan rakyat dari pandemi.

Melaksanakan penanganan pandemi seturut UU Kekarantinaan Kesehatan

Ini juga sedikit cara saya menunjukkan kehadiran pemerintah dalam penanganan pandemi. Sudah lama banyak pihak menuntut penanganan pandemi COVID-19 dilaksanakan seturut UU Kekarantinaan Kesehatan. Alasannya sudah pasti agar negara tidak lepas tangan saat melakukan karantina.

Setidaknya, saya bisa merasakan karantina wilayah dengan support penuh negara. Dan meskipun saya yakin kalau upaya ini pasti terhalang oleh birokrasi, tapi apa salahnya mencoba ketika jadi presiden selama sehari ini? Kecuali ketika saya sebagai presiden masih terjebak urusan fotokopi KTP untuk melaksanakan UU ini.

Membuka akses dokumen serta CCTV Pemerintah ke rakyat

Wah ini juga jadi mimpi saya sejak lama. Dan dalam waktu satu hari ini, saya yakin saya punya cukup waktu untuk membuka rahasia-rahasia pemerintah. Edward Snowden saja bisa membuka file pemerintah Amerika Serikat bermodal ilmu hacking. Masak saya yang seorang presiden kalah keren dengan Mas Snowden ini?

Seperti bola salju, saya hanya melempar akses saja ke masyarakat. Ya pastinya dengan format read only. CCTV di berbagai gedung pemerintahan juga ingin saya buka. Biar saja dalam sehari rakyat bisa mengepul data yang selama ini dirahasiakan. Entah karena sensitif, penting, atau demi menutupi belang pemerintah.

Meminta maaf

Nah, yang terakhir ini adalah mimpi besar saya juga. Sebagai sosok yang menjadi simbol negara (katanya), saya bisa mewakili pemerintah untuk minta maaf. Apalagi urusan minta maaf ini selalu dituntut berbagai elemen masyarakat, entah dalam urusan apa saja.

Pertama, minta maaf karena pemerintah abai dalam melindungi rakyat dari Pandemi. Kedua, minta maaf karena presiden lain tidak mengindahkan Aksi Kamisan. Ketiga, minta maaf pada aksi genosida pasca 65 dan reformasi. Keempat, minta maaf karena sudah melemahkan KPK. Dan terakhir, minta maaf karena saya cuma jadi presiden selama sehari.

*********

Meskipun saya skeptis dengan segala sistem pemerintahan, setidaknya seru juga jadi presiden sehari. Dan di pengujung pemerintahan saya yang sehari ini, saya ingin menutup dengan ngopi santuy di depan istana negara. Dengan sarung dan kaos oblong, tersenyum bangga karena bisa berbuat sesuatu yang kadang gagal dilakukan seseorang selama lima tahun.

BACA JUGA ‘Negri Ngeri’ Adalah Gambaran Indonesia Saat Dihajar Pandemi dan tulisan Prabu Yudianto lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: auditfotokopi ktppnspresidenstaf milenial
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

5 Hal yang Sering Dipamerkan PNS di Media Sosial (Shutterstock.com)

5 Hal yang Sering Dipamerkan PNS di Media Sosial

7 Maret 2022
Kerja Berharap Reward? Jangan Jadi PNS! Shutterstock

Kerja Berharap Reward? Jangan Jadi PNS!

24 April 2022
puan maharani dpr Pak RT mojok

Puan Maharani, ketimbang Menambah Periode Jabatan Presiden, Mending Lakukan 3 Hal Ini

29 Desember 2020
20 Kosakata Perhotelan yang Sering Digunakan PNS Terminal Mojok

20 Kosakata Perhotelan yang Sering Digunakan PNS

21 Juni 2022
Mutasi PNS 7 Rahasia agar Cepat Diterima dan Disukai di Kantor Baru Terminal Mojok

Mutasi PNS: 7 Rahasia agar Cepat Diterima dan Disukai di Kantor Baru

24 September 2022
Menerka Alasan CPNS Mundur setelah Lulus Seleksi cpns 2023

Menerka Alasan CPNS Mundur setelah Lulus Seleksi

28 Mei 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.