Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Analisis Kritis Makna Kata ‘Anjay’. Sebuah Perspektif Hermeneutika

Muhammad Dzal Anshar oleh Muhammad Dzal Anshar
31 Agustus 2020
A A
Analisis Kritis Makna Kata 'Anjay'. Sebuah Perspektif Hermeneutika kata anjay dilarang merusak moral anjay KPAI terminal mojok.co

Analisis Kritis Makna Kata 'Anjay'. Sebuah Perspektif Hermeneutika kata anjay dilarang merusak moral anjay KPAI terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai pembawa titah S. Ag Sarjana Anjay Guys  (Sarjana Agama), bukan Sarjana Abangan ya, saya adalah mahasiswa konsentrasi Ilmu Al Quran dan Tafsir. Mungkin terdengar asing, tapi percayalah, program studi itu memang ada. Kali ini kita bahas kata ‘anjay’ secara serius dan sejalan dengan keilmuwan, oke?

Hermeneutika adalah sebuah metode yang digunakan untuk memahami kitab suci bibel. Hermeneutika konon merujuk pada seorang tokoh dalam mitologi Yunani yakni Hermes. Ia adalah dewa yang bertugas untuk menyampaikan pesan kepada manusia. Dari kata inilah kemudian berkembang menjadi sebuah metode dalam memahami teks berdasarkan konteksnya, yang pada akhirnya juga1 berkembang sebagai aliran filsafat.

Para hermeneutis memegang teguh prinsip relativisme kontekstual, temporal dan personal. Dalam memahami sebuah teks sebagai produk dari akal manusia. Berikut ini saya sajikan sebuah analisa kritis terhadap pemaknaan kata ‘anjay’ berdasarkan perspektif ilmu hermeneutika:

1. Relativitas Kontekstual Kata ‘Anjay’ .

Sebuah bahasa, yang bukan berasal dari wahyu Tuhan, pada dasarnya hanyalah produk budaya (muntaj tsaqafi). Lalu berkembang sesuai dengan kondisi sosial masyarakat pengguna bahasa itu. Dalam hal ini, kata ‘anjay’ adalah sebuah kata yang berasal dari kata “anjing” kemudian juga menghasilkan turunan kata ‘anjrit’. Konteksnya digunakan untuk mengumpat.

Oleh karena itu, relativitas penggunaan kata ‘anjay’ dan ‘anjrit’ yang merupakan derivasi dari kata ‘anjing’ tergantung dari budaya pengguna bahasa atau kata itu. Apabila kondisi sosial budaya masyarakat pengguna bahasa tersebut menempatkan kata itu dalam konteks ucapan untuk menghina atau mencela, maka kata itu akan berkonotasi negatif. Sebaliknya jika budaya masyarakat penggunanya hanya menggunakan kata tersebut untuk menunjukkan kepada hewan tertentu, maka tak ada masalah dengan itu.

Sebagai contoh, saat saya menggunakan kata ‘sontoloyo’ untuk menyebut seorang penggembala itik, maka konteks kata itu adalah figure of speech untuk menunjukkan profesi penggembala itik, bukan untuk merendahkan apalagi mencela.

2. Relativitas Temporal Kata ‘Anjay’

Sebagai sebuah metode interpretasi, hermeneutika juga memperhatikan aspek temporal sebuah kata, yakni dengan mengkaji waktu penggunaan kata tersebut dan pemaknaannya berdasarkan konteks sosial masyarakat pada saat itu (siyaqul kalam).

Dalam perspektif ini, kita semua memahami bahwa kata ‘anjay’ sebelumnya tak pernah didengar sebagai umpatan. Kata ini mulai akrab sebagai kata untuk mencela di kalangan anak milenial. Sebelumnya kita hanya akrab dengan kata ‘anjing’ dan ‘anjrit’ yang kemudian semakin familiar setelah digunakan dalam dialog berbagai film Indonesia, baik yang bergenre action, komedi, hingga percintaan anak muda, salah satunya dialog Milea di film Dilan 1991. Kata ‘anjing’ dan ‘anjrit’ kemudian diperhalus dengan mengganti rimanya menjadi ‘ay’ meskipun tetap digunakan untuk mengumpat.

Baca Juga:

Harga Beras Hari Ini Naik, dan Hal Itu Jangan Pernah Dianggap Sepele, Bisa Memicu Inflasi!

Kebijakan Pemkot Pekalongan yang Sebaiknya Nggak Usah Terlalu Dipercaya

Namun demikian, kata tersebut dalam perspektif temporal hermeneutika, adalah sebuah kata yang terjebak dalam waktu tertentu. Berdasarkan pada konteks sosial masyarakat tertentu, ia pada dasarnya hanya bersifat relatif temporal. Entah kata apa yang digunakan oleh anak cucu kita kelak untuk mengumpat orang-orang jahat di generasi mereka?

3. Relativitas Personal Kata ‘Anjay’

Personal berasal dari kata person yang menunjukkan pada pribadi seseorang, dalam hal ini, relativitas sebuah kata berasal dari person tertentu yang menciptakan kata itu.

Sebagai contoh, sejarah penggunaan kata ‘jancok’, yang konon berasal dari nama seorang pelukis belanda Jan Cox yang lagi tenar. Kala itu tentara Belanda datang untuk menghabisi tentara Jepang dengan sebuah tank bertuliskan Jan Cox.

Sebagaimana dulu kebiasaan saya menulis ‘Naruto’ di buku catatan, demikianlah awak operator M3 A3 Stuart ini juga ngefans sama Jan Cox, sang pelukis. Berkembang dari seorang yang ngefans dengan pelukis, kata ‘Jancok’ dikalangan prajurit TKR kemudian digunakan sebagai idiom untuk menandai kedatangan Belanda dan sebagai peringatan bahaya, yang kemudian berakhir menjadi kata umpatan di kalangan orang Jawa Timur.

Serupa dengan kata ‘anjay’ yang entah siapa yang pertama kali menggunakan kata ini untuk mengumpat. Intinya relativitas kata ‘anjay’ pada dasarnya hanya sebatas kata biasa, sampai ada orang yang mengkonotasikannya ke arah negatif. Hmmm, siapa sih, anjay!

Sumber gambar: Unsplash.com.

BACA JUGA Yamaha Vega ZR, Melepasnya Adalah Kebodohan, Mempertahankannya Adalah Kebodohan yang Lain dan tulisan Muhammad Dzal Anshar lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Agustus 2020 oleh

Tags: analisis hermeneutikakebijakan pemerintah
Muhammad Dzal Anshar

Muhammad Dzal Anshar

Orang lapar, disayang Tuhan.

ArtikelTerkait

Kebijakan Pemkot Pekalongan yang Sebaiknya Nggak Usah Terlalu Dipercaya

Kebijakan Pemkot Pekalongan yang Sebaiknya Nggak Usah Terlalu Dipercaya

1 Juli 2023
rakyat kecil, kemiskinan, acara tv

Bodo Amat Soal Kebijakan, Rakyat Kecil Maunya Cuma Bisa Makan

7 April 2020
Saya Setuju Tunjangan PNS Kembali dalam Bentuk Beras, Asal 6 Syarat Ini Dipenuhi Terminal Mojok

Saya Setuju Tunjangan PNS Kembali dalam Bentuk Beras, asalkan 6 Syarat Ini Dipenuhi

6 Februari 2023
Alangkah Baiknya Tiga Kementerian Ini Dibubarkan Saja terminal mojok.co

Alangkah Baiknya Tiga Kementerian Ini Dibubarkan Saja

22 Desember 2020
Membela Pemerintah Soal Pentingnya Pariwisata di Tengah Pandemi Corona

Membela Pemerintah Soal Pentingnya Pariwisata di Tengah Pandemi Corona

17 Maret 2020
diimbau jangan mudik

Diimbau Jangan Mudik Tapi Boleh Mudik Itu Maksudnya Gimana, sih?

3 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.